Industri dan Pertambangan Perdagangan PDRB dan Inflasi

commit to user 56 penyakit perut, penyakit mata, penyakit gula, cedera atau korban kecelakaan dan lain sebagainya. Indikasi yang ada di tahun 2009 ISPA menjadi rangking kedua tahun 2010 bergeser menjadi rangking pertama dan sangat mungkin ini karena keadaan udara semakin kurang baik. Tabel 5. Prevalensi Penyakit di Sekitar Pertamina RU. V Balikpapan 2009 2010 No Nama Jenis Penyakit 2009 Jan – Okt 2009 2010 Jan – Juni 2010 Jumlah Rata-rata per Bulan Ranking Jumlah Rata-rata per Bulan Ranking 1 Hipertensi 1.123 112 1 311 52 2 2 ISPA 797 80 2 508 85 1 3 Influenza 506 51 3 63 11 6 4 Dermatitis 247 25 4 116 19 3 5 Diare 197 20 5 86 14 4 6 Penyakit mata lainnya 153 15 6 44 7 7 7 Artritis 126 13 7 81 14 5 8 Infeksi Salmonela lainnya 93 9 8 13 2 9 9 Cedera lainnya 71 7 9 22 4 8 10 Otitis media 57 6 10 3 1 10 Sumber: Pemantauan Sosekbud Kesmas Pertamina RU. V Balikpapan 2010, data diolah, 2011.

5. Industri dan Pertambangan

a. Industri

Penggolongan sektor industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibedakan menjadi industri besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Banyaknya perusahaan industri besar dan sedang di Kota Balikpapan di tahun 2008 tercatat 202 perusahaan dan menyerap 7.211 orang tenaga commit to user 57 kerja. Industrialisasi di Kota Balikpapan didominasi oleh perusahaan pertambangan, minyak bumi dan batu bara. Industri pengolahan terbesar adalah PT. Pertamina Persero diikuti oleh perusahaan- perusahaan asing lainnya yang ada di Kota Balikpapan. b. Pertambangan Sub sektor pengilangan minyak terbagi menjadi 2 dua jenis, yaitu Bahan Bakar Minyak BBM dan Non Bahan Bakar Minyak Non BBM. Pertamina memproduksi hasil olahan minyak pada 2 dua kawasan yang disebut sebagai kilang I dan kilang II Balikpapan. Produksi kilang I kapasitasnya mencapai 60.000 barel per hari sedangkan produksi kilang II mencapai 200.000 barel sehingga total produksi yang dihasilkan oleh Pertamina dapat mencapai 260.000 barel.

6. Perdagangan

Ekspor adalah pengiriman barang ke luar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Komoditas ekspor dapat berupa barang migas dan non migas. Pertamina RU. V Balikpapan dengan komoditas migas memiliki tujuan pemasaran ekspor ke Indonesia Timur. Letak kilang Pertamina RU. V Balikpapan dari alur perdagangan dunia sangatlah strategis. Teluk Balikpapan yang cukup lebar memudahkan arus lalu lintas kapal, baik dalam maupun luar negeri menuju kilang Balikpapan, baik hanya lewat untuk menuju kawasan-kawasan di sebelah utara Negara Indonesia. commit to user 58

7. PDRB dan Inflasi

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah dalam satu periode tertentu adalah PDRB. Nilai akhir dari PDRB akan sama dengan total nilai nominal dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor bersih. Tabel 6 memperlihatkan bahwa jumlah PDRB dengan migas Kota Balikpapan tahun 2001-2009 mengalami kenaikan secara signifikan terlihat dari kenaikan pada setiap tahunnya jika dilihat dari harga konstan. Berdasarkan harga berlaku tingkat PDRB juga meningkat secara stabil hingga mencapai angka Rp. 36.792.831.77. Hal ini menandakan bahwa sektor migas merupakan sektor yang menunjang perekonomian daerah Kota Balikpapan selain sektor perdagangan dan jasa yang saat ini cukup berkembang pesat di Kota Balikpapan. Tabel 6. Perkembangan PDRB dengan Migas Kota Balikpapan 2001-2009 TAHUNYEARS Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2001 10,930,018.45 10,802,001.89 2002 13,387,568.07 11,287,932.44 2003 13,689,485.87 11,528,658.20 2004 16,952,204.47 12,228,687.32 2005 22,353,578.85 12,621,678.53 commit to user 59 2006 26,493,086.53 13,204,717.77 2007 28,081,137.52 13,479,345.09 2008 38,527,951.29 15,147,326.04 2009 36,792,831.77 15,520,443.89 Sumber: BPS Kota Balikpapan, 2011 Laju inflasi tahunan pada tahun 2009 mencapai 3,60. Inflasi bulanan tertinggi selama tahun 2009 terjadi di bulan Juli, yaitu sebesar 1,17 persen. Deflasi sekali terjadi di bulan Januari, sebesar -0,53.

B. Deskripsi Lokasi Penelitian