Pakan Ruminansia TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 9 9 kapasitas lambung. Perkembangan ini dicapai oleh sapi pada umur 5-6 bulan dan oleh kambing atau domba pada umur 2-3 bulan Kamal, 1994. Rumen merupakan tabung besar dengan berbagai kantong yang menyimpan dan menyampur ingesta bagi fermentasi mikroba. Kerja bakteri dan mikroba terhadap zat-zat makanan menghasilkan pelepasan produk akhir yang dapat diasimilasi. Papila berkembang dengan baik sehingga luas permukaan rumen bertambah tujuh kalinya. Dari keseluruhan asam lemak terbang yang diproduksi, 85 persen diabsorpsi melalui epitelium retikulo rumen Arora, 1989. Asam lemak tak jenuh dapat mengalami hidrogenasi dalam rumen menjadi lemak jenuh padat yang sulit dicerna. Oleh karena itu agar tidak mengganggu aktivitas rumen, sebelum dicampur pakan, lemak perlu mendapat perlakuan. Pemberian asam lemak tak jenuh pada ruminansia akan mengalami kendala apabila diberikan secara langsung dalam pakan karena 1 asam lemak tak jenuh dalam rumen akan mengalami hidrogenasi menjadi asam lemak jenuh; 2 asam lemak tak jenuh bersifat anti mikroba selulolitik sehingga mengganggu aktivitas mikroba rumen. Teknologi agar asam lemak tak jenuh tidak mengalami hidrogenasi dalam rumen, tetapi langsung masuk ke abomasum yaitu salah satunya dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan kombinasi penyabunan dan enkapsulasi dalam bentuk sabun asam lemak, yaitu berbentuk kristal, yang stabil pada pH netral seperti dalam rumen Setyaningrum dan Prayitno, 2010.

C. Pakan Ruminansia

1. Pakan Hijauan Pada umumnya makanan domba berasal dari hijauan yang terdiri dari berbagai jenis rumput dan daun-daunan. Hijauan tersebut merupakan bahan makanan yang kandungan serat kasarnya relatif tinggi, termasuk kelompok bahan makan hijauan segar, hay, dan silage. Ternak domba merupakan ternak yang memerlukan hijauan dalam jumlah yang besar Sugeng, 2000. Pakan hijauan dan bahan berserat sebagai pakan basal bagi ruminansia akan difermentasi oleh mikroba rumen sehingga commit to user 10 10 menghasilkan asam lemak terbang sebagai sumber energi dan pasokan rantai karbon Ali, 2007. Hijauan yang masih muda akan lebih dapat dicerna dari pada yang tua. Perbedaan dalam daya cerna tersebut bila tumbuh-tumbuhan menjadi tua, disebabkan karena bertambahnya kadar lignin yang hampir tidak dapat dicerna meskipun oleh ternak ruminansia Anggorodi, 1980. Pemberian hijauan dalam keadaan segar, umumnya lebih disukai domba dibanding dengan pemberian dalam keadaan layu maupun kering, namun ada beberapa jenis hijauan yang dalam keadaan segar masih mengandung racun yang bisa membahayakan domba Sodiq et al., 2008. Sifat fisika kimia jaringan tanaman berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya dan mengakibatkan bervariasinya kualitas hijauan tanaman makanan ternak serta nilai biologisnya untuk ternak ruminansia. Tambahannya kualitas hijauan pakan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap tersedianya nutrien untuk mikroba rumen. Sifat-sifat hijauan pakan dapat diukur secara kimiawi, dengan mengukur jumlah penyusun dinding sel yang ada dan konsentrasi nutrien yang essensial, diikuti dengan kecernaan Wodzicka dan Tomaszewska, 1993. 2. Pakan Konsentrat Konsentrat atau pakan penguat terdiri dari biji-bijian yang digiling halus, seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak padi. Bahan pakan tersebut umumnya kandungan serat kasarnya rendah sehingga mudah dicerna Sudarmono dan Sugeng, 2009. Konsentrat adalah pakan yang mengandung nutrisi tinggi dengan kadar serat kasar yang rendah. Pakan konsentrat meliputi susunan bahan pakan yang terdiri dari biji-bijian dan beberapa limbah hasil proses industri bahan pakan biji-bijian seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa tetes dan umbi. Peranan pakan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal untuk tumbuh dan berkembang secara sehat Akoso, 1996. commit to user 11 11 Bungkil kedelai merupakan limbah produksi minyak kedelai. Sebagai bahan makanan sumber protein asal tumbuhan, bungkil ini mempunyai kandungan protein yang berbeda sesuai kualitas kacang kedelai Rasyaf, 1994. 3. Onggok Fermentasi Onggok merupakan sumber energi yang relative murah tetapi kadar protein kasar rendah. Berdasarkan komposisi kimia onggok dapat menggantikan penggunaan bekatul dan jagung. Onggok dapat digunakan pada ternak dalam bentuk segar, dicampur dengan bahan pakan lain dalam bentuk konsentrat atau disimpan dalam bentuk kering untuk sewaktu- waktu digunakan pada saat kekurangan pakan Widodo, 2009. Menurut Deptan 2009 mengatakan bahwa berdasarkan tingginya kandungan BETN pada onggok, maka onggok dapat digunakan sebagai sumber energi. Substitusi onggok sebagai bahan pakan masih dihadapkan pada masalah rendahnya kandungan protein dan rendahnya kecernaan. Untuk meningkatkan penggunaan pakan agar lebih optimal pemanfaatannya maka perlu dilakukan pengolahan, salah satu caranya adalah dengan melakukan fermentasi onggok. Bahan pakan yang tidak kompetitif dengan kebutuhan manusia dan potensial adalah onggok yaitu limbah dari pengolahan ubi kayu atau Manihot Esculenta crantz atau tapioka atau cassava Rasyaf, 1990. Onggok sebagai hasil sampingan pembuatan tepung tapioka selain harganya murah, tersedia cukup, mudah didapat, dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia Ali, 2007. Menurut Rasyid et al., 1996 onggok merupakan sumber energi yang mempunyai kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN bagi ternak serta penggunaannya dalam ransum mampu menurunkan biaya ransum. Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan produk-produk tertentu. Ragi dibuat dari tepung beras, yang dijadikan adonan ditambah ramuan-ramuan tertentu dan dicetak menyerupai kue-kue kecil dengan diameter ± 2-3 cm. Secara tradisional commit to user 12 12 bahan-bahan seperti laos, bawang putih, tebu kuning atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis dicampur dengan tepung beras, lalu ditambah sedikit air sampai terbentuk adonan. Adonan ini kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 3 hari dalam keadaan terbuka, sehingga ditumbuhi khamir dan kapang secara alami. Setelah itu adonan yang telah ditumbuhi mikroba diperas untuk mengurangi airnya dan dibuat bulat-bulat lalu dikeringkan. Adapun isolat-isolat yang diperoleh dari ragi tersebut terdiri atas 4 macam isolat mikroba, yaitu dua isolat kapang dari genus Rhizopus dan dua isolat khamir yaitu satu dari genus Saccharomyces dan satu genus dari genus Schizosaccharomyces Muhiddin et al., 2000. Proses fermentasi yang berhasil ditandai dengan munculnya warna keabuan dan kompak.apabila ditemukan warna miselium yang kehitam- hitaman, berarti proses fermentasi berlangsung tidak sempurna atau telah terjadi kontaminasi. Onggok yang terfermentasi sempurna kemudian dikeringkan untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu bahan baku ransum Balitnak, 2000. 4. Minyak Ikan Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24; asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang, yang menyebabkan lipida tidak larut dalam air dan tampak berminyak dan berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di alam, sel atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipida yang berbeda Lehninger, 1982. Ikan tuna Thunnus sp tergolong ikan berkualitas baik dan merupakan penghasil devisa dari sumber hayati perikanan Indonesia. Menurut James L. Sumich dalam Abun 2006 ikan tuna mempunyai ciri- ciri sebagai berikut : tubuhnya kaku dengan sisik-sisik kecil di seluruh tubuhnya, sirip belakangnya kecil dan tubuhnya panjang. Ikan tuna termasuk keluarga Scombridae, bentuk tubuhnya memanjang seperti cerutu atau torpedo, berwarna kebiru-biruan atau biru tua, mempunyai dua commit to user 13 13 sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang, serta mempunyai jari-jari sirip tambahan finlet di belakang sirip punggung Departemen Pertanian, 1983. Minyak ikan lemuru yang diambil dari daerah Muncar Jawa Timur mempunyai kandungan minyak 4,5-11,8 persen Hanafiah dan Murdinah dalam Saerang, 2003. Selanjutnya Untung et al., dalam Saerang. 2003 menyatakan bahwa lemuru adalah ikan laut yang mengandung 25,17 persen asam lemak tidak jenuh yang berkonfigurasi omega-3. Jumlah asam lemak tidak jenuh berkonfigurasi omega-3 yang dikandung minyak limbah ikan lemuru sangat tergantung dari banyak sedikitnya ikatan rangkap yang sudah teroksidasi. Proses oksidasi timbul karena pemanasan, penyimpanan dan filtrasi. Minyak ikan mengandung asam lemak tak jenuh, selain sebagai sumber energi juga merupakan sumber vitamin A dan D yang penting. Yang perlu diingat adalah minyak ikan beserta vitamin yang terkandung didalamnya mudah teroksidasi dan mengalami kerusakan. Karena itu harus dilindungi dari cahaya yang kuat dan disimpan dalam tempat kedap udara. Minyak ikan mengandung asam lemak rantai panjang yang sangat baik pengaruhnya terhadap kesehatan, karena itu minyak ikan juga sering dikonsumsi manusia Murni et al., 2008. Berdasarkan hasil pengujian karakteristik minyak ikan lemuru terlihat sebelum proses pemurnian berwarna coklat muda dan setelah proses pemurnian berwarna kuning muda. Perubahan bau juga terjadi dari bau yang amis kuat menjadi bau amis yang lemah Rasyid, 2001. Minyak ikan merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral yang sering digunakan sebagai parameter dalam pertumbuhan. Pertumbuhan erat kaitannya dengan kecernaan dan pertambahan berat badan, semakin meningkat koefisien cerna nutrien, pertumbuhan dan berat badan akan meningkat, ini merupakan indikasi meningkatnya pemanfaatan protein dalam ransum ternak Mc Donal et al, cit Astawa, 2006. commit to user 14 14 Sumber asam lemak omega-3 banyak dijumpai pada ikan laut, utamanya ikan lemuru, ikan tuna dan ikan hiu. Ikan lemuru bila di pres akan menghasilkan minyak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 utamanya EPA Eikosapentaenoat dan DHA Dokosaheksaenoat sebanyak 34,17 persen dan 17,40 persen dan kandungan lemaknya 6 persen serta TDN 182 kkalkg sedang minyak ikan tuna bila di pres akan menghasilkan minyak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 utamanya EPA Eikosapentaenoat dan DHA Dokosaheksaenoat sebanyak 33,6 sampai 44,85 persen dan 14,64 serta mengandung lemak 5,8 persen dan TDN 178 kkalkg Sudibya et al., 2004 dan 2007. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi hidrogenasi dalam rumen adalah dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan kombinasi penyabunan dan enkapsulasi dalam bentuk sabun asam lemak yaitu berbentuk kristal yang stabil pada pH netral seperti dalam rumen. Performan sabun asam lemak dari bahan baku minyak ikan lemuru setengah jadi sebelum dikristalkan mempunyai sifat fisik sangat bagus. Bentuk adonan padat dan kalis. Mudah dibuat lempengan tipis dan mudah mengeras saat direndam dalam CaCl 2 jenuh. Perendaman adonan dalam CaCl 2 jenuh dimaksudkan untuk upaya kristalisasi sabun. Warna kristal sabun dari minyak ikan lemuru setelah kering adalah coklat muda Setyaningrum dan Prayitno, 2010. commit to user 15 15 O O R C + NaOH R C + H 2 O OH basa ONa air Asam lemak bebas Sabun O O R C + 3CaCl 2 R C Ca +3 NaCl ONa O Garam asam lemak Sabun kalsium Gambar 1. Reaksi pembentukan sabun kalsium Ketaren, 1986. 5. L-Carnitin L-carnitin , suatu betaine turunan dari β-hydroxybutirat, ditemukan dalam hampir semua sel hewan yang lebih tinggi dan juga beberapa mikroorganisme dan tanaman. Dua asam amino esensial, yaitu lisin dan metionin berfungsi sebagai substrat utama untuk biosintesisnya. L-carnitin berfungsi sebagai transfer asam lemak rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria ke dalam matriks metokondria. Untuk transfer ester asil Ko-A yang ditransesterifikasi untuk membentuk ester asil carnitin Zeyner et al., 1999. L-Carnitin memiliki beberapa fungsi lain seperti mengubah-KoA asetil: KoA rasio, transportasi menengah dan pendek rantai asam lemak dari peroksisom pada mitokondria, dan modulasi fluks intermediet melalui jalur yang terkait dengan asam lemak, glukosa, dan metabolisme nitrogen Ji et al., 1996 ; Owen et al., 2001A.. Peran L-carnitin dalam oksidasi asam lemak hepatik menunjukkan bahwa status L-carnitin dapat mempengaruhi tingkat akumulasi lipid hati pada sapi perah. Pada sapi perah, carnitin merangsang oksidasi asam lemak hepatik in vitro Jesse et al., 1986; Drackley et al., 1991.. commit to user 16 16 Asil carnitin tidak dapat menembus masuk melewati membran dalam mitokondria ke tempat sistem enzim β-oksidasi asam lemak, sehingga untuk menembus rintangan ini, gugus asil ditransesterkan dari COA-SH ke carnitin. Reaksi ini dikatalis oleh asiltransferase carnitin, suatu enzim yang berhubungan dengan membran dalam mitokondria Lehninger, 1993 Gambar 2. Mekanisme tansfer asam lemak melalui pengangkutan carnitin Membran mitokondria interna Karnitin palmitoil transferase II Karnitin Asil karnitin translokase KoA Karnitin Asil karnitin Asil-KoA Asil karnitin Beta oksidasi Membran mitokondria eksterna ATP + KoA AMP + PPi FFA Asil-KoA Asil-KoA sintetase Tiokinase Karnitin palmitoil transferase I Asil-KoA KoA Karnitin Asil karnitin commit to user 17 17 Mekanisme transportasi asam lemak membrane mitokondria melalui mekanisme pengangkutan L-carnitin Menurut Dinkes, 2009. Langkah-langkah mekanisme sebagai berikut: 1. Asam lemak diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. 2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil KoA dikonversikan oleh enzim carnitin palmitoil transferasi I yang terdapat pada membrane eksterna mitokondria menjadi asil carnitin, baru senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria. 3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil carnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan carnitin keluar. 4. Asil carnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada dimembran interna mitokondria menjadi asil KoA dan carnitin dibebaskan. 5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk ke dalam proses oksidasi beta. Asam lemak yang masuk dalam sel diaktifkan menjadi derivat Co- A yang dapat dikonversi menjadi ester lipid dalam mitokondria untuk disimpan, oksidasi asam lemak dilakukan setelah melampaui membran mitokondria termasuk pembentukan derivat karnitin untuk digunakan dalam sistem oksidasi asam lemak Parakkasi, 1999. Carnitin adalah senyawa yang mengandung nitrogen dengan berat molekul rendah yang melayani bolak-balik gugus asil lemak melintasi membran mitokondria. Carnitin disintesis dari lisin yang diikat protein Mongomery et., al, 1993. commit to user 18 18

D. Konsumsi Pakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh suplementasi probiotik cair EM4 terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organic ransum domba lokal jantan

0 4 38

PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK CAIR EM4 TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 29

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN TEPUNG SAMPAH ORGANIK DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 59

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, ACID DETERGENT FIBER (ADF) DAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 5 51

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU TERPROTEKSI DAN L-CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA PAKAN SAPI PERAH LAKTASI.

0 1 4

SUPLEMENTASI L-KARNITIN DAN MINYAK IKAN TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE).

0 0 11

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK ITIK LOKAL JANTAN (ANAS PLATHYRYNCHOS).

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP pH, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK , DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO.

0 0 13

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

0 0 5