commit to user 32
32
pengelompokan ternak yang diacak sesuai dengan rancangan acak kelompok yaitu pengelompokan dari bobot badan kecil, bobot badan sedang dan bobot
badan besar. Pada penelitian ini kelompok pertama memiliki kisaran bobot badan kecil, kelompok kedua memiliki kisaran bobot badan besar dan
kelompok ketiga memiliki bobot badan yang besar. Untuk kelompok 1 berbeda sangat nyata P0,01 dengan kelompok 2
dan kelompok 3, sedangkan kelompok 2 menunjukkan berbeda nyata dengan kelompok 3. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan bobot badan antara
ketiga kelompok dari bobot badan kecil, sedang sampai besar sehingga konsumsinya juga akan berbeda. Menurut Tillman et al., 1989 bahwa pada
domba yang lebih berat atau memiliki bobot badan yang lebih besar akan memerlukan energi yang lebih banyak untuk mendapatkan kenaikan satu unit
pertambahan bobot badan.
B. Konsumsi Bahan Organik
Rerata konsumsi bahan organik domba lokal jantan yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat Tabel 5.
Tabel 5 Rerata konsumsi bahan organik domba lokal jantan gekorhari Perlakuan
Rerata Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
P0 287,61
369,17 416,86
375,88
a
P1 390,68 376,49
495,12 420,76
b
P2 463,47
642,40 748,75
618,21
c
P3 622,06
704,95 856,87
727,96
d
P4 724,28
752,39 789,90
755,86
d
Rerata 497,09
a
569,08
b
661,50
c
Ket: Angka dengan superskrip yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata P0,01
Rerata konsumsi bahan organik domba lokal jantan berturut-turut dari P0, P1, P2, P3 dan P4 adalah 375,88; 420,76; 618,21; 727,96 dan 755,86
gramekorhari. Hasil analisis variansi suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitin dalam ransum menunjukkan hasil berbeda sangat nyata
demikian pula pada kelompok menunjukkan berbeda sangat nyata P0,01 lampiran 2 terhadap konsumsi bahan organik. Menurut Kamal, 1994 bahwa
commit to user 33
33
konsumsi bahan kering mempunyai korelasi positif terhadap konsumsi bahan organik, sehingga konsumsi bahan kering dapat mempengaruhi konsumsi
bahan organik. Kadar bahan organik ransum dari P0 sampai P4 berturut-turut 89,14; 89,68; 89,68; 86,23 dan 86,23 persen. Bahan organik merupakan bahan
kering yang telah dikurangi abu, komponen bahan kering bila difermentasi di dalam rumen akan menghasilkan asam lemak terbang yang merupakan sumber
energi bagi ternak Arora, 1989. Pakan dengan Suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitin
dalam ransum menunjukkan kenaikan konsumsi bahan organik pada tiap perlakuan. Kenaikan konsumsi bahan organik dari P1 dengan P2, P3 dan P4
menunjukkan kenaikan yang berbeda sangat nyata P0,01 dari perlakuan kontrol P0. pada P0 yang diberi jagung kuning mempunyai kandungan BETN
sebesar 76,1 persen dan pada ransum yang diberi onggok fermentasi kandungan BETN onggok fermentasi sebesar 80,68 persen. Selain itu hasil
yang berbeda sangat nyata di duga karena TDN dan BETN onggok fermentasi, ternyata ada kecenderungan TDN dan BETNnya lebih tinggi dari TDN dan
BETN jagung. Karena onggok sebelumnya telah difermentasi jadi di duga dapat meningkatkan bahan organik. Menurut Rachman, 1989 bahwa proses
untuk menghasilkan berbagai produk dengan perantara atau melibatkan mikrobia. Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh
energi yang diperlukan untuk metabolisme terhadap senyawa-senyawa organik secara anaerobik.
Untuk P1 berbeda sangat nyata P0,01 dengan konsumsi bahan organik pada P2, P3 dan P4. untuk P2 yang disuplementasi dengan L-carnitin
berbeda nyata P0,05 dengan konsumsi bahan organik P3 dan P4 yang diberi suplementasi L-carnitin dan P3 diberikan minyak ikan lemuru
sedangkan P4 minyak ikan tuna. Sedangkan pada P3 berbeda tidak nyata P0,05 dengan P4 hal ini dimungkinkan karena kandungan nutrien yang
terdapat pada minyak ikan lemuru dan minyak ikan tuna hampir sama.
commit to user 34
34
C. Konsumsi Serat kasar