Kaitan Corporate Governance dengan Pengungkapan Sosial dan

commit to user 30

B. Kaitan Corporate Governance dengan Pengungkapan Sosial dan

Lingkungan Salah satu tujuan perusahaan mengeluarkan pelaporan praktik sosial dan lingkungan adalah untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat, sehingga perusahaan dimungkinkan hanya mengungkapkan informasi yang positif mengenai perusahaan Hartanti, 2003. Tujuan demi citra positif semata dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas pengungkapan sosial dan lingkungan karena laporan tersebut tidak menggambarkan kegiatan perusahaan yang sebenarnya Utama, 2007. Menurut Said, Zainuddin, dan Haron 2009, diperlukan mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan. Prinsip responsibilitas menyatakan bahwa perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan KNKG, 2006, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Hal tersebut sejalan dengan teori stakeholders dimana tujuan perusahaan tidak hanya untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham, namun juga memikirkan kepentingan pemangku kepentingan yang lain Gray, Owen, dan Adams, 1996. Prinsip transparansi pun dapat meningkatkan kualitas pengungkapan karena keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan mengenai perusahaan, dapat menyebabkan laporan praktik sosial dan lingkungan mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan Utama, 2007. commit to user 31 Corporate governance yang dijalankan dengan benar dapat berpengaruh terhadap pelaporan perusahaan Eng dan Mak, 2003, termasuk pengungkapan sosial dan lingkungan sehingga diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan stakeholders. Ettredge, Johnstone, Stone, dan Wang 2010 menemukan bukti bahwa kualitas corporate governance memiliki hubungan positif dengan kepatuhan pengungkapan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance 2006, dewan komisaris bertugas mengawasi tindakan direksi dan memberikan nasehat kepada direksi dan memantau efektifitas praktik corporate governance yang diterapkan perusahaan. Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat meningkatkan efektifitas corporate governance karena komisaris independen dituntut untuk lebih mengutamakan kepentingan seluruh stakeholders Utama, 2007. Ettredge, Johnstone, Stone, dan Wang 2010 menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan. Menurut Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117M-MBU2002, dewan komisaris wajib menyelenggarakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. Dalam keadaan perusahaan yang membutuhkan kontrol yang ketat, dewan komisaris seharusnya meningkatkan frekuensi rapatnya Khanchel, 2007. Peningkatan frekuensi rapat dewan komisaris dapat membenahi kinerja perusahaan yang buruk dengan lebih cepat Vafeas, 1999. Berdasarkan hal tersebut, semakin banyak rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris, semakin mendorong perbaikan kualitas pengungkapan perusahaan. commit to user 32 Variabel lain yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap pengungkapan adalah pengalaman komisaris utama karena dengan pandangan dan pengalaman yang luas, seperti memiliki pemahaman di bidang sosial, budaya, dan lingkungan, komisaris utama dapat mengembangkan pengungkapan tanggung jawab sosial di perusahaannya Utama, 2007. Diharapkan dengan pengalaman sosial, budaya, dan lingkungan komisaris utama dapat meningkatkan kualitas pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan. Menurut Keputusan Menteri Kepmen BUMN Nomor: Kep-103MBU2002, komite audit adalah komite yang bekerja secara kolektif dengan dewan komisaris dan berfungsi membantu komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite audit bertugas untuk memastikan bahwa terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, forecast, dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham. Dalam pasal 4 ayat 1 Kepmen BUMN Nomor: Kep-103MBU2002, komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga anggota, terdiri satu anggota dewan komisaris dan dua orang ahli yang bukan pegawai BUMN yang bersangkutan. Salah satu dari anggota tersebut merupakan anggota dewan komisaris yang sekaligus merangkap sebagai ketua. Anggota independen komite audit tidak terafiliasi dengan perusahaan dan terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari FCGI, 2001 sehingga kemandiriannya dalam membantu dewan komisaris dapat dipercaya. Keberadaan anggota komite audit independen, mempunyai pengaruh yang sama seperti komisaris independen dalam mendorong peningkatan kualitas pengungkapan Cheng dan commit to user 33 Courtenay, 2006. Keberadaan anggota independen komite audit dapat mempengaruhi secara positif terhadap kualitas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan Ho dan Wong, 2001. Di dalam penelitian Ho dan Wong 2001 menjelaskan bahwa corporate governance diperkenalkan untuk memastikan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Praktik yang baik atas corporate governance dapat meningkatkan kualitas pengungkapan di laporan tahunan Ho dan Wong, 2001.

C. Skema Konsep Penelitian