Letak Geografis dan Wilayah

commit to user 48 HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Letak Geografis dan Wilayah

Kota Balikpapan merupakan pusat kegiatan perekonomian di Kalimantan Timur yang memiliki sentra industri yang cukup besar di bidang industri pengolahan minyak bumi dan gas alam migas. Kota Balikpapan secara geografis berada antara 1.0 LS – 1.5 LS dan 116,5 BT – 117,5 BT dengan batas-batas sebagai berikut : a. Batas Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. b. Batas Selatan : Selat Makasar. c. Batas Timur : Selat Makasar. d. Batas Barat : Teluk Balikpapan. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah daratan sebesar 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,10 km 2 . Kota Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan dan 27 kelurahan. 5 kecamatan tersebut adalah Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat. Topografi Kota Balikpapan sekitar 70 merupakan daerah yang berbukit-bukit, sedangkan sisanya berupa dataran landai yang berada di tepi laut. Perbukitan berada di daerah utara, Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Timur. Daerah ini menjadi daerah commit to user 49 penyangga kota, diantaranya hutan lindung kota di kecamatan Balikpapan Selatan, lokasi konservasi alam di kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Selatan serta hutan lindung Sungai Wain di kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat. Bagian selatan tepatnya di sepanjang tepi Teluk Balikpapan terbentang dataran landai di kecamatan Balikpapan Selatan dan Tengah. Pusat perdagangan, pusat jasa, pusat permukiman bahkan industri pengolahan terutama minyak dan gas bumi terkonsentrasi di wilayah ini. Kota Balikpapan diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah selatan Propinsi Kalimantan Timur sesuai dengan arahan pembangunan jangka panjang kedua PJP II, Kawasan industri Pertamina yang terletak di kecamatan Balikpapan Barat merupakan kawasan pengilangan minyak dengan luas areal 250 Ha. Keberadaan kawasan ini sangat strategis karena merupakan cikal bakal pertumbuhan Kota Balikpapan sekaligus juga menjadi fungsi utama Kota Balikpapan sebagai kota industri. Keunggulan komparatif Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Kalimantan Timur, sebagai kota kolektor dan distributor turut mendukung peran dan fungsi kota serta berkembangnya sektor jasa, perdagangan, restoranhotel dan jasa konstruksi. Rencana tata ruang kota mengenal berbagai kriteria pengelompokkan kawasan budidaya tertentu dalam hal ini yang berkaitan dengan industri. Berdasarkan kondisi yang ada terdapat 2 dua kelompok areal industri yang cukup dominan dalam konteks ekonomi kota, yaitu: commit to user 50 a. Kawasan industri kilang minyak oil-refinery milik Pertamina yang terletak ditepi pantai sepanjang jalan Yos Sudarso dengan luas areal sekitar 250 Ha. Keberadaan kilang ini sangat strategis karena merupakan bagian dari cikal bakal pertumbuhan kota sekaligus memberikan jiwa pada fungsi utama kota sebagai kota industri. b. Kawasan industri pendukung pengelolaan tambangmigas berupa pengelompokkan pabrik, tempat usaha, bengkelworkshop, distributorsupplier yang tumbuh di kawasan Batakan. Beberapa pertimbangan untuk menjadikan Kota Balikpapan di Propinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi perluasan kilang. Pertimbangan didasarkan sebagai berikut: 1. Tersedianya pasokan minyak mentah yang cukup. 2. Tersedianya areal yang cukup luas untuk lokasi pabrik dan perkantoran. 3. Tersedianya sarana pelabuhan untuk distribusi minyak mentah dan hasil produksi. 4. Tepatnya lokasi untuk distribusi dengan tujuan pasar kawasan Indonesia Timur mengingat produk dari kilang ini ditujukan memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri kawasan tersebut. Letak suatu pabrik adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya dan dalam menentukan letak dari suatu kilang. Penentuan letak kilang mempertimbangkan berbagai macam aspek yaitu letak geografis, studi lingkungan, biaya produksi, biaya operasional, kebutuhan akan bahan commit to user 51 bakar minyak, sarana dan prasarana yang ada serta dampak sosial yang ditimbulkan.

2. Penduduk dan Tenaga Kerja