Manfaat Langsung Analisis Data

commit to user 73

D. Analisis Data

1. Manfaat Langsung

a. Corporate Social Responsibility CSR

CSRCommunity Development ini meliputi pembiayaan untuk 7 tujuh bidang yaitu kesehatan, kemandirian ekonomi, pendidikan, prasarana ibadah, santunan korban bencana dan Community Relationship. Tahun 2005 -2009 telah diluncurkan dana sejumlah Rp 3.814.490.000 didistribusikan untuk skala NasionalKalimantan Timur, skala kota Balikpapan, skala Kabupaten Penajam Paser Utara PPU, dan skala khusus di daerah dampak utama Ring I disekitar Kilang yaitu Kelurahan Margasari, Karang jati dan Prapatan. Tabel 10. CSR PT. Pertamina Persero RU. V Balikpapan 2005-2009 Tahun Dana Tanggung Jawab Sosial CSR Pertamina RU. V Balikpapan Rp 2005 465.526.238 2006 525.287.238 2007 591.024.338 2008 663.335.148 2009 742.887.038 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011 Dana yang dialokasikan ke Kota Balikpapan oleh Pertamina untuk CSR adalah sebesar Rp. 2.988.050.000 termasuk daerah didalam dampak utama dan diluar dampak utama. Tabel 10 terlihat bahwa dana CSR yang diberikan Pertamina mengalami kenaikan dari tahun ke tahun commit to user 74 yang menandakan bahwa kepedulian Pertamina terhadap masyarakat dan lingkungan semakin tinggi.

b. Pendapatan Karyawan

Dampak positif dengan keberadaan dan beroperasinya PT. Pertamina RU. V Balikpapan adalah adanya kesempatan bekerja pada perusahaan tersebut dan juga kesempatan berusaha sebagai bisnis turunan derived business dari kegiatan operasionalnya. Data pendapatan karyawan diambil selama 5 lima tahun yaitu dari tahun 2005 hingga 2009 disesuaikan dengan data yang tersedia dan data yang memungkinkan dari Pertamina. Tabel 11. Pendapatan Karyawan Pertamina RU. V Balikpapan Tahun 2005-2009 Tahun Pendapatan Karyawan Pertamina RU. V Balikpapan Rp 2005 157,924,985,734 2006 146,044,407,260 2007 143,999,623,366 2008 148,669,382,795 2009 135,932,458,924 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011 Tabel 11 memperlihatkan penurunan jumlah dari tahun 2005 hingga tahun 2009 yang dikarenakan Pertamina melakukan peminimalisasian biaya tenaga kerja dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Akan tetapi, jumlah tenaga kerja yang saat ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2005 diimbangi dengan pendapatan commit to user 75 karyawan yang nominalnya jauh lebih besar, sehingga diharapkan terjadi pengoptimalisasian sumber daya manusia dan produktivitas tenaga kerja yang dapat membangun kualitas Pertamina.

c. Pendapatan Penjualan Revenue

Data penjualan perusahaan yaitu terdiri atas penjualan BBM, non BBM dan pelumas. BBM atau Bahan Bakar Minyak terdiri dari berbagai jenis, seperti: premium, avtur, kerosineminyak tanah, HSDSolar, IDOMinyak diesel, Pertamax dan Fuel Oil IFO. Sedangkan Non BBM meliputi naphta, LSWR, Fully Refined Waxlilin dan LPG. Tabel 12. Pendapatan Penjualan Pertamina RU. V Balikpapan Tahun 2005-2009 Tahun Pendapatan Penjualan Pertamina RU. V Balikpapan Rp 2005 55,170,368,015,482 2006 99,151,591,896,954 2007 66,124,724,548,569 2008 98,933,149,614,861 2009 66,333,419,177,675 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011 Tahun 2006 pendapatan penjualan memiliki angka terbesar yaitu mencapai Rp. 99.151.591.896.954. Jika dilihat dari produksi, tahun 2006 Pertamina memproduksi lebih banyak hingga mencapai Rp. 54.869.375.343.600 dan harga produksi yang lebih mahal 10 US dollar daripada tahun 2005. Pada saat itu Pertamina menaikkan harga minyak tanah untuk menghindari pengoplosan bensin dengan minyak tanah. Hal commit to user 76 ini menjadikan pendapatan penjualan meningkat karena harga produksi yang juga meningkat seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia. Tahun 2007 terjadi penurunan karena Pertamina menurunkan volume produksi seluruh produk sehingga penjualannya hanya sedikit. Tahun 2008 terjadi penambahan produk Pertamina yaitu Fuel Oil IFO, Pertamax dan LPG sehingga penjualannya meningkat secara signifikan seperti pada tahun 2006. Penjualan di tahun 2009 terjadi penurunan lebih kurang 30 disebabkan maraknya tabung gas LPG 3 kg yang meledak oleh konsumen sehingga menurunkan penjualan gas LPG dan volume produksi LPG diturunkan untuk menghindari kerugian.

2. Manfaat Tidak Langsung