commit to user
4. Karakteristik Sensori Dodol Rosela
Produk dodol rosela yang telah dibuat kemudian dilakukan analisis sensori dengan uji kesukaan. Produk dodol rosela ini diuji oleh panelis
yang tidak terlatih berjumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam analisis sensori ini adalah metode uji skoring yaitu panelis bisa menilai
dodol rosela yang diujikan sesuai dengan skala nilai yang diberikan. Uji metode skoring ini dipilih karena untuk mengetahui tingkat kesukaan
panelis terhadap dodol rosela. Dodol rosela diuji berdasarkan 5 parameter, yaitu warna, aroma,
tekstur, rasa, dan secara keseluruhan overall. Skala nilai yang digunakan dalam uji analisis sensori ini adalah 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka,
3 = kurang suka, 4 = netral, 5 = agak suka, 6 = suka, dan 7 = sangat suka.
5. Analisis Karakteristik Kimia
Setelah dilakukan uji sensori kemudian dilakukan uji sesuai dengan dodol rosela yang paling disukai oleh panelis. Uji yang dilakukan meliputi
uji kadar vitamin C Sudarmadji 1997 dan uji aktivitas antioksidan Amrum 2007. Untuk uji kadar vitamin C dilakukan dengan metode titrasi
iodine, sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH.
6. Analisis Ekonomi
Setelah diketahui formulasi dodol rosela yang paling disukai melalui uji kesukaan skoring dan diketahui juga kandungan vitamin C
dan antioksidan melalui analisis kimia, kemudian akan diperhitungkan analisis ekonomi dodol rosela untuk mengetahui harga pokok, harga jual,
dan keuntungan produk. Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui analisa kelayakan ekonomi yang meliputi biaya produksi biaya tetap dan
biaya tidak tetap, Break Even Point BEP, Return of Investment ROI, Net Benefit Cost BC, dan Payback Period PP.
commit to user
7. Analisis Data
Hasil uji organoleptik yang terdiri dari 4 formulasi yaitu dodol rosela dengan perbandingan kelopak rosela dan tepung ketan 75:25, dodol
rosela dengan perbandingan kelopak rosela dan tepung ketan 50:50, dodol rosela dengan perbandingan kelopak rosela dan tepung ketan 25:75, dan
dodol rosela dengan perbandingan kelopak rosela dan tepung ketan 0:100. Hasil uji organoleptik dianalisis dengan menggunakan metode Analysis of
Variance ANOVA dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test DMRT pada
taraf signifikansi α = 0,05. Data dianalisis dengan SPSS 16.0 for windows.
commit to user
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses pembuatan dodol rosela
Proses pengolahan dodol rosela melalui beberapa tahap yaitu sortasi, pencucian, blanching, penghancuran, pemasakan, dan pengemasan.
1. Sortasi Kelopak bunga rosela yang akan diolah menjadi dodol rosela
dipilih kelopak bunga rosela yang segar yang sudah matang atau tua dan berwarna merah, bunga rosela yang sehat adalah tidak busuk, cacat atau
layu, bebas hama penyakit. Kondisi tua dan matang diperlukan supaya dodol rosela yang dihasilkan mempunyai aroma yang kuat dan
memberikan tekstur yang halus dan rasa yang enak. Fungsi dari proses sortasi adalah memisahkan kelopak rosela yang baik dengan kelopak
rosela yang tidak baik untuk medapatkan produk dodol yang bermutu. 2. Pencucian
Pencucian berfungsi
untuk menghilangkan
kotoran yang
menempel, residu fungisida atau insektisida dan memperoleh penampakan yang baik. Pencucian dapat dilakukan dengan menggunakan air mengalir
dan dengan sikat halus. Pencucian dilakukan setelah kelopak dipisahkan dari bijinya,
setelah itu dicuci dalam baskom menggunakan air bersih. Pencucian kelopak rosela dilakukan satu persatu dikarenakan biasanya kotoran
banyak ditemukan menempel di dalam kelopak rosela. 3.
Blanching Blanching bertujuan untuk melayukan atau melunakkan jaringan
bunga supaya memudahkan proses berikutnya, menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki. Menghilangkan lendir pada bunga, serta
memperbaiki warna produk atau memantapkan warna. Blanching dilakukan dengan cara mencelupkan kelopak rosela dalam air mendidih
selama 5 menit.