13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air diatur oleh pemerintah dalam aturan utama negara yang berbentuk undang-undang
dasar. Negara menguasai air dan mempergunakannya untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Pada pelaksanaannya, negara menyelenggarakan unit usaha
yang bertujuan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat yang kemudian dikenal dengan Perusahaan Air Minum PAM. Penyelenggaraan PAM sendiri
dapat dilakukan oleh pemerintah daerah maupun swasta. Tujuan pembentukan PAM adalah sebagai perusahaan yang mengusung
dua tujuan, yaitu bertujuan sebagai perusahaan yang bersifat sosial, dan perusahaan yang berorientasi pada bisnis. Sebagai perusahaan yang berorientasi
bisnis, sebuah PAM haruslah menghasilkan keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari besaran rupiah yang dibayarkan pelanggan melalui tarif air. Sesuai
dengan Permendagri No. 2 tahun 1998, tarif air adalah harga dalam rupiah yang harus dibayarkan oleh pelanggan PDAM untuk setiap pemakaian meter kubik air
bersih yang disalurkan oleh PDAM. Besarnya tarif merupakan kesepakatan bersama antara pihak penyedia
pelayanan air bersih PAM dengan pengguna jasa layanan air bersih pelanggan. Sedangkan peran pemerintah dalam melaksanakan fungsinya selaku pembina
Universitas Sumatera Utara
14
regulator sektor sumber daya air hendaknya dalam menentukan kebijakan di bidang penetapan tarif air minum memerlukan pertimbangan
– pertimbangan yang berorentasi kepada kemauan dan kemampuan daya beli pelanggan ability and
willingness to pay di satu pihak dan kelangsungan hidup perusahaan dipihak lainnya.
PDAM Tirtanadi merupakan PAM yang dikelola oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara. Sama seperti PAM lainnya, PDAM Tirtanadi menerapkan
komposisi bisnis dan sosial dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini terlihat dari skema tarif yang dibebankan kepada pelanggan. Tarif dibebankan berdasarkan
kelompok-kelompok sesuai dengan asumsi yang digunakan, seperti besarnya hunian, tingkat ekonomi pelanggan, jenis hunian dan sebagainya.
Tarif air yang dibebankan oleh PDAM Tirtanadi kepada pelanggannya diupayakan agar sangat meringankan pelanggan. Diharapkan dengan rumusan
tarif yang sesuai, pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar sehingga kolektabilitas pelanggan akan cukup tinggi yang pada akhirnya akan mendukung
orientasi bisnis dan sosial yang sudah direncanakan. Kendati demikian, upaya yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi tetap menghadapi kendala. Kendala yang
dihadapi oleh perusahaan ini terkait dengan tarif adalah kolektabilitas pelanggan yang tidak mencapai 100. Keadaan ini akan membuat menurunnya pendapatan
PDAM Tirtanadi dari pembayaran tagihan air, yang dapat berimbas pada operasional perusahaan. Berikut ini adalah data PDAM Tirtanadi yang
Universitas Sumatera Utara
15
menunjukkan jumlah pelanggan yang menunggak pembayaran tagihan rekening air di bawah PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota.
Tabel 1.1. Jumlah Tunggakan Rekening Air di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota
Tahun Jumlah Tunggakan
Rp Jumlah Pelanggan
NPA
2007 600.134.995
40.719 2008
500.166.979 41.214
2009 830.582.951
41.304 2010
550.858.570 41.435
2011 480.317.550
42.140 Sumber: PDAM Tirtanadi Medan, 2012
Secara grafik, data di atas dapat diubah menjadi gambar 1.1.
Gambar 1.1. Grafik Jumlah Tunggakan Rekening Air di PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota
Data di atas menunjukkan kolektabilitas tagihan yang tidak lancar. Setiap Rupiah yang tidak dibayarkan oleh pelanggan merupakan beban perusahaan.
Pada tahun 2007, jumlah tunggakan rekening air untuk cabang Medan Kota
Universitas Sumatera Utara
16
berkisar di angka 600 jutaan. Nilai tunggakan yang paling tinggi berada pada tahun 2009. Secara signifikan, jumlah tersebut berhasil diturunkan pada tahun
2010 dan 2011. Begitupun, dengan adanya nilai tunggakan yang belum terselesaikan menunjukkan bahwa PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota masih
menghadapi masalah dalam hal kolektabilitas tagihannya
1.2. Perumusan Masalah