memaksakan diri karena bisa membuat manajemen waktu sendiri, tidak seperti buruh pabrik yang harus masuk dan keluar pabrik dengan jam yang sudah ditentukan serta
adanya aturan yang mengikat. Sejak kecil Mutiara Manalu sudah memperhatikan bagaimana teknik yang
dilakukan orangtuanya untuk bertenun. sehingga Mutiara Manalu tidak begitu kesulitan ketika ia memutuskan untuk belajar bertenun. Orangtua Mutiara Manalu dulunya adalah
memproduksi beberapa jenis Ulos. Namun, seiring waktu Mutiara Manalu melakukan variasi produksi, yaitu memproduksi Tenun sarungstelan dan juga memproduksi bakal
untuk dijadikan jas. Dan yang paling banyak diproduksi untuk jenis ulos adalah ulos sadum. Menurut Mutiara Manalu bahwa usaha ini cukup membantu untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
4.2 Penyajian Data 4.2.1 Identitas Informan
a. Informan utama Nama
: Mutiara Manalu Umur
: 53 Tahun Pekerjaan
: Bertenun Pendidikan terakhir : SD
b. Informan tambahan Nama
: Lina Sitanggang Umur
: 23 Tahun Pekerjaan
: Bertenun Pendidikan Terakhir : SMA
Universitas Sumatera Utara
4.3 Jenis-Jenis Ulos Menurut Dr. SHW. Sianipar DL 1991: 222 Ada jenis-jenis ulos sebagai berikut:
1. Ulos Ragi Pamunsai
Ulos ini mempunyai ukuran khusus dengan ragi khusus. Ulos ini dipakai untuk martonggotonggo pada zaman dahulu, tapi sekarang tidak lagi. Bagi semua orang Batak
ulos pamunsai adalah ulos tertinggi, karena dahulu tidak semua sembarangan memakainya. Apabila ada suatu acara pesta dan seseorang memakai ulos pamunsai, maka
orang itu sudah dapat dikatakan seorang Mangaraja. 2.
Ulos Ragi Hidup Ulos ragi hidup ialah ulos yang dibuat khusus untuk orang tua yang sudah punya
cucu. Idup artinya meminta umur lebih panjang atau ulos ini merupakan jenjang sebelum bisa memakai ulos pamunsai. Ulos ragi idup adalah ulos laki-laki, karena itu tidak pantas
dibuat menjadi ulos perempuan seperti dibeberapa daerah sebagai ulos tondi, sedangkan yang menerimanya seorang perempuan, umumnya anak pertama.
3. Ulos Ragi Sibolang
Kata sibolang bersal dari kata Si-bulang. Ulos ini ulos laki-laki. Dulu dalam pesta perkawinan ulos hela adalah ulos sibolang bukan seperti sekarang Ragi Hotang. Jika
seseoarang anak pergi merantau, diberikanlah kepadanya ulos ragi sibolang dengan pengharapan sekembalinya nanti anak itu menjadi tumpuan orang tua dan keluarga.
4. Ulos Ragi Sitolu Tuho
Universitas Sumatera Utara
Ulos ini disebut sitolu tuho karena mempunyai tanda tuho tiga buah yang terdapat pada kedua ujung ulos dan pertengahan ulos itu. Dan ulos ini khusus untuk perempuan.
Arti ketiga tuho itu adalah: 1.
Hormat marhula hula 2.
Hormat mardongan tubu atau manat 3.
Elek marboru Artinya yang lebih luas bahwa yang diberi ulos sitolu tuho bisa jadi ibu yang baik
membimbing anak-anaknya dan mengajarinya terhadap ruhut ni adat. 5.
Ulos Ragi Bolean Kata bolean berasal dari kata boi lean menjadi bolean. Ulos ragi bolean berarti ulos
sileanon. Orang yang memakainya atau orang yang diberikan ulos ini adalah orang membutuhkan pertolongan, bantuan karena musibah atau sesuatu yang diperlukan untuk
membantunya agar Tuhan mengasihi dia dan menolongnya memikul musibah itu. Apabila seorang ibu yang kematian anak, maka hulahulanya atau orang tuanya datang
membawa ikan mas kerumahnya dan mangulosi borunya itu denga ulos ragi bolean. 6.
Ulos Ragi Hotang Menurut cerita situatua, pada mulanya ulos ragi hotang dibuat sebagai ikat
pinggang kemudian berkembang menjadi ulos umum. Ragi hotang artinya ragi bulus atau sibulusbulus tidak mempunyai arti khusus atau dikatakan ulos ini adalah ulos netral. Dulu
ulos ini hanya untuk disangkutkan di bahu sebagai pengganti sibolang pada laki-laki dan sebagai pengganti sitolu tuho bagi perempuan.
Universitas Sumatera Utara
7. Ulos Ragi Mangiring
Ragi mangiring ulos laki-laki. Pada mulanya ragi ulos ini adalah ragi untuk tali-tali dan ikat pinggang, kemudian berkembang jadi parompa. Dulu setelah seorang anak
melewati masa remajanya dan sudah dapat marmahan pada umur kira-kira 12 sd 15 tahun orang tua memberikan anak itu hohos dan piso. Kemudian setelah berumah tangga
dan sudah mempelajari ilmu parngoluan dan adat, maka anak itu diberikan tali-tali sebagai tanda bahwa dia sudah boleh mengikuti pembicaraan adat, tetapi ulosnya masih
ragi hotang walaupun dia belum diterima untuk ikut bicara dalam acara itu. 8.
Ulos Bintang Maratur Sebenarnya melihat ulosnya tidak menunjukkan arti seperti namanya. Mula-mula
ulos bintang maratur tidak disebut punya ragi, tetapi oleh beberapa orang disebut bintang maratur. karena itu bintang maratur sebenarnya adalah ulos selendang yang disebut ulos
anak-anak. 9.
Ulos Ragi Parompa Ulos ragi parompa adalah ulos yang tidak punya kepala tapi punya rambu pada
kedua ujungnya. Artinya ragi parompa hanya satu yaitu agar anak itu tulus laho magodang yang diberikan tulangnya kepada berenya pada waktu menerima nama dari
orangtuanya. Sekarang ulos ini tidak dibuat orang lagi, dan sebagai gantinya diberikan ulos ragi mangiring.
10. Ulos Sadum
Ulos ini mempunyai ragam warna yang cerah. Biasanya ulos ini dipakai dalam acara-acara yang penuh keceriaan ataupun acara lainnya misalnya, pemberian ulos
Universitas Sumatera Utara
kepada pejabat tokoh masyarakat dengan tujuan sebagai bentuk pemberian rasa hormat dan rasa kasih sayang.
Gambar 4.1 Gambar ulos sadum
ulos sadum tenun tradisional ulos sadum tenun mesin Dari beberapa jenis ulos di atas untuk saat ini yang paling banyak diproduksi oleh
Mutiara Manalu adalah ulos sadum. Hal ini dikarenakan bahwa saat ini penggunaan ulos sadum lebih banyak digunakan untuk acara-acara tertentu yang bisa dijadikan sebagai
kenangan, sebagai hiasan, souvenir atau untuk fungsi lainnya.
4.4 Analisis Lingkungan