commit to user 79
3. Biaya Langsung
a. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan setiap proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya ini dibedakan atas biaya
tetap fixed cost dan biaya variable variable cost. Biaya tetap fixed cost yakni biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh output yang
dihasilkan pada suatu periode tertentu. Biaya variable variable cost yakni biaya yang jumlahnya dapat berubah dan dipengaruhi oleh
output, yang meliputi biaya sarana produksi bahan bahan baku, peralatan, perlengkapan dan pemeliharaan.
Tabel 15 adalah rincian dari biaya operasional Pertamina dari tahun 2005 sampai 2009. Biaya operasional berikut tidak termasuk
biaya tenaga kerja karena dimasukkan ke dalam komponen manfaat
benefit yang diterima masyarakat yang bekerja di Pertamina.
Tabel 15. Biaya Operasional Pertamina RU. V Balikpapan diluar Pendapatan Karyawan 2005-2009
Tahun Biaya Operasional Pertamina RU. V Balikpapan
Rp 2005
2,079,595,798,967 2006
2,496,407,800,895 2007
2,728,307,829,249 2008
3,280,743,574,601 2009
2,026,400,377,191 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011
commit to user 80
Tabel 15 menunjukkan bahwa tahun 2005 sampai 2007 biaya yang dikeluarkan Pertamina cukup stabil, akan tetapi tahun 2008 biaya
operasional mengalami
kenaikan hingga
mencapai Rp.
3.280.743.574.601 yang disebabkan Pertamina mengeluarkan biaya CSR di tahun ini cukup besar daripada tahun sebelumnya dan
Pertamina juga melakukan ekspansi produk sehingga dari biaya produksi dan penjualan pada tahun 2008 juga tinggi demi menambah
keuntungan perusahaan.
b. Biaya Produksi
Biaya produksi dalam tabel 16 menjelaskan biaya-biaya untuk memproduksi produk-produk perusahaan berupa BBM dan non BBM
dengan satuan produksi barel selama 1 satu tahun. Harga produksi setiap tahun berbeda-beda mengikuti harga minyak dunia yang
berfluktuasi dan sehubungan dengan pengaruh politik serta ekonomi global.
Tabel 16. Biaya Produksi Pertamina RU. V Balikpapan Tahun 2005-2009
Tahun Biaya Produksi Pertamina RU. V Balikpapan
Rp 2005
51,192,756,009,144 2006
54,869,375,343,600 2007
43,146,555,008,400 2008
40,362,064,429,257 2009
47,702,863,152,000 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011
commit to user 81
Biaya produksinya semakin rendah jika dilihat dari tahun ke tahu, karena harga produksi yang relatif lebih murah namun varian
produk lebih banyak karena ada penambahan jenis produksi seperti pertamax, fuel oil, wax dan LPG. Biaya produksi sebesar Rp.
47,702,863,152,000 di tahun 2009 mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang semula hanya sebesar Rp. 40,362,064,429,257 disebabkan
oleh tingkat inflasi di tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 3,6, namun secara keseluruhan biaya produksi Pertamina mengalami
penurunan. Hal ini menandakan bahwa ketersediaan SDA tidak berkurang karena Pertamina yang menggunakan metode pemakaian
ulang recycle sehingga SDA tidak menjadi langka, selain itu, perubahan biaya produksi ini disebabkan oleh tingkat inflasi Kota
Balikpapan yang stabil karena inflasi dapat menyebabkan kenaikan bahan baku produksi.
4. Biaya Tidak Langsung