Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan

Meskipun demikian data tersebut hanya berdasarkan data hasil sampling pada saat dilakukan sampling di titik tersebut. Oleh karena itu data realisasi dapat berubah naik atau turun tergantung kondisi pada saat dilakukan sampling di titik tersebut. Untuk tahun 2014 terdapat penurunan tingkat tercemar berat pada sungai, situwaduk dan air tanah dari yang ditargetkan. Sedangkan untuk lautteluk terjadi peningkatan tingkat tercemar berat. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 47, status mutu air lautteluk yang tercemar berat di tahun 2014 38.60 mengalami penurunan sebesar 8,4. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra 2017, status mutu sungai tercemar berat baru mencapai 53.33 3260, SituWaduk baru mencapai 86.15 2832.5, Air tanah tercemar berat sudah 0, sementara untuk status tercemar berat lautteluk masih tinggi. Realisasi tercemar berat di tahun 2014 masih 39 sedangkan target akhir Renstra adalah 13. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi status air tercemar berat antara lain dengan percepatan pembangunan saluran perpipaan limbah domestik secara terpadu diseluruh DKI Jakarta serta meningkatkan kinerja tugas dan fungsi dari setiap SKPD yang berkaitan dengan penanganan air limbah baik dari kegiatan usaha maupun air limbah domestik rumah tangga. Kegiatan-kegiatan di BPLHD yang menunjang penurunan status air tercemar berat adalah Pemantauan Kualitas Air Sungai, Pemantauan kualitas air situWaduk, Pemantauan kualitas Air Tanah dan Pemantauan Kualitas Perairan Laut dan Muara Teluk Jakarta.

13. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan

pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim Fungsi Pemerintah dalam penanggulangan bencana adalah pemberian bantuan sosial kepada korban bencana seperti tempat pengungsian, LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 III-38 makanan, pakaian, peralatan dapur dan kebutuhan pokok lainnya sampai dengan pendampingan psikologis korban bencana. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian kinerja nya dalam tahun 2014 diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.16 Capaian IKU jumlah tagana dan Organisasi Masyarakat Peduli Bencana NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI 1 Taruna Siaga Bencana Tagana 3.500 orang 2.760 orang 78,86 2 Jumlah Organisasi Masyarakat Peduli Bencana 60 organisasi Rata-rata capaian kinerja Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.1.175.000.000 dengan realisasi pada tahun 2014 sebedar Rp. 1.149.089.005 97,8 Upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanganan bencana terus ditingkatkan salah satu nya ialah meningkatkan aksesibilitas serta respon penanganan bencana yang terjadi di DKI Jakarta. Kondisi kemacetan lalu lintas serta jalanan yang tergenang banjir menuntut aparatur Pemerintah Provinsi DKi Jakarta melakukan langkah antisipatif. Upaya ini antara lain dilakukan dengan mendekatkan fasilitas dapur umum mandiri hingga kelokasi titikrawan, meningkatkan partisipasi relawan social bencanayang kerap disebut Tagana Taruna Siaga Bencana hingga program Kampung Siaga Bencana. Jumlah tagana yang aktif pada tahun 2014 adalah sebanyak 2.760 orang dari rencana sebayak 3.500 orang atau mencapai 78,86. Meskipun demikian sejak tahun 2012 responstime penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial telah mencapai 3 jam. Hal ini berarti bahwa Dinas Sosial dapat memberikan bantuan kepada korban bencana seperti penyiapan tenda pengungsian dan makanan siap saji dalam waktu 3 jam. Target responstime penanggulangan bencana selama 3 jam pada tahun 2014 dapat tercapai karena adanya upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam peningkatan SDM penanganan bencana seperti peningkatan kompetensi Taruna Siaga Bencana Tagana, pelatihan Satuan Petugas Bencana Satgasos serta memberikan pelatihan pengelolaan dapur umum LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 III-39 kepada masyarakat PKK, Karang Taruna, PSM. Dinas Sosial juga memberikan bantuan peralatan dapur umum mandiri dan bahan pangan di lokasi titik rawan bencana. Sehingga masyarakat dapat mengelola secara mandiri dapur umum dalam rangka penyediaan makanan siap saji dalam kondisi tanggap darurat tanpa menunggu bantuan makanan siap saji dari Dinas Sosial maupun Suku Dinas Sosial. Saat ini lokasi titik rawan bencana yang sudah mendapat bantuan peralatan dapur umum mandiri sebanyak 126 lokasi. Pada tahun 2012 jumlah Tagana di Provinsi DKI Jakarta adalah 1.863 orang sedangkan tahun 2013 jumlah tagana di provinsi DKI Jakarta ditambah dengan petugas sosial dari masyarakat yang diberikan pelatihan penanganan bencana menjadi 2.260 orang, sedangkan tahun 2014 jumlah Tagana di Provinsi DKI Jakarta meningkat menjadi 2.760 orang. Untuk tahun 2017, ditargetkan jumlah Tagana dan masyarakat yang terampil dalam penanganan bencana sebanyak 2.798 orang, sehingga sampai dengan 2014 target tersebut telah mencapai 98,6 Indikator output yang mendukung capaian Responstime Penanggulangan Bencana selama 3 jam adalah : a. Pembentukan Kampung Siaga Bencana sebanyak 7 lokasi b. Pengadaan Dapur Umum Mandiri di lokasi titik rawan bencana sebanyak 20 lokasi titik rawan c. Peningkatan kompetensi Tagana sebanyak 150 orang d. Piket siaga bencana 24 jam e. Satuan Petugas Bencana yang mendapat pelatihan dasar penanganan bencana di 5 wilayah kota sebanyak 500 orang. Kampung Siaga Bencanan merupakan penanganan bencana berbasis masyarakat. Bentuk kegiatan Kampung Siaga Bencana meliputi Pelatihan dan Simulasi Penanganan Bencana, Pengadaan Peralatan dan Logistik, dan Pengadaan Dapur Umum Mandiri Kampung Siaga Bencana Pencapaian target kinerja tersebut didukung oleh kegiatan yang dilaksanakan antara lain : a. Pengadaan Dapur Umum Mandiri di lokasi titik rawan bencana r. Peningkatan Kompetensi Tagana s. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana tingkat provinsi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 III-40 t. Pengembangan dan Kemandirian Kampung Siaga Bencana u. Pelatihan Satgasos Penanggulangan Bencana v. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tingkat Kota.

14. Tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua