Pemasaran Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan potensi yang merupakan asset dan berfungsi

2. Pemasaran

Secara umum petenun tidak mengerti masalah pemasaran dan menganggap bahwa pemasaran tidak terlalu penting karena tidak secara langsung terjun untuk memasarkan hasil tenun. Biasanya para petenun menjual hasil tenunannya kepada penampung atau kepada konsumen yang memesan langsung. Kelamahan penjualan langsung kepada penampung adalah bahwa penampung dapat mengendalikan harga dari produsen. Bahkan adanya yang dimodali oleh penampung. Maka para petenun tidak mengerti bagaimana perkembangan pasar dan fluktuasi harga yang terjadi di pasar. Salah satu hal yang tidak diperhatikan oleh pemerintah Tapanuli Utara adalah ketersediaan pasar tradisional khusus untuk para ulos untuk memasarkan hasil tenun mereka kepada konsumen. Sehingga bisa mengetahui bagaimana perkembangan harga yang terjadi di pasar. Pengembangan akses pasar yang lebih luas bertujuan untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak agar mampu mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan program promosi secara langsung melalui selebaran-selebaran ataupun melalui media sosial yang saat ini sudah banyak digunakan para pengusaha pada umumnya. Penggunaan media sosial sebagai sarana memperkenalkan hasil tenun ke pasar dapat menghemat waktu dan biaya promosi. Saat ini bahwa keberadaan tenun termasuk songket Batak sudah semakin dikenal oleh masyarakat luas, bahkan sudah tidak jarang artis Batak yang menggunakan pakaian pernikahan menggunakan songket Batak yang dihasilkan oleh petenun dari daerah Tarutung. Hal ini menjadi peluang bagi para petenun untuk dapat mempertahankan dan Universitas Sumatera Utara mengembangkan usaha tenun sebagai salah satu aspek bisnis yang akan semakin mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas para pebisnis.

3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan potensi yang merupakan asset dan berfungsi

sebagai modal non materialnon finansial didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata real secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Usaha kecil yang bersifat rumahan pada umumnya tidak terlalu banyak mengandalkan tenaga kerjakaryawan. Namun pada umumnya usaha rumahan hanya memaksimalkan tenaga yang mereka miliki tanpa merekrut karyawan. Seperti usaha tenun ulos Mutiara Manalu yang hanya mengandalkan tenaga sendiri dan anaknya untuk membantunya dalam menjalankan usaha ini. Keputusan untuk tidak merekrut karyawan adalah karena terbatasnya modal yang mereka miliki. Selama ini pendapatan dari penjualan ulos hanya bisa membantu suami memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Mutiara Manalu sering kewalahan untuk memenuhi permintaan. Sementara Mutiara tidak memiliki karyawan untuk membantu menenun ulos. Sehingga hanya menerima pesanan sesuai dengan batas kemampuannya dalam menenun ulos. Menurut hasil pengamatan peneliti bahwa manajemen waktu yang dilakukan Mutiara Manalu belum efektif. Terkadang mereka memulai pekerjaan dengan sesuka hati meskipun banyak pesanan yang mereka dapat dari penampung. Pada umumnya yang berada di daerah Tarutung adalah yang belajar sendiri tanpa mengikuti pelatihan khusus. Hal ini perlu disikapi untuk mempertahankan hasil tenun Universitas Sumatera Utara yang berkualitas dan tetap mampu bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat. Faktor sumber daya manusia yang baik dan berkualitas akan menghasilkan produk yang berkualitas juga. Menurut pengakuan Mutiara Manalu bahwa biasanya yang menggunakan sarung dan ulos tenunannya adalah kalangan orang yang memiliki ekonomi yang sudak lebih baik. Hal ini disebabkan bahwa pelanggan memilih hasil tenun tradisional yang dilihat dari sisi kualitasnya bukan dari segi harganya. Adapun perbandingan harga antara tenun mesin dengan tenun tradisional sudah jauh berbeda, yakni tenun tradisional memiliki harga yang lebih mahal. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas Mutiara Manalu dapat mengikuti pelatihan di luar.

4. Faktor Keuangan dan Akuntansi

Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 41 110

Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Terhadap Produktivitas Jagung (Studi Kasus : Kelurahan Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)

13 104 70

Strategi Adaptasi Pemasaran Kerajinan Tenun Ulos Pada Pasar Tradisional Di Kota Medan (Studi Di Pusat Pasar Medan)

15 134 107

Upaya Pengembangan Usaha Industri Dodol Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Masyarakat ( Studi Kasus : Kec. Tanjung Pura Kab. Langkat

0 17 62

Prospek Pengembangan Usaha Tani Melon Dan Usaha Tani Semangka Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang)

1 51 154

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

26 182 111

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

5 144 107

Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju, Kota Pematangsiantar

0 19 156

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian - Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu

0 2 50

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi - Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu

0 0 17