Skema Konsep Penelitian Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

commit to user 33 Courtenay, 2006. Keberadaan anggota independen komite audit dapat mempengaruhi secara positif terhadap kualitas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan Ho dan Wong, 2001. Di dalam penelitian Ho dan Wong 2001 menjelaskan bahwa corporate governance diperkenalkan untuk memastikan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Praktik yang baik atas corporate governance dapat meningkatkan kualitas pengungkapan di laporan tahunan Ho dan Wong, 2001.

C. Skema Konsep Penelitian

Di bawah ini adalah kerangka mengenai hubungan masing-masing variabel: Variabel Dependen Variabel Independen H 1 + 1. Proporsi komisaris independen X 1 Pengungkapan H 2 + 2. Frekuensi rapat Step Sosial dan dewan komisaris X 2 I Lingkungan H 3 3. Pengalaman komisaris Y utama X 3 H 4 + 4. Proporsi komite audit independen X 4 Variabel Kontrol Profitabilitas T- test Pengungkapan BUMN listing di BEI Step Sosial dan II Lingkungan Y BUMN non-listing di BEI Gambar 2.1 Skema Konsep Penelitian commit to user 34 Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui bahwa model penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah model regresi untuk menjelaskan pengaruh corporate governance yang direpresentasikan dengan proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, pengalaman komisaris utama, dan proporsi komite audit independen ditambah satu variabel kontrol yaitu profitabilitas. Tahap kedua adalah uji beda t t-test untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rerata yang berbeda. Sampel yang diuji beda t adalah skor pengungkapan sosial dan lingkungan antara BUMN yang listing dan non-listing di Bursa Efek Indonesia BEI.

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji implementasi corporate governance proporsi dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, pengalaman komisaris utama, dan proporsi komite audit independen. Berikut ini merupakan pengembangan hipotesis yang dilakukan: 1. Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan Keberadaaan komisaris independen dalam dewan komisaris dapat meningkatkan kontrol terhadap aktivitas manajemen Permatasari, 2009. Komisaris yang berasal dari luar perusahaan dapat meningkatkan keefektifan dewan komisaris dalam melakukan fungsi utamanya, yaitu mengawasi pengelolaan perusahaan oleh manajemen Fama dan Jansen, 1983. commit to user 35 Hasil penelitian yang dilakukan di Hong Kong oleh Ho dan Wong 2001 menemukan bukti bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat keluasan pengungkapan termasuk pengungkapan sosial dan lingkungan. Di Indonesia, penelitian dilakukan oleh Andayani, Atmini, dan Mwangi 2008 menemukan bukti bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan. Diharapkan dengan semakin besarnya proporsi komisaris independen, semakin meningkatkan keluasan pengungkapan sosial dan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis: H 1 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan 2. Pengaruh jumlah rapat dewan komisaris terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan Dalam menjalankan tugasnya, dewan komisaris biasanya mengadakan pertemuan rutin melalui rapat dewan komisaris. Menurut Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117M-MBU2002, dewan komisaris wajib menyelenggarakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andersson dan Daoud 2005 menemukan bahwa jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan. Penelitian yang dilakukan oleh Brick dan Chidambaran 2007 menemukan bukti bahwa semakin tinggi frekuensi rapat yang diselenggarakan dewan komisaris, semakin meningkatkan kinerja perusahaan. commit to user 36 Xie, Davidson III, dan Dalt 2001 berpendapat bahwa semakin sering dewan komisaris mengadakan rapat, fungsi pengawasan terhadap manajemen menjadi semakin efektif dan dapat mengurangi asimetri informasi. Vafeas 2003 dan Brick dan Chidambaran 2007; menyatakan bahwa semakin banyak frekuensi rapat yang diselenggarakan dewan komisaris, semakin meningkatkan kinerja perusahaan dan pengungkapan, termasuk pengungkapan sosial dan lingkungan. Diharapkan dengan semakin tingginya jumlah rapat dewan komisaris, semakin meningkatkan keluasan pengungkapan sosial dan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis: H 2 : Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan 3. Pengaruh pengalaman komisaris utama Martoyo 2002 menyatakan bahwa pengalaman adalah faktor yang dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja selain kemampuan intelegensi yang menjadi dasar pertimbangan. Seorang komisaris yang pernah memiliki pengalaman kerja cenderung memiliki kinerja yang lebih baik Chemmanur dan Paeglis, 2004. Pengalaman komisaris utama dapat mempengaruhi keputusan dan masukan yang diberikan kepada dewan direksi, walaupun tidak ada keharusan bagi komisaris utama untuk memiliki pengalaman kerja di bidang sosial, lingkungan, dan budaya, namun lebih baik jika komisaris utama mempunyai pengalaman sosial, budaya, dan lingkungan. Pengalaman komisaris utama diperlukan karena tugas komisaris utama commit to user 37 adalah sebagai primus inter pares yang mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris KNKG, 2006. Penelitian Chemmanur dan Paeglis 2004; Reeb dan Zhao 2009; Chemmanur, Paeglis, dan Simonyan 2009; Artha 2010 menyatakan bahwa pengalaman dewan komisaris merupakan faktor yang menentukan dalam peningkatan nilai perusahaan dan kualitas pengungkapan perusahaan. Diharapkan komisaris utama yang mempunyai pengalaman sosial, budaya, dan lingkungan, memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengungkapan sosial dan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis: H 3 : Pengalaman komisaris utama berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan 4. Pengaruh proporsi komite audit independen terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan Menurut FGCI 2001, komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Komite audit menjadi perhatian pemegang saham karena perannya dalam memonitor praktik pelaporan keuangan Karamanou dan Vafeas, 2005. Nasir dan Abdullah 2005 menyatakan bahwa keberadaan komite audit yang semakin besar membantu menjamin kualitas pengungkapan dan sistem pengendalian internal dapat berjalan dengan baik. Ho dan Wong 2001; Nasution dan Setiawan 2007 ; Li, Pike, dan Haniffa 2008 menyatakan bahwa komite audit independen berpengaruh positif terhadap commit to user 38 tingkat pengungkapan, termasuk pengungkapan sosial dan lingkungan. Diharapkan semakin tinggi proporsi anggota komite audit independen, semakin luas mengungkapkan informasi praktik sosial dan lingkungan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikembangkan hipotesis: H 4 : Proporsi komite audit independen berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dan lingkungan commit to user 39

BAB III METODE PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II, pada Bab III menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis hypothesis testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai pengaruh corporate governance yang direpresentasikan dalam proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, pengalaman komisaris utama, dan proporsi komite audit independen terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan. Menurut Sekaran 2006, pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antar kelompok atau independensi dua variabel atau lebih.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BUMN yang listing dan non- listing di BEI pada tahun 2007-2009. Tahun 2007-2009 dipilih karena tahun tersebut dipilih karena Global Reporting Initiative GRI pada tahun 2006 mengeluarkan standar terbaru tentang pelaporan praktik dan pelaporan sosial dan lingkungan, yaitu 39