Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis

commit to user 45

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS release 16.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut Ghozali, 2006.

2. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur dari nilai koefisien determinasi R 2 , nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik dikatakan signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima Ghozali, 2006. Persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah: SEDS = β + β 1 PROKI + β 2 RPTDK + β 3 EXPKU + β 4 PROKAI + β 5 PROFIT + ε commit to user 46 Keterangan Persamaan Regresi Berganda Simbol Keterangan SEDS Social and Environmental Disclosure Score PROKI Proporsi Komisaris Independen RPTDK Jumlah Rapat Dewan Komisaris EXPKU Pengalaman Komisaris Utama PROKAI Proporsi Anggota Komite Audit Independen PROFIT Profitabilitas β Koefisien Regresi ε Tingkat kesalahan a. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan yaitu adjusted R 2 Ghozali, 2006. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 nol sampai dengan 1 satu. Semakin mendekati nol, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen X terhadap nilai variabel dependen dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. b. Nilai F Merupakan pengujian untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2006. Dengan pengujian ini dapat diketahui apakah proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, pengalaman komisaris utama, dan proporsi anggota komite audit independen berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan. commit to user 47 c. Nilai t Dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Ghozali, 2006. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5. Variabel independen proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, pengalaman komisaris utama, dan proporsi komite audit independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pengungkapan sosial dan lingkungan apabila nilai signifikan p-Value dibawah 5. Dengan demikian, H 1 , H 2 , H 3 , atau H 4 diterima apabila nilai signifikan p-Value dibawah 5. d. T-test T-test digunakan untuk menguji rata-rata atau pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang menggunakan 1 faktor, dimana 1 faktor tersebut memiliki 2 level Ghozali, 2006. Dalam penelitian ini t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan pengungkapan sosial dan lingkungan antara BUMN yang listing dan non-listing di Bursa Efek Indonesia BEI. Sebagai persyaratan pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien Gujarati, 2003. 1. Uji Normalitas Untuk menguji data yang berdistribusi normal dapat digunakan alat uji normalitas, yaitu One Sample Kolmogorov-Smirnov Ghozali, 2006 Hasil pengujian data dilakukan dengan menguji Kolmogorov-Sminorv. Kriteria commit to user 48 pengujian apabila ρ-value 5 berarti data berdistribusi secara normal, sedangkan apabila ρ-value 5 data tidak berdistribusi normal. 2. Uji Multikolineritas Multikolienaritas merupakan suatu kondisi dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah masalah yang sering muncul dalam analisis regresi terjadi, yaitu dimana terdapat korelasi yang tinggi antar dua atau lebih variabel independen Ghozali, 2006. Menurut Ghozali 2006, salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas pada suatu model regresi dengan melihat nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, yaitu : i. Jika nilai tolerance 0,100 dan VIF 10, dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. ii. Jika nilai tolerance 0,100 dan VIF 10, dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar masing-masing anggota dari serangkaian pengamatan tersusun dalam rangkaian waktu dan dalam rangkaian ruang cross section. Untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model analisis regresi, bisa digunakan cara pengujian dengan run test. Run test digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi, jika antar residual tidak terdapat korelasi dapat dikatakan bahwa residual adalah random. Run test commit to user 49 digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak Ghozali, 2006. H0 : residual res_1 random acak HA : residual res_1 tidak random 4. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam kesalahan pengganggu. Untuk menentukan tidak terjadi heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y Ghozali, 2006. commit to user 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN