commit to user 7
7
berupa wol besar. Berat badan domba jantan berkisar 30-40 Kg dan domba betina 15-20 Kg Sodiq et al., 2008.
B. Pencernaan Ruminansia
Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab
atas pengambilan, penerimaan, pencernaan dan absorpsi nutrien mulai dari mulut sampai ke anus. Sistem pencernaan bertanggung jawab pula terhadap
pengeluaran bahan-bahan
pakan yang
tidak dapat
dicerna. Sistem pencernaan dibagi atas saluran yang dilengkapi dengan beberapa organ-organ yang diperlukan didalam proses pencernaan bahan
pakan. Saluran pencernaan meliputi : rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, sekum dan usus besar Soebarinoto et al., 1991.
Ternak ruminansia mengunyah makanannya dan mencampurnya dengan sejumlah air liurnya, sebelum ditelan masuk ke dalam ruang
retikulo-rumen. Cairan retikulo-rumen mengandung 85 persen air dan terdapat dalam dua bagian; bagian bawah adalah cair dan mengandung
makanan halus dalam suspensi, bagian atas lebih kering terdiri dari makanan kasar dan padat seperti hay, hijauan dan sebagainya. Isi retikulo
rumen dicampur aduk dengan kontraksi berirama yang terus menerus dari otot-otot dinding retikulo-rumen tersebut. Kemampuan lain dari ternak
ruminansia adalah mengembalikan makanan dari retikulo-rumen ke mulut regurgitasi untuk dimamah atau dikunyah kembali Tillman, 1991.
commit to user 8
8
Esofagus merupakan organ yang menghubungkan faring dengan lambung rumen. Bolus pakan yang dibentuk di dalam rongga mulut dapat
berjalan melalui esofagus karena adanya gerakan anti peristaltik dari esofagus. Rumen terletak disebelah kiri rongga mulut, memanjang dari
tulang rusuk ke 7 dan 8 sampai dengan tulang pinggang, bagian dalam rumen tidak halus, tetapi dilapisi oleh tonjolan-tonjolan kecil yang disebut
papillae yang menyerupai papilla lidah dan berfungsi untuk memperluas permukaan rumen dan absorbsi. Retikulum secara fisik tidak terpisah dari
rumen, tetapi secara anatomi berbeda, retikulum merupakan jalan antara rumen dan omasum, dimana pada retikulum terdapat lipatan-lipatan esofagus
yang merupakan lipatan jaringan yang langsung dari esofagus menuju omasum. Omasun terletak disebelah kanan garis median atau sebelah rusuk
ke 7 – 11, berbentuk ellips dan dihubungkan dengan retikulum oleh saluran sempit dan pendek yang disebut orificium reticulo omasal. Abomasum
merupakan bagian lambung yang memanjang, terletak didasar rongga perut, abomasum disejajarkan dengan perut sejati karena disinilah disekresikan
cairan lambung oleh sel-sel abomasum Soebarinoto et al., 1991. Kambing dan domba adalah ternak ruminansia yang mempunyai
lambung majemuk yang membedakannya dengan ternak non-ruminansia yang berlambung tunggal. Lambung depan reticulo-rumen merupakan
lambung terbesar dari saluran pencernaan dimana sebagian besar pakan yang dikonsumsinya akan dicerna. Pencernaan pakan terutama dilaksanakan
oleh mikroorganisme terutama protozoa dan bakteri didalam satu proses fermentasi Wodzicka dan Tomaszewska, 1993.
Lambung ruminansia terdiri dari 4 bagian yaitu : 1 rumen, 2 reticulum, 3 omasum dan 4 abomasums. Pada waktu ruminansia masih
menyusu, rumen dan reticulum belum berkembang sempurna sehingga air susu terus masuk kedalam omasum dan abomasum. Sejak mendapatkan
pakan cair, rumen dan reticulum ruminoretikulum mulai berkembang terus sehingga pada waktu dewasa kapasitasnya telah mencapai ± 85 persen,
omasum sebesar 10-14 persen dan abomasum sebesar 3-5 persen dari seluruh
commit to user 9
9
kapasitas lambung. Perkembangan ini dicapai oleh sapi pada umur 5-6 bulan dan oleh kambing atau domba pada umur 2-3 bulan Kamal, 1994.
Rumen merupakan tabung besar dengan berbagai kantong yang menyimpan dan menyampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Kerja bakteri
dan mikroba terhadap zat-zat makanan menghasilkan pelepasan produk akhir yang dapat diasimilasi. Papila berkembang dengan baik sehingga luas
permukaan rumen bertambah tujuh kalinya. Dari keseluruhan asam lemak terbang yang diproduksi, 85 persen diabsorpsi melalui epitelium retikulo
rumen Arora, 1989. Asam lemak tak jenuh dapat mengalami hidrogenasi dalam rumen
menjadi lemak jenuh padat yang sulit dicerna. Oleh karena itu agar tidak mengganggu aktivitas rumen, sebelum dicampur pakan, lemak perlu
mendapat perlakuan. Pemberian asam lemak tak jenuh pada ruminansia akan mengalami kendala apabila diberikan secara langsung dalam pakan karena
1 asam lemak tak jenuh dalam rumen akan mengalami hidrogenasi menjadi asam lemak jenuh; 2 asam lemak tak jenuh bersifat anti mikroba selulolitik
sehingga mengganggu aktivitas mikroba rumen. Teknologi agar asam lemak tak jenuh tidak mengalami hidrogenasi dalam rumen, tetapi langsung masuk
ke abomasum yaitu salah satunya dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan kombinasi penyabunan dan enkapsulasi dalam bentuk sabun asam
lemak, yaitu berbentuk kristal, yang stabil pada pH netral seperti dalam rumen Setyaningrum dan Prayitno, 2010.
C. Pakan Ruminansia