gula darah dipertahankan 80-110 mgd1. Pada penelitian Van den Berghe G dkk. 2006 mengemukakan bahwa dengan pengontrolan kadar gula darah yang ketat dapat mengurangi
angka mortalitas terutama yang disebabkan sepsis dan kegagalan beberapa organ. Terapi hemostasis dapat diberikan untuk mencegah terjadinya pertambahan
perdarahan ataupun perdarahan ulang beberapa jam setelah serangan. Pada pasien dengan koagulopati diberikan FFP, prothrombin complex concentrate dan faktor IX. Terapi pengganti
faktor VIII dan IX diberikan pada pasien dengan hemofilia A dan B. Cryoprecipitate diberikan pada pasien dengan hipofibrinogenemia. Dan Desmopressin Diacetate Arginine
Vasopressin ddAVP diberikan pada pasien gangguan trombosit. Pada PIS juga dapat diberikan neuroprotektor, yang berguna untuk melindungi
penumbra disekitar hematoma. Neuroprotektor yang telah terbukti secara klinis adalah GABA antagonist muscimol dan NMDA receptor antagonists MK801 dan D-E-4-3-
phodphonoprop- 2-enyl-piperazine-2-carboxylic acid D-CPP-ene. Obat-obatan ini telah terbukti mengurangi edema dan melindungi white matter pada hewan percobaan Mendelow,
1993.
2.9.2 Tindakan Pembedahan pada Perdarahan Intraserebral Spontan
Terdapat beberapa bukti eksperimental yang menyatakan bahwa evakuasi hematoma yang dilakukan segera dapat memperbaiki cerebral blood flow CBF, perubahan histologis,
edema serebri, iskemia, dan outcome. Lia kematian pada perdarahan intraserebral terjadidalam 48 jam setelah onset dan pertambahan volume atau rebleeding terjadi maksimal
dalam 3 hingga 4 jam dan terus berlangsung hingga 24 jam setelahnya. Oleh sebab itu, tindakan operasi dapat meningkatkan outcome. Beberapa bukti klinis juga mendukung
tindakan operasi yang segera. Salah satu cabang dan arteri lentikulostriata yang ruptur dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan hematoma hipertensif yang bermakna. Tindakan
Universitas Sumatera Utara
koagulasi pada pembuluh darah tersebut yang dilakukan dengan segera dapat menguntungkan. Eksaserbasi terjadi tiba-tiba dan kebanyakan terjadi pada 4 hingga 6 jam setelah onset
perdarahan, evakuasi sebelum periode waktu tersebut dapat mencegah terjadinya perburukan klinis. Oleh karena perubahan sekunder seperti edema otak terjadi dalam 7 hingga 8 jam
setelah perdarahan, maka tindakan evakuasi sebelum periode waktu tersebut dapat mencegah terjadinya perubahan sekunder tersebut.
Kaneko dan kawan-kawan melakukan pengamatan pada 100 perdarahan putaminal yang dilakukan operasi dalam 7 jam setelah onset. Seluruh pasien mengalami hemiplegia,
dengan skor GCS berkisar antara 6 hingga 12 dan volume hematoma diatas 20 hingga 30 cm
3
. Mortalitas mencapai 7 dan useful recovery dalam 6 bulan mencapai 83. Dua pasien
meninggal akibat eksaserbasi yang terjadi sangat cepat sebelum tindakan operasi dilakukan, dan dua pasien yang lain meninggal akibat reakumulasi hematoma. Hasil penelitian ini
menunjukan hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan kasus serial yang dilaporkan oleh Yukawa dan Kanaya, yang tidak menekankan tindakan operasi segera pada
perdarahan intraserebral 28.6 angka mortalitas dan 62.8 angka useful recovery. Pasien- pasien dalam kelompok penelitian Kaneko dan kawan-kawan menunjukan nilai neurologis
preoperatif yang lebih baik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan operasi yang segera ini dapat menghentikan proses perburukan lebih lanjut. Dalam penelitian tersebut tidak
dimasukkan pasien-pasien dengan skor GCS 13 dan volume hematoma antara 20 cm
3
hingga 30 cm
3
Hasil penelitian tersebut diatas juga didukung oleh analisis retrospektif pada kelompok pasien dengan hematoma putaminal yang berukuran sedang. Pada penelitian prospektif yang
dilakukan oleh Juvela dan kawan-kawan, 52 pasien dengan skor GCS antara 7 hingga 10 tidak memperoleh keuntungan dari tindakan operasi yang dilakukan setelah 24 jam. Tindakan
operasi dapat memperbaiki angka mortalitas apabila dilakukan dalam 13 jam. .
Universitas Sumatera Utara
Medical Research Council dan Stroke Association mendanai proyek penelitian Surgical Trial in Intracerebral Hemorrhage STPIS yang dilakukan pada tahun 1998.
Penelitian tersebut merupakan penelitian prospektif dan randomized yang membandingkan tindakan operatif yang segera dengan pengobatan konservatif pada penderita perdarahan
intraserebral spontan. Tindakan operasi yang dilakukan dalam 24 jam dibandingkan dengan pengobatan konservatif. Analisis didasari oleh intention-to-treat basis. Pada 6 bulan, 468
pasien diacak untuk dilakukan tindakan operasi segera, dan 122 26 menunjukkan favorable outcome dibandingkan dengan 118 24 dari 496 pasien yang diacak memperoleh
pengobatan konservatif OR, 0.89 [95 CI, 0.66 hingga 1.19]; p= ,414. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa tidak dijumpai overall benefit dari tindakan operasi yang
dilakukan segera dibandingkan dengan pengobatan konservatif. Tetapi setelah dilakukan analisis yang seksama pada CT scan kelompok pasien yang dimasukan dalam penelitian
STPIS ini, ada 42 pasien yang memiliki perdarahan intraventrikular. Telah diketahui bahwa pasien yang memiliki perdarahan intraventrikel baik mengalami hidrosefalus atau tidak,
memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien yang hanya memiliki perdarahan intraserebral saja. Apabila kelompok pasien ini dikeluarkan dari penelitian ini dan
menambahkan kelompok pasien dengan hematoma yang letaknya di superfisial menunjukan manfaat yang lebih baik pada tindakan operasi. Apabila penilaian prognosis yang digunakan
adalah Rankin score pada subgroup pasien tersebut, maka menunjukkan hasil yang lebih baik pada kelompok yang memperoleh tindakan operasi p=013. Analisis yang dilakukan lebih
lanjut oleh Auer dan kawan-kawan dan Teemstra dan kawan-kawan mendukung hipotesis bahwa subgroup pasien dengan perdarahan lobar memperoleh manfaat yang lebih baik apabila
dilakukan tindakan operatif yang segera. Perdarahan yang terjadi di serebelum atau di dekat batang otak, dianjurkan untuk
dievakuasi apabila diameternya diatas 3 cm. Perdarahan serebelum cenderung berkembang
Universitas Sumatera Utara
cepat menyebabkan perburukan neurologis atau kematian karena letaknya dekat dengan batang otak. Pada penderita dengan GCS 13 atau kurang dengan perdarahan 4 ml atau lebih
perlu dilakukan evakuasi. Beberapa penulis lain lebih menekankan beberapa sindroma serebelar dan saraf kranial sebagai dasar untuk pengambilan keputusan operasi di samping
kriteria radiologis diatas.
2.9.3 Teknik operasi pada perdarahan intraserebral spontan