5. Faktor Teknologi
Faktor teknologi yang semakin berkembang dapat memudahkan para pengusaha tenun untuk dapat melakukan kegiatan bisnis sampai ke luar daerah bahkan sampai ke
luar negeri tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat asalkan ada jaringan untuk memanfaatkan media internet.
a. Analisis Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal usaha tenun ulos Mutiara Manalu yang menghasilkan komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional usaha.
1. Ancaman Masuknya pendatang Baru
Pada umumnya masyakakat di daerah Tarutung sejak kecil sudah diwariskan keterampilan bertenun. Mutiara manalu adalah seorang petenun senior. Mutiara Manalu
dipercayai oleh masyarakat sekitar untuk mengajari cara bertenun dan telah bergerak di bidang usaha yang sama. Pendatang baru yang sangat berpengaruh dalam usaha tenun
ulos adalah pendatang yang bertenun dengan menggunakan tenun mesin. Dimana kedatangan usaha tenun mesin ini mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk
membeli ulos hasil tenun tradisional yang diakibatkan oleh keadaan ekonomi. Masyarakat cenderung untuk memilih mengunakan tenun mesin karena ulos hasil tenun mesin lebih
murah dibandingkan ulos hasil tenun tradisional. Untuk menghadapi hal tersebut maka usaha Mutiara Manalu selalu berusaha
membuat kualitas hasil tenun yang lebih baik dan lebih rapi dibandingkan dengan tenun yang ada di pasar tradisional yang berasal dari daerah lain seperti Siantar, Balige, dan
sebagainya. Ulos yang berasal dari Daerah Siantar dan Balige diproduksi secara massal
Universitas Sumatera Utara
dan menggunakan tenun mesin. Sehingga tidak terlalu memperhatikan mutu hasil tenunan secara detail.
2. Persaingan diantara Perusahaan yang Sama
Banyaknya petenun di daerah Tarutung dan khususnya di daerah Rura Pasar tidak ditanggapi terlalu serius walaupun hal tersebut bisa menjadi ancaman langsung bagi
tenun ulos Mutiara Manalu. Karena Mutiata merupakan seorang petenun senior yang telah mengajari banyak orang untuk bertenun di lingkungannya dan sejak dahulu sudah
mempunyai langganan yaitu penampung ulos Usaha Kembar. Persaingan yang dirasakan oleh para petenun adalah bagaimana membuat hasil tenunan menjadi lebih rapi dan lebih
menarik supaya harganya lebih mahal dibeli oleh penampung.
3. Ancaman Produk substitusi atau Jasa Pengganti
Produk substitusi maksudnya adalah produk-produk yang dapat menjadi alternatif. Produk substitusi dari usaha tenun ulos adalah sarung. Masyarakat Batak modern
beranggapan bahwa lebih baik membeli sarung dibandingkan membeli Ulos. Produk substitusi ini muncul karena adanya pergeseran pola pandang terhadap ulos. Dari segi
pemakaiannya, masyarakat lebih sering memakai sarung. Ulos hanya dipakai dalam acara-acara tertentu. Ada istilah yang familiar dalam masyarakat bahwa ‘’ulos itu yang
memakai adalah lemari karena lebih sering disimpan dalam lemari dibandingkan dipakai dalam kehidupan sehari-hari”. Namun disisi yang lain, keberadaan produk substitusi ini
juga dapat menjadi peluang untuk dapat mengembangkan usaha tenun bukan untuk mempertahankan ulos.
Universitas Sumatera Utara
4. Kekuatan Penawaran Pembeli
Dalam dunia usaha tenun ulos, kekuatan penawaran pembeli itu berasal dari penampung karena pada umumnya petenun termasuk Mutiara Manalu tidak mengerti
masalah pemasaran sehingga penampung bebas menentukan harga kepada produsen. Ada beberapa petenun yang sudah dikendalikan oleh penampung karena tersebut diberikan
modal untuk membuka usaha tenun. Apabila tidak menjual langsung kepada penampung maka mereka akan kewalahan untuk menjual hasil tenun mereka. Apabila misalnya tidak
laku, maka mereka akan rela rugi dengan menjual kepada penjual ulos dipasar dengan harga yang sangat rendah.
5. Kekuatan Pemasok
Pemasok yang dimaksud disini adalah penjual benang yang berada di pasar Tarutung. Masalah pemasok sangat mempengaruhi keadaan suatu usaha. Adapun benang
yang dijual di pasar Tarutung sebagai bahan pasokan untuk para petenun adalah benang yang berasal dari Bandung. Mutiara Manalu sejak dahulu sudah memiliki langganan
khusus sebagai pemasok yang bersumber dari pasar Tarutung. Mereka sudah lama menjalin hubungan kerjasama yang baik. Pembayaran boleh dilakukan dengan
memberikan panjar atau pelunasan dikemudian hari setelah kain tenun sudah terjual.
4.6 Analisis SWOT