Capaian sasaran program peningkatan produksi pangan strategis

26 Baik Petugas lapang, babinsa maupun mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pengawalan memberikan pendampingan secara maksimal. Petugas lapang baik penyuluh maupun peneliti berperan dalam memberikan pendidikan dan pelatihan dalam penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan kalender tanam, perbaikan sistem budidaya kedelai sesuai anjuran melalui pendekatan PTT. Sementara itu peranan babinsa adalah sebagai penggerak yang memotivasi petani untuk melakukan tanam serentak, gerakan pengendalian OPT dan panen. Mahasiswa juga turut dilibatkan guna memfasislitasi introduksi teknologi dari perguruan tinggi dan mengembangkan jejaring kemitraan dengan pelaku usaha. Respon petani terhadap bantuan benih kedelai cukup baik. Benih yang diperoleh merupakan benih bermutu dan berlabel. Namun dari segi ketepatan, penyaluran bantuan saprodi belum sesuai dengan jadwal waktu tanam kedelai, sehingga petani mengalami keterlambatan menanam. Alsintan untuk mendukung usahatani kedelai belum mencukupi kebutuhan. Sebagian besar petani menilai kedelai yang dihasilkan memiliki mutu yang rendah, hal ini bisa disebabkan oleh penanganan pasca panen yang kurang tepat. Program UPSUS sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, dengan adanya bantuan saprodi mampu menekan biaya usahatani kedelai. Namun demikian minat petani untuk menanam kedelai masih rendah, hal ini disebabkan sistem pemeliharaan yang sulit dan memerlukan perawatan khusus akibat banyaknya serangan hama dan penyakit. Selain itu harga jual kedelai tergolong rendah dan tidak didukung dengan jaminan pasar. Jika tidak didukung dengan bantuan saprodi maka petani tidak bersedia untuk menanam kedelai.

4.2. Capaian sasaran program peningkatan produksi pangan strategis

Jagung dan Kedelai di Provinsi Bengkulu. Produksi jagung Provinsi Bengkulu berdasarkan Angka Tetap ATAP tahun 2015 sebanyak 52.785 ton jagung pipilan kering. Dibandingkan den gan tahun 2014 produksi jagung Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebanyak 19.971 ton atau -27,45 . Penurunan produksi jagung pada tahun 2015 disebabkan penurunan luas panen seluas 5.506 hektar atau -35,20 . Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya penurunan luas baku sawah akibat alih fungsi lahan. 27 Namun demikian produktivitas jagung meningkat sebesar 5,56 ku ha atau 11,96 . Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi jagung provinsi bengkulu tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Bengkulu tahun 2013-2015 Rician 2013 2014 2015 Perkembangan 2013 2014 2014 2015 Absolute Absolute Luas Panen 18.257 15.643 10.137 -2.614 -14,32 -5,506 -35,20 Produkivitas 51,48 46,51 52,07 -4,97 -9,65 5,56 11,96 Produksi 93,988 72.756 52.785 -21.232 -22,59 -19.971 -27,45 BPS 2015 Tabel 7 menunjukkan perkembangan produksi jagung dari tahun 2013–2014 juga mengalami penurunan yang disebabkan turunnya luas lahan panen 2014 sebesar 14,32 2,614 Ha dan produktivitas 4,97 Ku ha atau -9,65 terhadap tahun 2013. Produksi Perkembangan dan Distribusi Produksi Jagung Provinsi Bengkulu tahun 2013 – 2015 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi, Perkembangan dan Distribusi Produksi Jagung Provinsi Bengkulu tahun 2013 – 2015. Kabupaten Produksi Perkembangan 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2015 Abso lute Abso lute Bengkulu Selatan 10.595 14.918 8.273 4.324 40,82 -6.645 -44.54 15,67 Rejang Lebong 22.640 20.058 19.623 -2.582 -11,40 -435 -2,17 37,18 Bengkulu Utara 7.305 9.366 10.579 2.061 28,21 1.213 12,95 20,04 Kaur 5.680 1.550 1.318 -4.130 -72,71 -232 -14,97 2,50 Seluma 1.591 1.308 1.746 -283 -17,81 439 33,57 3,31 Muko-muko 37.704 18.449 6.111 -16.255 -46,84 -12.337 -66,87 11,58 Lebong 247 414 213 167 67,48 -201 -48,47 0,40 Kepahiang 8.357 5.719 4.491 -2.638 -31,56 -1.228 -21,47 8,51 Bengkulu Tengah 2.384 763 208 -1.621 -67,98 -555 -72,71 0,39 Kota Bengkulu 486 211 220 -275 -56,58 10 4,53 0,42 Prov. Bengkulu 93.988 72.756 52.785 -21.232 -22,59 -19.971 -27,45 100,00 BPS 2015 28 Tabel diatas menunjukkan penurunan produksi jagung di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 yang terjadi di tujuh kabupaten dengan persentase penurunan tertinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 72,71 dan Kabupaten Muko- muko sebesar 66,87 . Sedangkan kenaikan produksi jagung terjadi di tiga kabupaten yaitu : Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma dan Kota Bengkulu dengan kenaikan masing-masing sebesar 12,95 , 33,57 dan 4,53 . perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi jagung provinsi bengkulu tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Provinsi Bengkulu tahun 2013-2015. Uraian Produksi Perkembangan 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 Absolute Absolut e Luas Panen ha Januari-April 5.969 6.135 3.844 166 2,78 -2.291 -37,34 Mei-Agustus 5.116 3.898 3.215 -1.218 -23,81 -683 -17,52 September-Desember 7.172 5.610 3.078 -1.562 -21,78 -2.532 -45,13 Januari-Desember 18.257 15.643 10.137 -2.614 -14,32 -5.506 -35,20 Hasil ku ha Januari-April 48,62 47,69 60,44 -0,93 -1,92 12,57 26,74 Mei-Agustus 48,93 49,98 48,22 1,05 2,14 -1,76 -3,52 September-Desember 55,68 42,81 45,64 -12,87 -23,12 2,83 6,62 Januari-Desember 51,48 45,51 52,07 -4,97 -9,65 5,56 11,96 Produksi ton Januari-April 29.024 29.257 23.235 233 0,80 -6.022 -20,58 Mei-Agustus 25.033 19.482 15.502 -5.551 -22,17 -3.980 -20,43 September-Desember 39.931 24.017 14.048 -15.914 -39,85 -9.969 -41,51 Januari-Desember 93.987 72.756 52..785 -21.231 -22,59 -19.971 -27,45 BPS 2015 Tabel 9 menunjukkan adanya penurunan produksi jagung pada tahun 2015 sebanyak 19.971 ton pada periode Januari-April, Mei-Agustus dan September- Desember masing-masing sebanyak 6.022 ton, 3.980 ton dan 9.969 ton dibandingkan produksi pada tahun 2014 year-on-year. Pola panen jagung pada periode Januari–Desember tahun 2015 relatif sama dengan pola panen tahun 2014 dan tahun 2013. Namun, pada tahun 2015 periode September-Desember ada indikasi mundur tanam sehingga panen periode September-Desember jauh lebih rendah dari tahun 2013 maupun tahun 2014. Berdasarkan Angka Tetap ATAP 2015 produksi kedelai Provinsi Bengkulu sebanyak 5.388 ton biji kering. Dibandingkan dengan tahun 2014 produksi kedelai 29 di Provinsi Bengkulu menurun menjadi 5.715 atau sebesar -5,72 sebanyak 327 ton. Penurunan produksi kedelai di tahun 2015 disebabkan adanya penurunan luas panen sebanyak 1.140 ha at au sebesar -21,21 walaupun produktivitasnya mengalami kenaikan sebanyak 2,09 ku ha atau sebesar 19,66 . Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Provinsi Bengkulu tahun 2013- 2015 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Provinsi Bengkulu tahun 2013-2015 Rician 2013 2014 2015 Perkembangan 2013 2014 2014 2015 Absolute Absolute Luas Panen 3.720 5.375 4.235 1.655 44,49 -1.140 -21,21 Produkivitas 10,72 10,63 12,72 -0,09 -0,81 2,09 19,66 Produksi 3.987 5.715 5.388 1.728 43,34 -327 -5,72 BPS 2015 Dari tabel diatas terlihat, kinerja kedelai tahun 2014 relatif lebih baik dibanding tahun 2015. Tahun 2014 produksi kedelai mencapai 5.751 ton atau mengalami kenaikan sebesar 43,34 sebanyak 1.728 ton dari produksi tahun 2013. Kenaikan ini disebabkan adanya peningkatan luas panen sebesar 44,49 sebanyak 1.655 ha walaupun produktivitasnya menurun sebesar 0.84 atau sebanyak 0,09 kuwintal ha. Produksi, Perkembangan dan Distribusi Produksi Kedelai Provinsi Bengkulu menurut Kabupaten Kota tahun 2013 – 2015 disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Produksi, Perkembangan dan Distribusi Produksi Kedelai Provinsi Bengkulu menurut Kabupaten Kota tahun 2013 – 2015 Kabupaten Produksi Perkembangan 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2015 Absol ute Absol ute Bengkulu Selatan 464 593 184 129 27,91 -410 -69,3 3,41 Rejang Lebong 1.914 1.575 1.378 -339 -17,71 -197 -12,50 25,57 Bengkulu Utara 199 375 768 176 88,68 393 104,80 14,25 Kaur 588 581 432 -6 -1,06 -149 -25,60 8,03 Seluma 23 165 1.271 143 624,45 1.106 668,68 23,59 Muko-muko 663 1.086 205 423 63,76 -881 -81,14 3,80 Lebong 5 1 1 -4 -78,39 -10,62 0,02 Kepahiang 4 934 696 930 21.920,24 -238 -25,52 12,91 Bengkulu Tengah 127 403 454 276 217,14 51 12,62 8,42 Kota Bengkulu - - - - - - - - Prov. Bengkulu 3.987 5.715 5.388 1.728 43,33 -327 -5,72 100,00 30 BPS 2015 Penurunan produksi kedelai pada tahun 2015 terjadi di enam kabupaten, yaitu: Kabupaten Muko-muko, Bengkulu Selatan, Kaur, Kepahiang, Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong, dengan persentase penurunan tertinggi terjadi di Kabupaten Mukomuko -81,14 dan Bengkulu Selatan 69,03 . Sedangkan peningkatan produksi kedelai pada tahun 2015 terjadi di Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara dan Kabupaten Bengkulu Tengah dengan pertumbuhan masing-masing 668,52 , 104,80 dan 12,62 .

4.3. Rumusan alternatif kebijakan untuk peningkatan produksi pangan