Koefisien X Koefisien X Kesimpulan Saran

50 wanita maka akan semakin meningkat pula pendapatan yang diperoleh pedagang wanita tersebut.

e. Koefisien X

4 b 4 = 30,215, ini berarti bahwa variabel jam kerja X 4 berpengaruh positif terhadap pendapatan, atau dengan kata lain jika jam kerja X 4 ditingkatkan sebesar satu jam, maka pendapatan akan bertambah sebesar 30,215. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel jam kerja dengan pendapatan, semakin meningkat jam kerja seorang pedagang wanita maka akan semakin meningkat pula pendapatan yang diperoleh pedagang wanita tersebut.

f. Koefisien X

5 b 5 = 809,055, ini berarti bahwa variabel jumlah tanggungan X 5 berpengaruh positif terhadap pendapatan, atau dengan kata lain jika jumlah tanggungan X 5 bertambah sebesar satu orang maka pendapatan akan bertambah sebesar 809,055. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel jumlah tanggungan dengan pendapatan, semakin meningkat jumlah tanggungan seorang pedagang wanita maka akan semakin meningkat pula pendapatan yang diperoleh pedagang wanita tersebut.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial individual terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah : Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara 51 Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α= 5 Ho ditolak jika t hitung t tabel pada α= 5 Hasil pengujian adalah : Tingkat kesalahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel, n = 105 k = jumlah variabel yang digunakan, k = 6 Derajat kebebasan degree of freedom df =n-k = 105 - 6 = 99 Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka t tabel yang digunakan adalah t 0,05 99 = 1.664. Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -3605,897 4906,018 -,735 ,464 UMUR 4,912 79,292 ,006 ,062 ,951 PENDIDIKAN 55,503 210,298 ,024 ,264 ,792 LAMA USAHA 187,730 91,777 ,189 2,045 ,043 JAM KERJA 30,215 6,467 ,395 4,672 ,000 JUMLAH TANGGUNGAN 809,055 270,832 ,254 2,987 ,004 a. Dependent Variable: PENDAPATAN Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Umur X 1 Nilai t hitung variabel umur adalah 0,62 dan nilai t tabel 1,664 maka t hitung t tabel 0,62 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel umur berpengaruh positf dan tidak signifikan 0,951 0,05 secara parsial terhadap pendapatan. 2. Variabel Pendidikan X 2 Nilai t hitung variabel pendidikan adalah 0,246 dan nilai t tabel 1,664 maka t hitung t tabel 0,246 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan 0,792 0,05 secara parsial terhadap pendapatan. 3. Variabel Lama Usaha X 3 Nilai t hitung variabel lama usaha adalah 2,045 dan nilai t tabel 1,664 maka t hitung t tabel 2,045 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama usaha Universitas Sumatera Utara 53 berpengaruh positif dan signifikan 0,043 0,05 secara parsial terhadap perilaku pendapatan. 4. Variabel Jam Kerja X 4 Nilai t hitung variabel jam kerja adalah 4,672 dan nilai t tabel 1,664 maka t hitung t tabel 4,672 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 secara parsial terhadap pendapatan. 5. Variabel Jumlah Tanggungan X 5 Nilai t hitung variabel jumlah tanggungan adalah 2,987 dan nilai t tabel 1,664 maka t hitung t tabel 2,987 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan 0,004 0,05 secara parsial terhadap pendapatan.

4.4.2 Uji Signifikan Simultan Uji-F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah : Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah: Universitas Sumatera Utara 54 Ho diterima jika F hitung F tabel pada α= 5 Ho ditolak jika F hitung F tabel pada α= 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df Pembilang = k – 1 df Penyebut = n – k Keterangan : n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 105 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 6, sehingga diperoleh : 1. df pembilang = 6 – 1 = 5 2. df penyebut = 105 – 6 = 99 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat α = 5. Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1074459083,80 4 5 214891816,761 11,605 ,000 b Residual 1833128535,24 4 99 18516449,851 Total 2907587619,04 8 104 a. Dependent Variable: PENDAPATAN b. Predictors: Constant, JUMLAH TANGGUNGAN, PENDIDIKAN, JAM KERJA, UMUR, LAMA USAHA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F hitung pada kolom F yakni sebesar 11,605 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai F tabel yakni 2,31 , dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F hitung F tabel 11,605 2,31. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas umur, pendidikan, lama usaha, jam kerja dan jumlah tanggungan secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat tingkat pendapatan.

4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi R

2 Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan Universitas Sumatera Utara 56 semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Tabel 4.16 Hasil Uji Koefesien Determinasi R 2 Model Summary Mod el R R Squar e Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Chang e df1 df2 Sig. F Change 1 ,608 a ,370 ,338 4303,074 ,370 11,605 5 99 ,000 a. Predictors: Constant, JUMLAH TANGGUNGAN, PENDIDIKAN, JAM KERJA, UMUR, LAMA USAHA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,608 berarti hubungan antara variabel umur X 1 , pendidikan X 2 , lama usaha X 3 , jam kerja X 4 , dan jumlah tanggungan X 5 sebesar 60,8. Artinya hubungannya kuat. 2. Nilai R Square sebesar 0,370 berarti 37 variabel X 1 , pendidikanX 2 , lama usaha X 3 , jam kerja X 4 dan jumlah tanggungan X 5 mampu menjelaskan variasi pendapatan. Sedangkan sisanya 63 dapat dijelaskan oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara Universitas Sumatera Utara 57 untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1, dan Gambar 4.2. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Histogram Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis Universitas Sumatera Utara 58 diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot X Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data v Universitas Sumatera Utara 59 yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi. 2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov K-S. Tabel 4.17 Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 105 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 4198361,0987867 5 Most Extreme Differences Absolute ,111 Positive ,111 Negative -,060 Kolmogorov-Smirnov Z 1,133 Asymp. Sig. 2-tailed ,153 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Berdasarkan Tabel 4.16, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,153, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5 0.05, dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 60

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Analisis Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Universitas Sumatera Utara 61 Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.18 Uji Park Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 15,431 3,586 4,303 ,000 UMUR -,089 ,058 -,168 -1,528 ,130 PENDIDIKAN ,022 ,154 ,015 ,142 ,888 LAMA USAHA ,073 ,067 ,119 1,081 ,282 JAM KERJA ,007 ,005 ,148 1,465 ,146 JUMLAH TANGGUNGAN ,323 ,198 ,166 1,632 ,106 a. Dependent Variable: LnU2i Dari hasil output terlihat semua variabel independen tidak signifikan sig 0,05 terhadap variabel dependen. Hal ini berarti data tidak terkena heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 62

4.5.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.19 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant - 3605,897 4906,018 -,735 ,464 UMUR 4,912 79,292 ,006 ,062 ,951 ,751 1,332 PENDIDIKAN 55,503 210,298 ,024 ,264 ,792 ,783 1,277 LAMA USAHA 187,730 91,777 ,189 2,045 ,043 ,748 1,337 JAM KERJA 30,215 6,467 ,395 4,672 ,000 ,891 1,123 JUMLAH TANGGUNGAN 809,055 270,832 ,254 2,987 ,004 ,878 1,139 a. Dependent Variable: PENDAPATAN Berdasarkan Tabel 4.19 dapat terlihat bahwa data variabel tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pendapatan pedagang wanita Universitas Sumatera Utara 63 berdasarkan masukan umur, pendidikan, lama usaha, jam kerja dan jumlah tanggungan.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Umur Terhadap Pendapatan Pedagang Wanita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 4,912 dan nilai t hitung 0,62 yang lebih kecil dari nilai t tabel 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh signifikan 0,951 0,05 secara parsial terhadap pendapatan pedagang wanita. Artinya, jika variabel umur ditingkatkan sebesar satu tahun, maka pendapatan pedagang wanita hanya akan meningkat sebesar 4,912 rupiah. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Hariningsih dan Rintar Agus Simatupang 2008 yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Pedagang Eceran Studi Kasus: Pedagang Kaki Lima Di Kota Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak mempengaruhi pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua umur seorang pedagang wanita, belum tentu menghasilkan pendapatan yang tinggi. Karena konsumen tidak melihat dari umur seorang pedagang wanita ketika akan membeli makanan yang didagangkan. 4.6.2 Pengaruh Pendidikan Terhadap Pendapatan Pedagang Wanita Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Universitas Sumatera Utara 64 Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 55,503 dan nilai t hitung 0,264 yang lebih kecil dari nilai t tabel 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan 0,792 0,05 secara parsial terhadap pendapatan pedagang wanita. Artinya, jika variabel pendidikan ditingkatkan sebesar satu tahun, maka pendapatan pedagang wanita hanya akan meningkat sebesar 55,503 rupiah. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Sasmita Siregar, Khairunisa Rangkuti, Yusuf Tri Darma 2015 yang berjudul “Peran Wanita Pedagang Sayur Terhadap Pendapatan Rumah Tangga”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukan menjadi faktor yang penting dalam memperdagangkan makanan. Tidak berpengaruhnya pendidikan terhadap pendapatan ini karenakan pendidikan yang mereka miliki tidak menunjang usaha yang mereka jalankan. 4.6.3 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lama usaha memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 187,730 dan nilai t hitung 2,045 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama usaha berpengaruh positif dan signifikan 0,043 0,05 secara parsial terhadap pendapatan pedagang wanita. Artinya, jika variabel lama usaha ditingkatkan sebesar satu tahun, maka pendapatan pedagang wanita akan meningkat sebesar 187,730 rupiah. Universitas Sumatera Utara 65 Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Didit Suhartono 2010 yang berjudul “Analisia pendaptan Pedagang Kaki Lima di Jalan Jendral Soedirman Purwokerto Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh nyata antara lama usaha dan tingkat pendapatan. Seperti yang diketahui, pengalaman merupakan guru yang paling paling berharga. Semakin lama usaha yang di jalankan oleh seorang pedagang wanita maka semakin meningkat pula kemampuan seorang pedagang wanita dalam manjalankan usahanya. 4.6.4 Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Wanita Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jam kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 30,215 dan nilai t hitung 4,672 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 secara parsial terhadap pendapatan pedagang wanita. Artinya, jika variabel jam kerja ditingkatkan sebesar satu jam, maka pendapatan pedagang wanita akan meningkat sebesar 30,215 rupiah per jam. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Rina Handayani 2007 yang berjudul “Analisia Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Sektor Informal di Kota Binjai”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jam kerja dan tingkat pendapatan. Karena ketika seorang pedagang wanita memilih untuk menjajakan dagangannya dengan jam kerja yang lebih lama setiap harinya, maka pendapatannya akan meningkat. Universitas Sumatera Utara 66

4.6.5 Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Pedagang Wanita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 809,055 dan nilai t hitung 2,987 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,664 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan 0,004 0,05 secara parsial terhadap pendapatan pedagang wanita. Artinya, jika variabel jumlah tanggungan ditingkatkan sebesar satu orang, maka pendapatan pedagang wanita akan meningkat sebesar 809,055 rupiah. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Hariningsih dan Rintar Agus Simatupang 2008 yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Pedagang Eceran Studi Kasus: Pedagang Kaki Lima Di Kota Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan pedagang wanita. Karena banyaknya anggota keluarga yang harus dibiayai mendorong seseorang untuk bekerja, seorang pedagang wanita harus bekerja keras untuk dapat membiayai kebutuhan anggota keluarganya. Universitas Sumatera Utara 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Umur X 1 , mempunyai pengaruh positif dan tetapi tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. 2. Variabel Pendidikan X 2 , mempunyai pengaruh positif dan tetapi tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. 3. Variabel Lama Usaha X 3 , mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. 4. Variabel Jam Kerja X 4 , mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan. 5. Variabel Jumlah Tanggungan X 5 , mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

5.2 Saran

1. Diharapkan bagi Pemerintah Kota Medan dapat memberikan pelatihan atau kursus untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keahlian pedagang wanita kaki lima agar dapat meningkatkan pendapatannya. 2. Untuk pedagang wanita kaki lima, karena faktor lama usaha mempunyai pengaruh terhadap pendapatan. Maka diharapkan untuk tidak langsung menutup usahanya apabila tidak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Karena semakin lama menjalani usaha maka semakin bertambah pula Universitas Sumatera Utara 68 pengalaman yang didapat untuk mengembangkan usaha, ini akan memberikan dampak semakin bertambahnya pelanggan. 3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel-variabel lain diluar umur, pendidikan, lama usaha, jam kerja dan jumlah tanggngan serta mencari ruang lingkup populasi yang lebih luas. Dengan demikian penelitian selanjutnya tersebut dapat semakin memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pendapatan pedagang wanita kaki lima. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sektor Informal