Sustainability Reporting Guidelines Telaah Literatur

commit to user 23 Supaya pengungkapan sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan mencukupi kebutuhan informasi para stakeholders dan sesuai dengan peraturan yang ada, diperlukan adanya perbaikan praktik corporate governance. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cooper dan Owen 2007 yang menyatakan bahwa pengungkapan saja tidaklah cukup untuk tercapainya akuntabilitas, pengungkapan tersebut perlu didukung oleh governance yang dapat mendorong perusahaan untuk melaksanakan dan melaporkan praktik sosial dan lingkungan perusahaan secara obyektif.

3. Sustainability Reporting Guidelines

Penerapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah sebagai respon dunia usaha yang melihat aspek lingkungan dan sosial sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing serta sebagai bagian dari pengelolaan risiko usaha menuju sustainability keberlanjutan dari kegiatan usahanya Daniri, 2007. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perusahaan atas pentingnya pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, kebutuhan terhadap standar pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat laporan pun meningkat, namun hingga kini belum ada kesepakatan standar mana yang dapat diberlakukan secara global sehingga terdapat variasi dalam pelaporan tanggung jawab sosial dan lingkungan Utama, 2007. Beberapa item pelaporan sosial dan lingkungan yang dikembangkan oleh peneliti sebelumnya antara lain adalah Guidelines Reporting Initiative GRI yang digunakan oleh Bhattacharyya 2008 di India dan Suhardjanto, Tower, dan Brown commit to user 24 2008 di Indonesia. Domini Social Index dan Jantzi Sosial Index digunakan di dalam penelitian Fauzi, Mahoney, dan Rahman 2007. GRI memfokuskan pengungkapan pada kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan sustainability reporting Utama, 2007. Standar pengungkapan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu strategi, profil pendekatan manajemen, dan indikator kinerja. Indikator kinerja dibagi menjadi tiga komponen, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial yang mencakup hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung jawab produk, dan hubungan dengan masyarakat. Di dalam penelitian ini, indikator kinerja yang digunakan adalah dua dari tiga komponen G3, yaitu kinerja sosial dan kinerja lingkungan hidup. Dua indikator kinerja tersebut dipakai karena penelitian ini menganalisis pengungkapan sosial dan lingkungan pada BUMN. Global Reporting Initiative 2006 merekomendasikan beberapa aspek lingkungan dan sosial yang selayaknya diungkapkan dalam laporan tahunan, yaitu terdapat sembilan aspek lingkungan dan 22 aspek sosial. 31 aspek tersebut yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan BUMN. Aspek indikator kinerja sosial dan lingkungan yang digunakan di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 commit to user 25 Tabel 2.3 Daftar Aspek Kinerja Sosial dan Lingkungan Global Reporting Initiative 2006 Aspek Indikator Kinerja Lingkungan 6- Pekerjaan 1- Material 7- Tenaga kerja atau Hubungan Manajemen 2- Energi 8- Kesehatan dan Keselamatan Jabatan 3- Air 9- Pelatihan dan Pendidikan 4- Keanekaragaman Hayati 10- Keberagaman dan Kesempatan Setara 5- Emisi, Efluen dan Limbah 11- Praktik Investasi dan Pengadaan 6- Produk dan Jasa 12- Non-diskriminasi 7- Kepatuhan 13- Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Bersama 8- Pengangkutan atau Transportasi 14- Pekerja Anak 9- Menyeluruh 15- Kerja Paksa dan Kerja Wajib 16- Praktek Pengamanan Aspek Indikator Kinerja Sosial 17- Hak Penduduk Asli 1- Kesehatan dan Keamanan Pelanggan 18- Komunitas 2- Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa 19- Korupsi 3- Komunikasi Pemasaran 20- Kebijakan Publik 4- Keleluasaan Pribadi privacy Pelanggan 21- Kelakuan Tidak Bersaing 5- Kepatuhan Penggunaan Produk dan Jasa 22- Kepatuhan Hukum dan Peraturan

4. Corporate Governance