Uji F Uji Simultan Uji T Uji Parsial Koefisien Determinasi R

34

1. Uji F Uji Simultan

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan bersama-sama apakah ada pengaruh dari variabel bebas umur, tingkat pendidikan, lama usaha, jam kerja, modal operasional dan tanggungan keluarga. Model hipotesis yang dilakukan dalam uji F ini adalah: H o : b 1 b 2 b 3 = 0 artinya umur, tingkat pendidikan, lama usaham jam kerja dan jmlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap pendapatan. H 1 : b 1 b 2 b 3 ≠ 0 artinya umur, tingkat pendidikan, lama usaham jam kerjadan jumlah tanggungan berpengaruh terhadap pendapatan.

2. Uji T Uji Parsial

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen umur, tingkat pendidikan, lama usaham jam kerja dan tanggungan keluarga secara parsial terhadap variabel dependen pendapatan. Adapun hipotesis statistik pengujian sebagai berikut: H o : b 1 = 0 tidak ada pengaruh umur, tingkat pendidikan, lama usaham jam kerja dan jumlah tanggungan terhadap pendapatan. H 1 : b 1 ≠ 0 ada pengaruh umur, tingkat pendidikan, lama usaham jam kerja dan jumlah tanggungan terhadap pendapatan.

3. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien yang mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R 2 maka semakin baik pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ciri-ciri dari R 2 : Universitas Sumatera Utara 35 a. Jumlah nilai R 2 tidak pernah negatif. b. Nilai R 2 digunakan antara 0 – 1 0 R 2 ≤ 1 3.7.3 Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik Model regresi linier berganda multiple regression dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi Kriteria BLUE Best Linear Unbiased Estimator. BLUE dapat dicapai bila memenuhi Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, heterokedastisitas dan multikolinieritas. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:111. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan pengujian Kolmogrov Smirnov. Dalam uji ini, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah: a. Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi normal, dan b. Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi tidak normal. Universitas Sumatera Utara 36 2 Uji Heteroskesdastisitas Menurut Imam Ghozali 2005:105, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:69. 3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang Universitas Sumatera Utara 37 memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Universitas Sumatera Utara 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum