Di Muka umum Alasan-Alasan Pembelaan di Pengadilan

74 Selain itu terkait dengan surat-surat yang ditujukan kepada instansi terkait dan orang tertentu, Pengadilan juga berpendapat bahwa hal itu tidaklah dapat dikategorikan sebagai di muka umum sebagaimana tercermin dalam putusan No. 1378 KPid2005. Dalam putusan ini Mahkamah Agung berpendapat “bahwa surat yang dikirim oleh Terdakwa tidak ditujukan untuk konsumsi masyarakat umum, seperti sengaja diminta diberitakan di koran atau ditempel di tempat umum seperti yang disyaratkan dalam ketentuan Pasal 310 KUHP”. Hal yang sama juga menjadi salah satu pertimbangan dalam putusan No. 2051 KPid2007 dimana Mahkamah Agung berpendapat “bahwa alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Pengadilan TinggiJudex Factie telah salah menerapkan hukum, karena surat-surat yang dibuat oleh Terdakwa tidak dimaksudkan untuk diketahui umum, tetapi untuk menanyakan mobil dan tamu dari saksi korban, karena didalam lingkungan RT tersebut berlaku ketentuan adanya kewajiban 1 x 24 jam tamu yang hadir harus lapor”. Demikian juga ditegaskan dalam putusan No. 672 KPid2011, dimana Mahkamah Agung menyatakan “Bahwa alasan-alasan kasasi dapat dibenarkan Judex Facti telah salah menerapkan hukum karena tidak mempertimbangkan dengan benar hal-hal yang relevan secara yuridis, yaitu tidak ternyata dalam perbuatan Terdakwa ada maksud untuk diketahui umum. Tidak ternyata dalam perbuatan Terdakwa ada unsur menyerang kehormatan atau nama baik orang lain, karena Terdakwa hanya memberitahukan alasan tidak diterimanya permohonan kredit dari pemohon kredit.” Dalam konteks percapakan pribadi melalui sms dan hubungan telepon, pengadilan juga berpendapat bahwa hal yang demikian tidak dapat dikategorikan sebagai di muka umum. Hal ini tercermin dalam putusan No 1845 KPid2009, dimana Mahkamah Agung berpendapat “bahwa perbuatan yang dilakukan Terdakwa yang menyatakan saksi korban tidur dengan lelaki yang bukan muhrimnya berasal dari kata kata saksi korban sendiri, di samping itu perkataan Terdakwa tidak ditujukan pada publikumum namun hanya melalui SMS”. 75 Dalam Putusan No. 1162Pid.B2011PN.JKT.PST, Pengadilan juga berpendapat bahwa “Maksud dan tujuan terdakwa menelpon ke Rumah Sakit yang hanya di bagian Poligigi dimana saksi korban bekerja adalah hanya semata-mata untuk mengklarifi kasi dan bukan maksudnya supaya bisa diketahui oleh umum, yang oleh karena itu unsur yang maksudnya terang supaya hasil itu diketahui umum tidak terpenuhi”.

2. Kepentingan Umum

Dalam konteks alasan “kepentingan umum” maka terdapat banyak putusan yang dapat memberi petunjuk pada alasan “kepentingan umum” ini. Setidaknya dalam putusan No.483 KPid2011, Mahkamah Agung berpendapat “Bahwa perbuatan Terdakwa dilakukan dalam rangka partisipasi untuk sosialisasi dalam rangka Pemilu di Aceh”. Lebih lanjut dalam putusan No. 519 KPid2011, Mahkamah Agung berpendapat “Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex facti Pengadilan Negeri tidak salah menerapkan hukum yaitu, perbuatan Terdakwa membuat surat tertanggal 27 Mei 2009 ditujukan kepada Majelis Sinode GKST di Tantena perihal Pembenahan Program Pascasarjana STT GKST Tantena adalah lebih merupakan tindakan korektif terhadap pengelolaan Keuangan Program Pascasarjana agar lebih baik demi kepentingan umum, oleh karena itu Surat Terdakwa tersebut bersifat korektif secara internal bukan merupakan perbuatan pidana”. Demikian juga dalam hal pengawasan terhadap jalannya pemerintahan khususnya korupsi dimana dalam Putusan No. 899 KPid2010 Mahkamah Agung menyatakan “Bahwa apa yang disampaikan Terdakwa atas perbuatan saksi korban sehubungan dengan penyalahgunaan bantuan Raskin telah dinyatakan terbukti oleh Pengadilan Negeri Ketapang, yaitu bahwa H. Mahruni bin Ma’ah selaku Kepala Desa dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan Raskin. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, menunjukkan bahwa perbuatan Terdakwa tidak termasuk menista 76 dengan tulisan, sebab terdakwa sebagai sumber berita yang kemudian sumber beritanya diberitakan melalui korat Ekuator pada hari Senin 10 November 2008 adalah untuk membela kepentingan umum, yaitu pengawasan penyaluran Raskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 ayat 3 KUHP, apalagi orang yang dimaksud telah dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri Ketapang.” Dalam konteks yang lain seperti menyampaikan kritik dan peringatan serta protes, setidaknya dalam Putusan No 1269 Pid.B2009PN.TNG Pengadilan telah berpendapat “bahwa telah dipertimbangkan dalam pertimbangan unsur-unsur dakwaan Kesatu email Terdakwa dengan judul “Penipuan Omni International Hospital Alam Sutera Tangerang” yang isinya antara lain “Saya informasikan juga dr. Hengky praktek di RSCM juga, saya tidak mengatakan RSCM buruk, tapi lebih hati- hati dengan pelayanan medis dokter ini dan tanggapan dr. Grace yang katanya penanggung jawab masalah complaint saya ini tidak profesional sama sekali dan tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer”, tidak bermuatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik, karena kalimat tersebut adalah kritik dan demi kepentingan umum agar masyarakat terhindar dari praktek-praktek rumah sakit danatau dokter yang tidak memberikan pelayanan medis yang baik terhadap orang sedang sakit yang mengharapkan sembuh dari penyakit”. Dalam putusan No. 1432 KPid2010, Mahkamah Agung telah berpendapat “Bahwa kata-kata baik yang ditulis oleh Terdakwa maupun diteriakkan tidak dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik, karena hal-hal tersebut adalah kata yang hanya bernada protes, tidak bermaksud menghina seseorang”. Selain itu dalam putusan No. 180 KPid2010 Bahwa suatu rangkaian kata-kata yang berupa “peringatan” kepada masyarakat, tidak dapat diartikan sebagai upaya pencemaran nama baik seseorang; Bahwa dengan kata-kata “pihak-pihak yang memangkumembesarkan Sako Datuak Naro yang dilewakan tanggal 28 Juni 2008 adalah tidak sah”, tidak mengandung adanya unsur “niat” para Terdakwa untuk mencemarkan nama baik korban; Bahwa perbuatan Terdakwa adalah adalam rangka