Bahan Tambahan Pengolahan Dodol

commit to user memerlukan air sebagai penentu tingkat keberhasilan produk yang diinginkan Syarif dan Irawati, 1988. Secara bakteriologis air minum adalah yang pertama yaitu kuman yang terdapat dalam 1cc air minum harus kurang dari 100 sel mikroorganisme. Syarat yang kedua yaitu bakteri coli tidak boleh ada dalam 100cc air minum, karena bakteri coli dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah air sudah tercemar oleh tinja dan bakteri coli adalah penyebab diare Gunawan, 2000.

2. Bahan Tambahan

Garam Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif kation dan ion negatif anion, sehingga membentuk senyawa netral tanpa bermuatan. Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan pangan yang pertama dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam makanan Buckle dkk., 1985. Garam yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah jenis garam dapur NaCl. Garam ini berfungsi untuk memantapkan rasa manis pada dodol, memberikan rasa gurih, menimbulkan rasa lezat dan membantu menghindari pertumbuhan bakteri karena garam bersifat mengikat air sedangkan mikroba hidup membutuhkan air jadi apabila air sudah terikat oleh garam maka kemungkinan hidup mikroba menjadi semakin kecil. Itulah yang menyebabkan garam bisa digunakan sebagai pengawet Hartati dkk, 1996.

3. Pengolahan Dodol

Pengolahan bahan pangan merupakan salah satu fungsi untuk memperbaiki mutu bahan pangan, baik dari nilai gizi maupun daya commit to user cerna, memberikan kemudahan dalam penanganan, efisiensi biaya produksi, memperbaiki cita rasa dan aroma, menganekaragamkan produk dan memperpanjang masa simpan. Tahap pengolahan dodol rosela dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Sortasi Sortasi adalah memilih hasil panen rosela yang telah dilakukan untuk membedakan rosela yang baik dan rosela yang jelek. Penentuan mutu bahan didasarkan pada kesegaran, kebersihan, ukuran, warna, bentuk, kebebasan dari benda asing dan penyakit, serta kerusakan oleh serangga dan luka mekanik yang diakibatkan karena kesalahan dalam pengangkutan, atau luka yang disebabkan pada saat pemanenan Afrianti dan Herliani, 2008. b. Pencucian Pencucian rosela bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel, residu fungisida atau insektisida dan memperoleh penampakan yang baik. Pencucian dapat dilakukan dengan menggunakan air atau dengan sikat Buckle, et al., 1985. c. Blanching Secara umum tujuan blanching adalah menonaktifkan enzim. Selain itu juga untuk menaikkan temperatur jaringan, untuk membersihkan bahan dan untuk melayukan bahan sehingga memudahkan perlakuan berikutnya. Proses blanching pada rosela bertujuan untuk mempertajam flavour dan warna. Widjanarko, 1998. Blanching dilakukan terutama menginaktifkan enzim-enzim di dalam bahan pangan, diantaranya enzim yang paling tahan panas dalam sayuran dan buah-buahan. Perlakuan blanching praktis selalu dilakukan karena jika bahan pangan dibekukan tidak dapat menghambat keaktifan enzim secara sempurna. Blanching dipengaruhi panas yang diberikan sehingga dapat mematikan commit to user mikroba. Blanching biasanya dilakukan pada suhu 82 C – 93 C selama 2-5 menit Winarno dan Fardiaz, 1980. d. Penghancuran Menurut Suprapti 2001, penambahan air ini ditujukan supaya memudahkan proses penghancuran. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus dengan menggunakan blender. e. Pemasakan Tahap pemasakan adalah tahap yang paling kritis, pemasakan bertujuan untuk menghilangkan bau mentah dari bahan. Pemasakan dilakukan dengan suhu tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. Suhu yang terlalu rendah memunculkan bau yang masih mentah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi membuat produk menjadi hangus Desrosier, 1988. f. Pengemasan Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang besar dari pada yang umumnya diketahui. Industri pangan cenderung untuk membedakan antara proses pengalengan dan pembotolan di suatu pihak lain. Sampai batas tertentu, ini merupakan perbedaan nyata antara metoda pengolahan pangan yang mengikutsertakan sterilisasi danatau pasteurisasi terhadap metoda pengawetan lainnya termasuk rehidrasi dan pembekuan cepat Buckle dkk., 1985. Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa setelah jangka waktu penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan antara bahan pangan yang segar dengan bahan pangan yang telah disimpan selama jangka waktu tersebut di atas. Perubahan yang terjadi merupakan suatu kerusakan. Meskipun demikian, sebagian bahan pangan mungkin menjadi matang atau commit to user tua setelah dikemas dan memang ada perbaikan dalam waktu singkat tetapi kemungkinan diikuti oleh kerusakan Buckle dkk., 1985.

C. Antioksidan

Dokumen yang terkait

Inovasi Bentuk dan Kemasan Dodol Sirsak Kaya Vitamin C Untuk Kalangan Muda dengan Slogan “Sekali Coba Pasti Ketagihan”

0 5 19

Dodol Mangrove Kaya Vitamin C

0 5 17

UJI PROTEIN DAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN TERUNG UNGU (Solanum melongena) DAN STROBERI Uji Protein Dan Vitamin C Pada Pembuatan Dodol Dengan Penambahan Terung Ungu (Solanum melongena) Dan Stroberi (Fragaria ananassa) Dengan Variasi

0 3 15

UJI PROTEIN DAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN TERUNG UNGU ( Solanum melongena) DAN STROBERI Uji Protein Dan Vitamin C Pada Pembuatan Dodol Dengan Penambahan Terung Ungu (Solanum melongena) Dan Stroberi (Fragaria ananassa) Dengan Varias

1 3 13

PROSES PEMBUATAN SELAI HERBAL ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) KAYA ANTIOKSIDAN DAN VITAMIN C

0 2 59

UJI PROTEIN DAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN TERUNG UNGU (Solanum melongena) DAN MANGGA Uji Protein Dan Vitamin C Pada Pembuatan Dodol Dengan Penambahan Terung UngU (Solanum melongena) Dan Mangga (Mangifera indica) Dengan Variasi Lama

0 3 15

UJI PROTEIN DAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN TERUNG UNGU (Solanum melongena) DAN MANGGA Uji Protein Dan Vitamin C Pada Pembuatan Dodol Dengan Penambahan Terung UngU (Solanum melongena) Dan Mangga (Mangifera indica) Dengan Variasi Lama

0 4 12

Produksi pembuatan selai sawo kaya akan vitamin c feri

1 3 52

Indonesia merupakan negara kaya akan sum

0 0 1

TUGAS AKHIR - Pembuatan minuman kesehatan “marissa” Kaya antioksidan dan vitamin c

0 3 41