11
dari badan bantuan pangan. Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten atau tingkat masyarakat.
2. Akses Pangan, adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup
pangan baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman, dan bantuan pangan maupun kombinasi di antara kelimanya.
Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas
maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di atas. 3.
Pemanfaatan Pangan, merujuk pada penggunaan pangan oleh rumah tangga dan kemampuan individu untuk menyerap dan memetabolisme zat gizi.
2.3. Hasil- Hasil Penelitian Pengkajian Terkait
Hasil penelitian Syaifudin dan kawan-kawan di Kabupaten Gowa dan Takalar Provinis Sulawesi Selatan menunjukan Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
potensinya, akan mengakibatkan produktivitas dan kualitas lahan menurun, serta tidak berkelanjutan. Untuk menghindari hal tersebut, maka peranan evaluasi lahan
untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkelanjutan sangat besar. Secara fisik, evaluasi lahan dapat menjawab tingkat kesesuaian lahan dan
secara ekonomik akan menjawab ke layakan finansialnya.
Hasil penelitian menunjukkan indeks produktivitas berkisar antara 0.25 sampai 0.58, produksi
jagung berkisar antara 3.01 sampai 5.06 ton per ha, dan R C ratio berkisar antara 1.3 sampai 1.9 sehingga layak untuk dikembangkan. Usaha perbaikan rekomendasi
pengelolaan lahan disusun berdasarkan pada faktor pembatas dan potensi di Kabupaten Gowa dan Takalar. Faktor pembatas meliputi rendahnya kualitas tanah,
rendahnya indeks pertanaman, keadaan sosial ekonomi petani, dan faktor iklim. Adanya faktor-faktor pembatas tersebut menyebabkan rendahnya produksi tanaman
jagung. Hasil penelitian Saktyanu K, dan kawan-kawan yang berjudul
KAJI AN KETERSEDI AAN
JAGUNG DAN
KEDELAI DALAM
RANGKA MENGHADAPI
PERDAGANGAN BEBAS: KASUS NEGARA-NEGARA ASEAN. kesimpulan hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan masing-masing negara ASEAN berupaya agar
ketersediaan Jagung dan Kedelai tetap cukup terpenuhi. Namun demikian pola
12
ketersediaan kedua komoditas ini, khususnya untuk I ndonesia, tidak didukung dengan pertumbuhan produksi kedua komoditas tersebut. Pertumbuhan produksi
Jagung ada di dalam komponen utama ke-3, dan ketersediaan jagung ada dalam komponen utama ke-16, selain itu pertumbuhan produksi kedelai berada di dalam
komponen utama ke-29 dan ketersediaan kedelai dalam komponen utama ke-10. Pola pertumbuhan dan ketersediaan Jagung I ndonesia relatif netral pada posisi tarif
bea masuk dan tingkat produktivitas pertaniannya. Berbeda dengan pola pertumbuhan dan ketersediaan Kedelai I ndonesia berada pada posisi perdagangan
bebas dan non-produktivitas pertanian. Hal inilah yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain seperti Thailand dan Filipina dalam menentukan kebijakan ekonomi
pertanian terhadap negara lain, khususnya terhadap I ndonesia. Hasnawi Masturi melakukan penelitian di Kabupaten Lebong Provinsi
Bengkulu yang berjudul KAJI AN EKONOMI USAHATANI KEDELAI di Kabupaten Lebong menunjukakan bahwa tanaman kedelai merupakan salah satu komoditi
palawija yang memiliki peranan penting di I ndonesia. Tanaman kedelai memiliki potensi dan prospek yang baik untuk diusahakan, karena tanaman ini relatif mudah
dibudidayakan. Selain itu permintaan terhadap produksi kedelai terus meningkat baik untuk kebutuhan pangan maupun untuk industri. Sehingga sangat perlu untuk
dilakukan kajian ekonomi usahatani kedelai.Kajian ekonomi usahatani kedelai ini hanya difokuskan pada sistem usahatani kedelai dan analisis ekonomi usahatani
kedelai tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan dan kelayakan usahatani kedelai. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Lebong
Provinsi Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usahatani kedelai merupakan peluang usaha yang menarik untuk dilakukan baik dari segi teknis
budidaya yang relatif mudah dilakukan, maupun peluang pasar yang masih sangat luas. Dan juga secara ekonomi usahatani kedelai menguntungkan dan sangat layak
untuk dilakukan.
13
I I I . METODOLOGI
3.1. Lokasi dan w aktu