Teknik Pengumpulan Data Prosedur Penelitian

53 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan Tabel 3.9, dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas tes kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematik lebih besar dari r tabel 0,339 sehingga instrumen sudah memenuhi kriteria minimun tingkat reliabilitas tes dengan tingkat reliabilitasnya berada pada kategori sedang. Dari data hasil uji coba validitas dan reliabilitas yang sudah dipaparkan pada Tabel 3.6, 3.7 dan 3.9, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah bisa dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi dimaksudkan untuk melihat atau mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dijadikan sebagai pengamat atau observer selama proses pembelajaran berlangsung untuk setiap kali pertemuan. Tugas observer adalah mengamati setiap aktivitas guru dan siswa yang tercantum dalam lembar observasi. Observer memberi tanda checklist √ untuk setiap keterlaksanaan aktivitas yang dilakukan guru pada lembar observasi aktivitas guru dan memberi skor dengan kriteria yang ada pada lembar observasi aktivitas siswa sesuai hasil pengamatan observer. Tujuan utama dari lembar observasi adalah sebagai bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Oleh karena itu, peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu kepada observer tentang tugas yang harus dilakukan pada setiap pengamatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh atau dikumpulkan melalui data tes dan non tes. Data tes kemampuan representasi matematik dikumpulkan melalui pretes dan postes. Data tes kemampuan pemecahan masalah matematik dikumpulkan melalui postes saja tanpa pretes. Hal ini dikarenakan agar tes pemecahan masalah yang diberikan betul-betul murni soal yang baru ditemui oleh siswa. Data mengenai aktivitas siswa dan guru dikumpulkan melalui lembar observasi. Data mengenai 54 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemampuan Awal Matematik siswa diperoleh dari hasil ulangan siswa sebelum dilakukan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data kuantitatif. Oleh karena itu, pengolahan terhadap data yang sudah dikumpulkan juga dilakukan secara kuantitatif. Data-data kuantitatif berupa hasil pretes, postes dan n-gain siswa. Data- data tersebut diolah dan dianalisis dengan bantuan software SPSS 16 for windows dan Microsoft Excel 2007 .

1. Data Hasil Tes Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah

Matematik Data hasil postes kemampuan pemecahan masalah matematik dan data hasil pretes, postes dan n-gain kemampuan representasi matematik diolah dengan menggunakan statistik deskriptif untuk melihat gambaran umum pencapaian kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematik. Satistik deskriptif terdiri dari rerata dan simpangan baku. Selanjutnya, dilakukan uji statistik inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan uji parametrik ataupun non parametrik untuk melihat hasil peningkatan kemampuan representasi matematik dan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik siswa secara keseluruhan maupun berdasarkan KAM. Adapun untuk lebih jelasnya tahapan pengolahan dan analisis data hasil pretes dan postes adalah sebagai berikut: a. Pengelompokkan siswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematik KAM. Kategori ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Penentuan KAM berdasarkan hasil ulangan siswa sebelum dilakukan penelitian. b. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan rubrik penskoran yang digunakan. 55 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Membuat tabel skor pretes, postes dan peningkatan n-gain yang terjadi di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 untuk hasil tes kemampuan representasi matematik dan tabel postes untuk hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik secara keseluruhan maupun berdasarkan KAM siswa. d. Peningkatan yang terjadi dihitung dengan rumus gain ternormalisasi apabila rataan data pretes berbeda. Adapun rumus gain tersnormalisasi sebagai berikut: Gain ternormalisasi N-gain = Meltzer, 2002 dengan kriteria indeks gain seperti pada Tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor Gain Interpretasi g 0,7 Tinggi 0,3 g  0,7 Sedang g  0,3 Rendah Sumber: Hake, 1999. e. Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5 , . f. Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data sebagai berikut: 1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Data yang diuji normalitasnya yaitu data pretest kelas eksperimen 1 dan 2, postes kelas eksperimen 1 dan 2, serta data n-gain keduanya. Uji normalitas ini menggunakan statistik Uji yaitu Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H : Data berdistribusi normal H 1 : Data berdistribusi tidak normal 2 Uji Homogenitas 56 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengujian homogenitas antara dua atau lebih kelompok data dilakukan untuk mengetahui apakah variansi kelompok tersebut homogen atau tidak homogen. Data yang diuji homogenitasnya yaitu data pretest kelas eksperimen 1 dan 2, postes kelas eksperimen l dan 2, serta data n-gain keduanya. Uji statistiknya menggunakan Uji Levenes. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah: H : Kedua data bervariansi homogen H 1 : Kedua data bervariansi tidak homogen g. Hipotesis penelitian diuji menggunakan statistik inferensial. Adapun uji statistik yang digunakan pada pengolahan data penelitian berupa tes sebagai berikut: 1 Uji kesamaan rataan pretes Data yang diuji kesamaan dua reratanya adalah data pretes kemampuan representasi matematik secara keseluruhan dan berdasarkan KAM, yaitu KAM tinggi vs KAM tinggi, KAM sedang vs KAM sedang, dan KAM rendah vs KAM rendah. Uji kesamaan dua rerata yang digunakan tergantung dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data. Jika kedua data berdistribusi normal dan variansinya homogen maka uji kesamaan dua rerata menggunakan uji statistik parametrik, yaitu Idependent-Samples T Test. Jika terdapat minimal satu data berdistribusi tidak normal, maka uji kesamaan dua rerata menggunakan uji statistik nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Alasan pemilihan uji Mann- Whitney U yaitu dua sampel yang diuji saling bebas independen. Jika kedua data berdistribusi normal, namun variansi data tidak homogen maka dilakukan uji t’. 2 Uji perbedaan rataan postes atau n-gain Data yang diuji perbedaan dua reratanya adalah data postes dan n-gain kemampuan representasi matematik serta data postes kemampuan pemecahan masalah matematik. Uji yang dilakukan yaitu secara keseluruhan siswa dan berdasarkan KAM siswa pada kelas eksperimen 1 dan 2 yaitu KAM tinggi vs KAM tinggi, KAM sedang vs KAM sedang, dan KAM rendah vs KAM rendah. 57 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Uji Anova Satu Jalur Uji anova satu jalur digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik ditinjau dari kategori KAM tinggi, sedang dan rendah siswa. Uji ini juga digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik ditinjau dari kategori KAM tinggi, sedang dan rendah siswa. Uji ini bisa digunakan apabila memenuhi uji prasyarat yaitu uji normalitas data KAM dan variansi data antar KAM. Apabila data normal dan bervariansi homogen, maka uji anova satu jalur dapat dilakukan. Apabila data tidak normal, uji dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis. 4 Uji Lanjutan Uji Scheffe Uji ini digunakan untuk mengetahui kategori kemampuan awal matematik mana yang memberikan pengaruh yang berbeda dan mana yang tidak berbeda dari tiga kategori kemampuan awal matematik tinggi, sedang dan rendah. Syarat menggunakan uji ini yaitu apabila data sudah normal dan homogen dan telah diketahui bahwa KAM berpengaruh terhadap kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematik siswa.

2. Pengolahan data hasil observasi

Data hasil observasi yang dianalisis adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk setiap pertemuan. Tujuan utamanya untuk merefleksi pembelajaran sebelumnya guna perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Pada lembar observasi aktivitas guru, observer hanya men-checklist keterlaksanaan aktivitas yang dilakukan guru. Sementara itu, pada lembar observasi aktivitas siswa, observer memberi skor untuk setiap aktivitas yang diamati. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

G. Prosedur Penelitian

58 Riwa Giyantra, 2015 Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Adapun prosedur yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 3.3 berupa diagram alur berikut ini: Studi pendahuluan : Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, studi literatur, dll Penyusunan instrumen dan bahan ajar Uji coba intrumen Pemilihan sampel penelitian Pretest kelas eksperimen 1 2 Pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing Postest kelas eksperimen 1 2 Pengumpulan data Pengolahan dan analisis data Pembahasan Kesimpulan Laporan Lembar observasi aktivitas guru dan siswa Lembar observasi aktivitas guru dan siswa Gambar 3.3 Diagram Alur Penelitian

H. Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUTOGRAPH.

0 5 42

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

0 3 19

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN TANPA GEOGEBRA DI SMPN 22 MEDAN.

2 6 51

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN METAKOGNISI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

4 15 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

0 1 54

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 5 59

Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis dan Mathematics Self-Efficacy antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penemuan Terbimbing.

0 3 44

MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA MTS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL.

0 0 61

Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Siswa Yang Mendapat Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMP Negeri Se- Kot

0 0 15

Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

0 0 7