Penyajian Data .1 Identitas Informan Jenis-Jenis Ulos Menurut Dr. SHW. Sianipar DL 1991: 222 Ada jenis-jenis ulos sebagai berikut:

memaksakan diri karena bisa membuat manajemen waktu sendiri, tidak seperti buruh pabrik yang harus masuk dan keluar pabrik dengan jam yang sudah ditentukan serta adanya aturan yang mengikat. Sejak kecil Mutiara Manalu sudah memperhatikan bagaimana teknik yang dilakukan orangtuanya untuk bertenun. sehingga Mutiara Manalu tidak begitu kesulitan ketika ia memutuskan untuk belajar bertenun. Orangtua Mutiara Manalu dulunya adalah memproduksi beberapa jenis Ulos. Namun, seiring waktu Mutiara Manalu melakukan variasi produksi, yaitu memproduksi Tenun sarungstelan dan juga memproduksi bakal untuk dijadikan jas. Dan yang paling banyak diproduksi untuk jenis ulos adalah ulos sadum. Menurut Mutiara Manalu bahwa usaha ini cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 4.2 Penyajian Data 4.2.1 Identitas Informan a. Informan utama Nama : Mutiara Manalu Umur : 53 Tahun Pekerjaan : Bertenun Pendidikan terakhir : SD b. Informan tambahan Nama : Lina Sitanggang Umur : 23 Tahun Pekerjaan : Bertenun Pendidikan Terakhir : SMA Universitas Sumatera Utara

4.3 Jenis-Jenis Ulos Menurut Dr. SHW. Sianipar DL 1991: 222 Ada jenis-jenis ulos sebagai berikut:

1. Ulos Ragi Pamunsai Ulos ini mempunyai ukuran khusus dengan ragi khusus. Ulos ini dipakai untuk martonggotonggo pada zaman dahulu, tapi sekarang tidak lagi. Bagi semua orang Batak ulos pamunsai adalah ulos tertinggi, karena dahulu tidak semua sembarangan memakainya. Apabila ada suatu acara pesta dan seseorang memakai ulos pamunsai, maka orang itu sudah dapat dikatakan seorang Mangaraja. 2. Ulos Ragi Hidup Ulos ragi hidup ialah ulos yang dibuat khusus untuk orang tua yang sudah punya cucu. Idup artinya meminta umur lebih panjang atau ulos ini merupakan jenjang sebelum bisa memakai ulos pamunsai. Ulos ragi idup adalah ulos laki-laki, karena itu tidak pantas dibuat menjadi ulos perempuan seperti dibeberapa daerah sebagai ulos tondi, sedangkan yang menerimanya seorang perempuan, umumnya anak pertama. 3. Ulos Ragi Sibolang Kata sibolang bersal dari kata Si-bulang. Ulos ini ulos laki-laki. Dulu dalam pesta perkawinan ulos hela adalah ulos sibolang bukan seperti sekarang Ragi Hotang. Jika seseoarang anak pergi merantau, diberikanlah kepadanya ulos ragi sibolang dengan pengharapan sekembalinya nanti anak itu menjadi tumpuan orang tua dan keluarga. 4. Ulos Ragi Sitolu Tuho Universitas Sumatera Utara Ulos ini disebut sitolu tuho karena mempunyai tanda tuho tiga buah yang terdapat pada kedua ujung ulos dan pertengahan ulos itu. Dan ulos ini khusus untuk perempuan. Arti ketiga tuho itu adalah: 1. Hormat marhula hula 2. Hormat mardongan tubu atau manat 3. Elek marboru Artinya yang lebih luas bahwa yang diberi ulos sitolu tuho bisa jadi ibu yang baik membimbing anak-anaknya dan mengajarinya terhadap ruhut ni adat. 5. Ulos Ragi Bolean Kata bolean berasal dari kata boi lean menjadi bolean. Ulos ragi bolean berarti ulos sileanon. Orang yang memakainya atau orang yang diberikan ulos ini adalah orang membutuhkan pertolongan, bantuan karena musibah atau sesuatu yang diperlukan untuk membantunya agar Tuhan mengasihi dia dan menolongnya memikul musibah itu. Apabila seorang ibu yang kematian anak, maka hulahulanya atau orang tuanya datang membawa ikan mas kerumahnya dan mangulosi borunya itu denga ulos ragi bolean. 6. Ulos Ragi Hotang Menurut cerita situatua, pada mulanya ulos ragi hotang dibuat sebagai ikat pinggang kemudian berkembang menjadi ulos umum. Ragi hotang artinya ragi bulus atau sibulusbulus tidak mempunyai arti khusus atau dikatakan ulos ini adalah ulos netral. Dulu ulos ini hanya untuk disangkutkan di bahu sebagai pengganti sibolang pada laki-laki dan sebagai pengganti sitolu tuho bagi perempuan. Universitas Sumatera Utara 7. Ulos Ragi Mangiring Ragi mangiring ulos laki-laki. Pada mulanya ragi ulos ini adalah ragi untuk tali-tali dan ikat pinggang, kemudian berkembang jadi parompa. Dulu setelah seorang anak melewati masa remajanya dan sudah dapat marmahan pada umur kira-kira 12 sd 15 tahun orang tua memberikan anak itu hohos dan piso. Kemudian setelah berumah tangga dan sudah mempelajari ilmu parngoluan dan adat, maka anak itu diberikan tali-tali sebagai tanda bahwa dia sudah boleh mengikuti pembicaraan adat, tetapi ulosnya masih ragi hotang walaupun dia belum diterima untuk ikut bicara dalam acara itu. 8. Ulos Bintang Maratur Sebenarnya melihat ulosnya tidak menunjukkan arti seperti namanya. Mula-mula ulos bintang maratur tidak disebut punya ragi, tetapi oleh beberapa orang disebut bintang maratur. karena itu bintang maratur sebenarnya adalah ulos selendang yang disebut ulos anak-anak. 9. Ulos Ragi Parompa Ulos ragi parompa adalah ulos yang tidak punya kepala tapi punya rambu pada kedua ujungnya. Artinya ragi parompa hanya satu yaitu agar anak itu tulus laho magodang yang diberikan tulangnya kepada berenya pada waktu menerima nama dari orangtuanya. Sekarang ulos ini tidak dibuat orang lagi, dan sebagai gantinya diberikan ulos ragi mangiring. 10. Ulos Sadum Ulos ini mempunyai ragam warna yang cerah. Biasanya ulos ini dipakai dalam acara-acara yang penuh keceriaan ataupun acara lainnya misalnya, pemberian ulos Universitas Sumatera Utara kepada pejabat tokoh masyarakat dengan tujuan sebagai bentuk pemberian rasa hormat dan rasa kasih sayang. Gambar 4.1 Gambar ulos sadum ulos sadum tenun tradisional ulos sadum tenun mesin Dari beberapa jenis ulos di atas untuk saat ini yang paling banyak diproduksi oleh Mutiara Manalu adalah ulos sadum. Hal ini dikarenakan bahwa saat ini penggunaan ulos sadum lebih banyak digunakan untuk acara-acara tertentu yang bisa dijadikan sebagai kenangan, sebagai hiasan, souvenir atau untuk fungsi lainnya.

4.4 Analisis Lingkungan

Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 41 110

Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Terhadap Produktivitas Jagung (Studi Kasus : Kelurahan Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)

13 104 70

Strategi Adaptasi Pemasaran Kerajinan Tenun Ulos Pada Pasar Tradisional Di Kota Medan (Studi Di Pusat Pasar Medan)

15 134 107

Upaya Pengembangan Usaha Industri Dodol Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat ( Studi Kasus : Kec. Tanjung Pura Kab. Langkat

0 17 62

Prospek Pengembangan Usaha Tani Melon Dan Usaha Tani Semangka Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang)

1 51 154

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

26 182 111

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

5 144 107

Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju, Kota Pematangsiantar

0 19 156

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian - Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu

0 2 50

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi - Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu

0 0 17