Morbiditas dan Mortalitas Analisis Mortalitas 30 Hari Pasien Perdarahan Spontan Basal Ganglia Pada Kelompok Terapi Bedah Dan Konservatif Berdasarkan Penilaian Mich Score

melaporkan bahwa 47 kasus perdarahan intraserebral yang letaknya dalam memiliki kadar kolesterol yang rendah dibandingkan dengan 27 pada kasus perdarahan lobar.

2.6.7 Konsumsi alkohol

Beberapa penelitian melaporkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap terjadinya perdarahan intraserebral Caicoya, 1999 melaporkan bahwa mengkonsumsi alkohol lebih dari 140g per hari memiliki OR 6.2 CI:1.3- 24.0 terhadap terjadinya perdarahan intraserebral. Monforte melaporkan hubungan ini paling signifikan terjadi pada perdarahan lobar. Pada penelitian Greater Cincinnati, multivariate OR untuk konsumsi alkohol yang berlebihan 2 gelas per hari terhadap terjadinya perdarahan lobar adalah 5.3 CI: 1.4-20. Woo et al melaporkan bahwa 8 seluruh perdarahan lobar disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan.

2.7 Morbiditas dan Mortalitas

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan angka mortalitas yang lebih rendah dari penelitian sebelumnya, yaitu dengan mortalitas 30 hari sebesar 18. Pada penelitian sebelumnya berkisar antara 23-58 Wijdicks, 2004; Qureshi, 2001; Lisk, 1994; Broderick, 1993; Mayer, 2008; Naidech, 2009; Becker, 2001. PIS score adalah skala yang valid dalam menentukan prognosis dari suatu PIS. Dikarenakan skala ini menggabungkan antara besar hematoma, GCS, ada atau tidak PIV dan usia pasien. Becker mengatakan bahwa variabel terpenting untuk menentukan outcome dan suatu PIS adalah tingkat dari dukungan medis yang disediakan. Persepsi dari kegagalan terapi agresif mengarah pada pemberhentian awal dukungan medis, yang mana PIS nya sedikit menyerupai PIS pada pasien yang ditangani secara pembedahan Becker, 2001, Ini mungkin menjadi penelitian yang bernilai apabila PIS pasien mempunyai hasil akhir yang lebih baik pada volume tinggi yang sering kali diterapi dengan medis dan pembedahan, suatu fenomena yang ditunjukkan pada penanganan Universitas Sumatera Utara pembedahan aneurisma yang belum pecah Barker, 2003. Dilaporkan mortalitas 30 hari tertinggi pada PIS adalah yang berlokasi pada basal ganglia, yaitu sekitar 50. Kemudian disusul oleh perdarahan thalamus sekitar 23. Perdarahan serebellum 16 dan perdarahan lobar dan pons adalah PIS yang memiliki angka mortalitas terendah yaitu 13, dan outcome jangka panjang yang baik Cheung, 2003 Salvati, 2001. Salah satu yang diperdebatkan dalam manajemen post PIS jangka panjang ialah mengenai penggunaan antikoagulan. Pada suatu penelitian, data epidemiologis dari literatur medis digunakan untuk mendapatkan model Markov-state transition decision. Keberhasilan terapi diukur dengan kualitas angka harapan hidup Eckman, 2003. Peneliti menemukan bahwa pada pasien dengan lobar PIS sebelumnya menunda penggunaan antikoagulan akan menghasilkan outcome lebih baik bagi kualitas angka harapan hidup sebanyak 1,9 kali. Sebaliknya, pada pasien dengan deep interhemispheric PIS, dikarenakan rendahnya risiko recurrent PlS akibat ketiadaan amyloid angiopathy, sebaiknya tidak diberikan antikoagulan untuk keadaan fibrilasi atrium non katup, namun antikoagulan disertai aspirin tetap diberikan apabila terdapat risiko moderat-tinggi kejadian trombo-emboli dan ditambah coumadin bila risiko tersebut sangat tinggi. ASA Stroke Council Broderick, 2007 dan EUSI guidelines Steiner, 2006 merekomendasikan antikoagulan warfarin bagi pasien yang memiliki katup jantung buatan selama 7-14 hari setelah onset PIS Butler, 1998. Angka rekurensi PIS diperkirakan 2,4 per tahun, dan 3,8 kali lipat lebih tinggi setelah lobar PlS cerebral amyloid angiopathy dibandingkan dengan hypertensive deep PIS Hill, 2000. Faktor yang berperan sebagai prediktor positif perdarahan berulang yaitu usia diatas 65 tahun dan jenis kelamin pria Vermeer, 2002. Volume perdarahan juga memegang peranan terhadap prognosis pasien dengan PIS secara signifikan. Meskipun demikian, volume perdarahan pada PIS pada daerah yang dalam dan pada lobar memiliki prognosis yang berbeda, dikarenakan perdarahan pada bagian dalam Universitas Sumatera Utara lebih tidak dapat menolerir adanya perdarahan yang luas. Hematoma dibagi menjadi perdarahan kecil ≤30cm 3 , sedang 30-60 cm 3 , dan luas ≥ 60 cm 3 . Mortalitas 30 hari pada hematoma yang kecil, sedang dan luas adalah 23, 60, dan 71 untuk perdarahan lobar, dibandingkan dengan 7, 64, dan 93 untuk hematoma pada daerah otak yang dalam Broderick, 1993. Secara keseluruhan mortalitas 30 hari untuk lobar hematoma adalah 39 dan 48 untuk hematoma yang dalam. Volume perdarahan juga berhubungan dengan terjadinya perdarahan ulang. Pada salah satu penelitian retrospektif menyebutkan bahwa perdarahan ulang pada PIS dengan volume 25 cm 3 adalah 39 dibandingkan dengan volume perdarahan 25 cm 3

2.8 Diagnosis