Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Pendidikan

6

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pada pedagang hidangan istimewa kampung HIK di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres Kotamadia Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Mengetahui hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pada pedagang hidangan istimewa kampung HIK di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres Kotamadia Surakarta 2. Tujuan khusus: a. Mengetahui pendidikan pedagang hidangan istimewa kampung HIK di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres Kotamadia Surakarta. b. Mengetahui pendapatan pedagang hidangan istimewa kampung HIK di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres Kotamadia Surakarta. c. Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pedagang hidangan istimewa kampung HIK. 7 d. Menganalisis hubungan antara pendidikan dan PHBS pada pedagang hidangan istimewa kampung HIK. e. Menganalisis hubungan antara pendapatan dan PHBS pada pedagang hidangan istimewa kampung HIK.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah wacanainformasi mengenai hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS. 2. Bagi masyarakat Sebagai informasi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat PHBS dan mencegah penularan penyakit. 3. Bagi Dinas Kesehatan Surakarta Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya promosi perilaku hidup bersih dan sehat PHBS bagi masyarakat. 4. Bagi peneliti lain Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya tentang hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS.

E. Ruang Lingkup

Lingkup penelitian ini dibatasi pada hubungan pendidikan, pendapatan dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pedagang hidangan istimewa kampung. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan menerima informasi kesehatan dari media massa dan petugas kesehatan. Banyak kasus kesakitan dan kematian masyarakat diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Suatu laporan dari negara bagian Kerala di India Utara menyatakan bahwa status kesehatan disana sangat baik, jauh diatas rata-rata status kesehatan nasional. Setelah ditelusuri ternyata tingkat pendidikan kaum wanitanya sangat tinggi diatas kaum pria Widoyono, 2008. Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai wawasan luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya Dinkes Jawa Tengah, 2007. Jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan 9 sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular Sander, 2005. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu Widyastuti, 2005. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan Depkes RI, 1999. Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan formal, akan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan Hastono, 1997.

B. Pendapatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara

21 158 71

Hubungan Suku Dengan Pola Hidup Sehat dan Infeksi Soil-Transmitted Helminth pada Anak Usia Sekolah Dasar di Medan Labuhan

0 82 76

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pelaksanaan Program UKS dan Kebiasaan Hidup Bersih Sehat Murid Kelas VI SD RA Kartini Kota Tebing Tinggi

4 88 58

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ) Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Phbs Dengan Kelengkapan Pengisian Form Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)Di P

1 4 15

Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kepuasan pernikahan pada wanita menikah.

3 16 123

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Institusi Pendidikan MATERI PHBS

1 2 50