b Peserta didik dapat secara kelompok menemukan temuan yang telah mereka
cari sendiri c
Peserta lebih aktif dalam pembelajaran d
Dengan model pembelajaran
problem bassed learning
peserta cenderung akan terbiasa menyelesaikan setiap permasalahan yang ada
C.
Direct Intruction
. Menurut arens dalam jurnal Gazali
Direct inruction
merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari pengetahuan dasar yang
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Direct inruction
adalah suatu pembelajaran yang bertumpu pada prinsip-prinsip prilaku dan teori belajar social yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang berstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap,
selangkah demi selangkah. Adapun langkah-langkah model pembelajaran
direct inruction
yaitu: 1.
Penyampaikan tujuan pembelajran dan mempersiapkan siswa 2.
Mendemonstrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan 3.
Pemberian latihan terbimbing 4.
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5.
Pemberian latihan mandiri tugas individu
Carin menyatakan bahwa
direct inruction
secara sistematis menuntun dan membantu siswa untuk melihat hasil belajar dari masing-masing tahap demi tahap.
Sedangkan menurut kadir dan nur model pelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
26
D. Berpikir Kritis
1. Pengertian Berpikir Kritis
Dalam beberapa tahun berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat popular dalam dunia pendidikan. Karena banyak alas an, para pendidik menjadi lebih
tertarik untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan berbagai corak. Berpikir kritis memungkinkan peserta didik untuk menemukan kebenaran di tengah
banjir kejadian informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.
27
Menurut Costa menyatakan bahwa berpikir terdiri atas kegiatan atau proses berikut: menentukan hukum sebab akibat, pemberian makna terhadap sesuatu yang
baru, mendeteksi keteraturan diantara fenomena. Penentuan kualitas bersama klasifikasi, dan menemukan ciri khas fenomena. Secara teknis, kemampuan berpikir
kritis dalam bahasa taksonomi Bloom diartikan sebagai kemampuan intelektual, yaitu
26
Gazali Labba, Implementasi Model Pembelajaran Direct Intruction Untuk Meningkatkan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN Di Kelas XI IPA 1 SMAN 2 Limboto
, Tersedia: Jurnal, h.3.
27
Fachrurazi, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kema mpuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar,
2011, Tersedia: Jurnal, h. 80-81.
kemampuan menganilisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Dalam bahasa lain kemampuan-kemampuan ini dapat dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis.
28
Menurut Scriven Paul mengemukakan berpikir kritis didefinisikan bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual aktif dan trampil
menkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk kepercayaan dan tindakan. Dalam bentuk contoh, didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal yang
melampaui bagian-bagian materi subjek, seperti: kejelasan, ketepatan, presisi konsistensi, relevansi, pembuktian, alasan-alasan yang baik, kedalaman, luas, dan
kewajaran.
29
Seperti yang diterangkan dalam firman Allah Q.S Ali-Imran : 190- 191
30
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
28
Dwi Indira Pratiwi, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Quiz Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self Esteem peserta didik kela s X pada mata Pelajaran
Biologi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Tersedia:Skripsi, 2015, h.23.
29
Muh. Tawil Liliasari, Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelejaran IPA, Makassar:Universitas Negeri Makassar, 2013 h.7.
30
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahan, Bandung: CV, Jamanatul ‘Ali-
art,2006, h.75
dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka.”
Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Pada QS. Ali-Imran ayat 190-191 di dalamnya memiliki kandungan hukum yaitu Allah mewajibkan
kepada umatnya untuk menuntu ilmu dan memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi yakni memahami ketetapan-
ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq, pengetahuan serta pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda-tanda bagi orang yang
berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada
di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan. Menurut Etnnis, berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Menurut Muhfahroyin, berpikir kritis adalah suatu proses yang
melibatkan operasi mental seperti deduksi induksi, klasifikasi, evaluasi, dan penalaran.
31
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah proses pemecahan masalah yang terdiri dari kegiatan menganalisis ide
atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakan secara tujuan, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkan kearah yang lebih sempurna
31
Dwi Indira Pratiwi, Op.Cit. h.24.