9 sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli
terhadap upaya pencegahan penyakit menular Sander, 2005. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorientasi
pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Pada perempuan,
semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu Widyastuti, 2005.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan
memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan
dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan Depkes RI, 1999.
Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik
dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan formal, akan semakin baik pengetahuan tentang
kesehatan Hastono, 1997.
B. Pendapatan
Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat
mengenai sanitasi, lingkungan dan perumahan. Kemampuan anggaran
10 rumah tangga juga mempengaruhi kecepatan untuk meminta pertolongan
apabila anggota keluarganya sakit Widoyono, 2008. Menurut Grossman dalam Murti 2005 terdapat perbedaan antara
upah minimum dengan pendapatan, jika pendapatan adalah uang yang diterima tanpa bekerja permintaan untuk modal kesehatan mungkin lebih
kecil karena pendapatan tidak secara langsung mengurangi status kesehatan. Pendapatan yang diterima tidak secara langsung berhubungan dalam
memberi keuntungan atau kerugian atau memberi manfaat kesehatan. Akibatnya, tingkat optimalisasi dalam permintaan kesehatan untuk setiap
individu menurun dan penurunan dalam permintaan perawatan kesehatan. Menurut Faturrahman dan Mollo 1995 tingkat pendapatan berkaitan
dengan kemiskinan yang akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah jenis
pekerjaan, pendidikan formal kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dan lain-lain Sumiarto, 1993.
C. Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang organism terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan Simons-Morton et al., 1995. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan
11 atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan
Notoatmodjo, 2005. Menurut Mubarok et.al 2007 perilaku seseorangmasyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan fasilitas, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perilaku manusia secara operasional
dapat dikelompokkan menjadi 3 macam domain, yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan nyataperbuatan.
Menurut Machfoed 2005, perilaku sehat adalah perilaku yang didasarkan oleh prinsip-prinsip kesehatan. Perilaku adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi
manusia bersifat pasif pengetahuan, persepsi, sikap maupun bersikap aktif tindakan yang nyata.
Menurut Machfoed 2005, pengertian perilaku kesehatan mempunyai dua unsur pokok, yaitu:
1. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif pengetahuan, persepsi,
dan sikap maupun bersifat aktif tindakan yang nyata atau praktis 2.
Stimulus atau rangsangan, terdiri dari 4 unsur pokok yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan.
12
D. Bentuk-bentuk Perilaku Kesehatan