2. Pengukur Tingkat Keuntungan
Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima
tahun lalu IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan
4400 - 1400 1400 x 100 = 214. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah 214. Berarti per tahun 42,8. Angka
tersebut belum termasuk keuntungan dari dividen http:www.juruscuan.comindex.php.
2.2 The Fed Rate
Salah satu indikator perekonomian di Amerika Serikat adalah tingkat suku bunga The Fed. Menurut McEachrn 2000, dalam bukunya ekonomi makro yang
diterjemahkan oleh Sigit Triandaru mengatakan bahwa The Fed Rate mengandung makna sebagai berikut:
Tingkat bunga The Fed adalah tingkat bunga yang ditetapkan The Fed terhadap pinjaman yang diberikan kepada bank.
The Fed yang merupakan bank sentral di Amerika Serikat bertanggung jawab memantau dan menanggapi perkembangan perekonomian secara
keseluruhan, dan pasar saham adalah bagian dari perekonomian. The Fed Federal Reserve mengawasi pasar saham dan dapat mempengaruhi suku bunga dan
aktivitas ekonomi bagi Indonesia. Saat ini, hampir semua pasar saham termasuk pula di kawasan regional, mengamati dengan cermat perkembangan harga saham
Universitas Sumatera Utara
di Amerika Serikat. Apa yang dikatakan Fed akan sangat diikuti pasar. Pasar akan bereaksi cepat menyangkut rencana kebijakan The Fed.
Teori penghitungan suku bunga bank sentral Amerika Serikat Taylors Rule dikemukakan oleh John B. Taylor, seorang profesor ilmu ekonomi dari
Stanford University www.ratewatch.com sebagai berikut:
FFR = r + I + 0,5 I ‐ I + 0,5y
dimana:
FFR = Federal Funds Rate Suku Bunga Amerika Serikat r
= Keseimbangan dari real federal funds rate I
= Rata-rata tingkat inflasi untuk setiap 3 bulan sebelumnya I
= Target tingkat inflasi y
= The output gap dengan rumus: y = Real GDP - Potential GDPPotential GDPx100
Data dalam penelitian ini tidak didapat menggunakan rumus diatas karena nilai fed funds rate sudah diperoleh dalam bentuk data sekunder yang telah diolah
oleh Federal Reserve. Informasi lain adalah pergerakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat
The Fed sering dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Hal tersebut berpengaruh karena apabila suku bunga The Fed naik, maka investor
kemungkinan akan memindahkan dananya dari Indonesia ke Amerika. Pada pertengahan tahun 2008 Bank Sentral Amerika telah menurunkan suku bunga tiga
kali. Potensi kenaikan suku bunga terjadi di tahun 2010. Seiring pemulihan
ekonomi, inflasi akan meningkat, dan The Fed akan menaikkan suku bunganya. Potensi kenaikan cukup besar di tahun 2010, sudah mulai terlihat dari penguatan
US Dollar yang signifkan. Secara jangka panjang naiknya suku bunga berpengaruh baik bagi AS, tetapi secara jangka pendek akan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
capital outlow dari negara-negara di luar AS, termasuk Indonesia Surbakti dkk, 2011.
The Fed pada bulan April menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin yang akan berdampak positif pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG Bursa Efek Indonesia BEI. Perkiraan penurunan sebesar 25 basis poin suku bunga The Fed dari 2,25 menjadi 2,00 bisa menjadi sentimen positif indeks
regional Misgiyanti, 2008. Dalam publikasinya, Federal Reserve menyebutkan bahwa kondisi ekonomi
Amerika dan ekonomi dunia terhubung dengan berbagai saluran. Perkembangan ekonomi di Amerika memiliki pengaruh besar pada sektor produksi, tenaga kerja
dan harga di dunia internasional. Begitu pula aktivitas yang dilakukan Federal Reserve dan ekonomi internasional saling mempengaruhi satu sama lain.
Kebijakan the Fed mempertimbangkan transaksi internasional Amerika, pergerakan nilai tukar dolar dan perkembangan ekonomi lainnya, namun disisi
lain aktivitas the Fed juga akan berpengaruh pada ekonomi internasional seperti halnya transaksi valuta asing yang dilakukan Federal Reserve akan mempengaruhi
nilai tukar dolar yang pada akhirnya mempengaruhi keuangan dunia The Federal Reserve Publication.
Wongswan 2005: 10-11 menyebutkan bahwa kebijakan moneter Amerika The Fed Fund Rate dapat mempengaruhi harga saham di negara lain melalui
beberapa jalur sebagai berikut: 1
Naiknya Fed rate akan menyebabkan kenaikan discount rate yang berpengaruh pada ekspektasi deviden sehingga akan menurunkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
harga saham di US. Karena Fed rate mempengaruhi tingkat suku bunga global maka tidak menutup kemungkinan kenaikan Fed rate juga akan
menyebabkan naiknya tingkat suku bunga domestik yang pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya harga saham.
2 Perubahan Fed rate dapat dijadikan sebagi tolak ukur aktivitas ekonomi
yang akan dilakukan oleh Amerika. Di satu sisi naiknya Fed rate mengakibatkan lesunya kegiatan perekonomian, namun di sisi lain
tingginya Fed rate juga merupakan signal menguatnya perekonomian Amerika. Hal ini berpotensi mempengaruhi aktifitas global sehingga
memungkinkan untuk mempengaruhi pasar modal. 3
Perubahan Fed rate akan mempengaruhi kurs mata uang asing, sedangkan kurs mata uang dapat mempengaruhi harga saham melalui komponen
discount rate atau expected future cash flow ataupun melalui keduanya. Besar pengaruh tersebut tergantung pada kemampuan nilai tukar dalam
menyesuaikan perubahan suku bunga global. 4
Perubahan Fed Rate mempengaruhi harga saham global melaui portofolio adjustment pada pasar ganda multiple market yang saling terhubung
seperti global mutual fund, hedge fund dan brokerage firms. Berdasarkan teori interest rate parity dan teori portofolio adjustment
menyebutkan bahwa perubahan tingkat suku bunga luar negeri akan berpengaruh terhadap keputusan investasi investor. Tingginya tingkat suku bunga luar negeri
dibanding tingkat suku bunga domestik akan menyebabkan capital outflow karena investor menilai lebih menguntungkan berinvestasi di luar negeri dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
berinvestasi dalam negeri. Oleh sebab itu, kenaikan tingkat suku bunga luar negeri yang dibarengi dengan penurunan tingkat suku bunga domestik akan berdampak
negatif bagi kondisi pasar modal domestic Antonio dkk, 2013.
2.3 Indeks Dow Jones