Kecernaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

commit to user 19 19 b. Kelembaban Kelembaban meningkat, pengeluaran panas melalui respirasi menurun menyebabkan penurunan konsumsi. Konsumsi pakan atau jumlah pakan yang dihabiskan oleh seekor ternak. Tinggi rendahnya kandungan energi pakan akan dapat mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi pakan, disamping itu konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : macam pakan, palatabilitas pakan, faktor toksik, dan pakan yang voluminous bulky, pakan yang voluminous bulky atau pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi akan menurunkan jumlah konsumsi pakan Kamal, 1997. Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal lingkuangan dan faktor internal kondisi ternak itu sendiri yang dapat diuraikan sebagai berikut : lingkungan, palatabilitas, selera, status fisiologi, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, bobot tubuh, produksi Tobing, 2010. Jumlah konsumsi pakan adalah faktor penentu yang penting yang menentukan jumlah nutrient yang didapat ternak dan selanjutnya mempengaruhi tingkat produksi Wodzicka et al, 1993. Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan makanan tersebut diberikan secara ad libitum. Konsumsi adalah faktor esensial yang merupakan dasar untuk hidup dan menentukan produksi Parakkasi, 1999.

E. Kecernaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Percobaan kecernaan pada ruminansia dapat dilakukan secara artifisial menggunakan metode in vitro. Pengukuran dengan metode in vitro mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: mengurangi resiko kematian ternak, mewakili penampilan ternak dan lebih ekonomis. Kelemahan metode in vitro adalah media yang digunakan tidak mungkin dapat mempunyai kondisi yang sama seperti pada kecernaan in vivo dan commit to user 20 20 untuk mengukur daya cerna tidaklah tepat cocok dengan prosedur walaupun korelasinya tinggi Arora, 1989. Daya cerna digestibility adalah bagian nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses. Biasanya dinyatakan dalam dasar bahan kering dan apabila dinyatakan dalam persentase disebut ”koefisien cerna”. Daya cerna pakan berhubungan erat dengan komposisi kimiawinya dan serat kasar mempunyai pengaruh terbesar terhadap daya cerna ini. Daya cerna semu protein kasar tergantung pada persentase protein kasar dalam pakan. Hal ini dikarenakan nitrogen metabolik konstan jumlahnya, sehingga pengurangan terhadap nitrogen dalam pakan dan protein tetap. Daya cerna suatu bahan pakan juga tergantung pada keserasian nutrien yang terkandung di dalam pakan. Pada ternak ruminansia apabila tidak terdapat satu dari nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme, maka daya cernanya akan berkurang. Akibatnya kadar karbohidrat yang tinggi yang akan mengurangi daya cerna serat kasar Tillman et al., 1991. Nilai nyata dari makanan ternak dapat ditentukan bila daya cernanya diketahui. Makanan yang dicerna adalah bagian yang tidak dikeluarkan dan diperkirakan diserap oleh ternak Williamson dan Payne, 1993. Pengukuran daya cerna pada dasarnya adalah usaha untuk menentukan jumlah nutrien yang diserap dalam tractus gastrointestinalis. Selisih antara nutrien yang terkandung dalam makanan yang dimakan dan zat-zat makanan dalam feses adalah jumlah yang tinggal dalam tubuh hewan atau jumlah dari nutrien yang dicerna dapat pula disebut koefisien cerna Anggorodi, 1990. Tinggi rendahnya koefisien cerna dari pakan bervariasi tergantung pada : 1. Spesies ternak, masing-masing spesies mempunyai kemampuan mencerna pakan yang berbeda sehingga koefisien cerna dari pakan berbeda pula untuk masing-masing spesies ternak. 2. Ukuran partikel pakan, makin kecil ukuran partikel pakan akan makin mudah decerna sehingga akan makin tinggi koefisien cernanya. commit to user 21 21 3. Jumlah pakan yang dimakan, makin banyak pakan yang dimakan akan makin kurang sempurna proses pencernaannya sehingga makin rendah koefisien cernanya. 4. Kondisi individu ternak, pada masa berproduksi air susu atau telur akan lebih inggi kemampuannya mencerna pakan dari pada masa tidak produksi. Sehingga koefisien cernanya akan lebih tinggi pada masa produksi Kamal, 1997. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan adalah : 1 komposisi pakan, daya cerna makanan berhubungan erat dengan komposisi kimiawinya dan serat kasar mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap daya cerna, 2 kecernaan semu protein kasar, tergantung pada persentase protein kasar dalam makanan oleh karena nitrogen metabolik konstan jumlahnya sehingga pengurangan terhadap nitrogen dalam makanan, 3 lemak, ransum hewan kadar lemaknya rendah dan pengaruhnya terhadap pemberian makanan secara praktis sangat kecil, 4 penyiapan pakan, beberapa perlakuan terhadap bahan makanan semisal pemotongan dan pemasakan mempengaruhi daya cerna, 5 faktor hewan, bahan makanan yang rendah serat kasarnya, daya cernanya hamper sama untuk ruminansia dan non ruminansia, 6 jumlah pakan, penambahan jumlah makanan yang dimakan mempercepat arus makanan dalam usus sehingga mengurangi daya cerna Tillman et al., 1991. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecernaan hijauan pakan adalah faktor yang berkaitan dengan status fisiologis rumen yang dapat mempengaruhi populasi mikroba dan gerak saluran pencernaan Wodzicka et al., 1993. commit to user 22 22 HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitin dalam ransum berpengaruh nyata terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan kecernaan serat kasar domba lokal jantan. commit to user 23 23

III. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh suplementasi probiotik cair EM4 terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organic ransum domba lokal jantan

0 4 38

PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK CAIR EM4 TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 29

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN TEPUNG SAMPAH ORGANIK DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 59

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, ACID DETERGENT FIBER (ADF) DAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 5 51

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU TERPROTEKSI DAN L-CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA PAKAN SAPI PERAH LAKTASI.

0 1 4

SUPLEMENTASI L-KARNITIN DAN MINYAK IKAN TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE).

0 0 11

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK ITIK LOKAL JANTAN (ANAS PLATHYRYNCHOS).

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP pH, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK , DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO.

0 0 13

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

0 0 5