Disain Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

29 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Disain penelitian ini menggunakan subjek penelitian yang dibagi dalam dua kelompok kelas eksperimen. Kelas eksperimen 1 X 1 diberikan pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelas eksperimen 2 X 2 diberikan pembelajaran penemuan terbimbing. Adapun disain penelitian ini terdiri dari dua disain. Untuk melihat peningkatan kemampuan representasi matematik menggunakan pretest postest two treatment design Cohen et al., 2007. Bentuk disainnya sebagai berikut: O X 1 O O X 2 O Keterangan: O = pretes postes kemampuan representasi matematik X 1 = perlakuan dengan pembelajaran berbasis masalah X 2 = perlakuan dengan pembelajaran penemuan terbimbing = pengelompokkan dilakukan secara acak kelas. Pada disain ini, setiap kelompok masing-masing diberi tes awalpretes dan setelah diberi perlakuan diukur dengan tes akhirpostes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan representasi matematik siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Sementara itu, untuk melihat pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, disain yang digunakan tanpa menggunakan tes awalpretes dan hanya menggunakan tes akhirpostes.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Taluk Kuantan. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling, yaitu teknik 30 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2014. Kelas eksperimen 1 X 1 dan kelas eksperimen 2 X 2 dipilih dari kelas yang telah ada. Penentuan kelas eksperimen 1 dan 2 didasarkan pada kesesuaian topik matematika yang akan diteliti dalam pelaksanaan penelitian. Kelas eksperimen 1 mendapat treatment pembelajaran berbasis masalah dan kelas eksperimen 2 mendapat treatment pembelajaran penemuan terbimbing. Kelas XI MIPA 1 terpilih sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas XI MIPA 2 terpilih sebagai kelas eksperimen 2. Masing-masing sampel dibagi berdasarkan kategori Kemampuan Awal Matematik KAM yaitu tinggi, sedang dan rendah. Data yang digunakan untuk mengkategorikan siswa adalah nilai ulangan harian dan UTS siswa sebelum mendapat treatment. Penentuan KAM didasarkan pada nilai rataan ̅ dan simpangan baku s. Adapun kriteria penentuannya adalah sebagai berikut: KAM tinggi : nilai ≥ ̅ + � KAM sedang : ̅ − � ����� ̅ + � KAM rendah : nilai ̅ − � Berdasarkan kriteria tersebut, dari 50 orang siswa kelas ekperimen diperoleh nilai rataan ̅ nya sebesar 81,07 dan simpangan baku s nya sebesar 5,86. Dengan demikian pengelompokan kategori KAM sebagai berikut: KAM tinggi : nilai ≥ , KAM sedang : , ����� , KAM rendah : nilai , Hasil pengelompokan kategori KAM siswa tersaji pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.1 Hasil Pengelompokan KAM Siswa KAM Kelas Total Eksperimen 1 PBM Eksperimen 2 PPT Tinggi 5 6 11 Sedang 11 12 23 Rendah 9 7 16 Total 25 25 50 31 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH.

0 5 42

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

0 3 19

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN TANPA GEOGEBRA DI SMPN 22 MEDAN.

2 6 51

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN METAKOGNISI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

4 15 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

0 1 54

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 5 59

Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis dan Mathematics Self-Efficacy antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penemuan Terbimbing.

0 3 44

MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA MTS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL.

0 0 61

Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMP Negeri Se- Kot

0 0 15

Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

0 0 7