dan 1 dieksklusikan dari penelitian ini, dikarenakan pembedahan tidak memberikan perbaikan hasil akhir klinis dan menurunkan angka mortalitas Cho, 2008. Pada pasien dengan skor
MICH 5, semua pasien yang diterapi konservatif maupun operatif meninggal. Sehingga pasien dengan MICH score 5 dieksklusikan. Mortalitas yang lebih tinggi pada pasien dengan.
PIS basal ganglia yang mendapat terapi bedah terhadap pasien yang mendapat terapi konservatif ditunjukkan pada MICH score 2, 3 dan 4. Sebagai contoh, pada nilai 3 mortalitas
terapi konservatif 97 dan terapi bedah 35. Atas dasar ini maka peneliti membatasi skor hanya pada 2-4. Sistem penilaian ini sangat sederhana, karena sistem penilaian ini hanya
melihat GCS awal, volume perdarahan dan ada atau tidaknya PIV atau hidrosefalus. Penelitian yang menggunakan MICH score ini belum pernah dilakukan di Indonesia, sehingga
peneliti ingin mengetahui bagaimana jika penelitian ini dilakukan pada pasien-pasien di Indonesia pada umumnya, dan khususnya di R. S. Adam malik.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap pasien-pasien dengan nilai MICH score 2-4, dengan tujuan untuk melihat apakah pada terapi pembedahan lebih bermanfaat
dibandingkan dengan konservatif pada rentang MICH score 2-4.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah analisis mortalitas 30 hari pasien perdarahan spontan di basal ganglia pada kelompok terapi operatif dan kelompok terapi konservatif pada rentang MICH score 2-
4?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum:
Menganalisis mortalitas 30 hari pasien perdarahan spontan di basal ganglia pada kelompok terapi operatif dan kelompok terapi konservatif pada rentang MICH score 2-4.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui mortalitas penderita perdarahan spontan basal ganglia yang mendapat
terapi bedah pada perawatan 30 hari. b.
Mengetahui mortalitas penderita perdarahan spontan basal ganglia yang mendapat terapi konservatif pada perawatan 30 hari.
1.4. Manfaat Penelitian
Menjadikan MICH score sebagai salah satu patokan bagi dokter bedah saraf untuk menentukan pemilihan terapi terhadap pasien dengan perdarahan spontan basal ganglia.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Basal Ganglia
Basal Ganglia terdiri dari striatum nukleus kaudatus dan putamen, globus palidus eksterna dan interna, substansia nigra dan nukleus sub-thalamik. Nukleus pedunkulopontin
tidak termasuk bagian dari basal ganglia, meskipun dia memiliki koneksi yang signifikan dengan basal ganglia. Korpus striatum terdiri dari nukleus kaudatus, putamen dan globus
palidus. Striatum dibentuk oleh nuldeus kaudatus dan putamen. Nukleus lentiformis dibentuk oleh putamen dan kedua segmen dari globus palidius. Tetapi letak anatomis perdarahan basal
ganglia yang dibahas disini hanya meliputi nukleus kaudatus dan nukleus lentiformis. Kapsula interna terletak diantara nuleus kaudatus dan nukleus lentiformis. Kapsula intema adalah
tempat relay dari traktus motorik volunter, sehingga jika ada lesi pada lokasi ini akan menyebabkan gangguan motorik seperti hemiparesis ataupun gangguan motorik lain Tortora,
2009. Vaskularisasi yang mendarahi basal ganglia adalah cabang-cabang arteri yang berasal
dari arteri serebri anterior ACA, serebri media MCA, choroidal anterior, posterior communicans P-commA, serebri posterior PCA dan serebelar superior. Cabang dari MCA,
yang disebut Lenticulostriata lateral, adalah yang terbanyak mendarahi striatum dan lateral dari pallidum. Perdarahan pada basal ganglia yang tersering adalah dikarenakan ruptur arteri
lenticulostriata media. Arteri Heubner, disebut juga arteri striata media, berasal dari A2, yaitu segmen dari ACA, memperdarahi putamen dan kepala dari nukleus caudatus. Arteri
choroidalis anterior memperdarahi sebagian dari globus palidus dan putamen, juga ekor dari nukleus caudatus. Arteri posterior communicans memperdarahi bagian medial dari pallidum,
medial substansia nigra dan sebagian nukleus subthalamikus. Thalamo perforata dari PCA
Universitas Sumatera Utara
adalah yang terbanyak memperdarahi substansia nigra dan sebagian dan STN. Cabang dari SCA memperdarahi bagian lateral dari substatia nigra Moore, 2005.
Gambar 2.1.
Potongan axial dari serebrum. Basal ganglia adalah yang ditunjukkan oleh lingkaran berwarna merah.
2.2 Perdarahan Intraserebral Spontan