4.2. Gambaran Histologi Lambung
Pengamatan histologi lambung tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan dapat dilihat sebagai berikut:
4.2.1. Tingkat Keparahan Ulkus Lambung
Rerata tingkat keparahan ulkus lambung tikus jantan setelah perlakuan kebisingan dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 5. Rerata Tingkat Keparahan ErosiUlkus Lambung Tikus Setelah Perlakuan Kebisingan.
P0 = Kontrol kebisingan 20 dB selama 8 hari, P1, P2 dan P3 = Perlakuan kebisingan 25-50 dB, 55-80 dB dan 85-110 dB selama 8
hari.
Gambar 5. menunjukkan rerata tingkat keparahan erosiulkus lambung tikus setelah perlakuan kebisingan. Rerata tingkat keparahan erosiulkus lambung
P0 1,4, P1 1,73, P2 2,43 dan P3 3,7. Rerata tingkat keparahan erosiulkus lambung tertinggi pada P3 3,7 dan rerata tingkat keparahan erosiulkus lambung
terendah pada kelompok P0 1,4. Hasil analisis menunjukkan pemberian perlakuan kebisingan berpengaruh secara signifikan terhadap keparahan erosi
ulkus lambung antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan p0,05. Pada hasil uji lanjut pemberian perlakuan kebisingan menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan p0,05 antara kelompok kontrol P0 dengan P1. Pada kelompok perlakuan, terdapat perbedaan yang signifikan antara P1 dengan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
P0 P1
P2 P3
Rerata T
ingkat Ke parahan
Er osi
Ulku s
Perlakuan
a a
b c
Universitas Sumatera Utara
P2 dan P3, dan antara P2 dengan P3. Pada intensitas kebisingan tertinggi 85-110 dB yaitu kelompok perlakuan P3 3,7 mengalami tingkat keparahan erosi ulkus
lambung tertinggi. Hasil yang diperoleh mengindikasikan semakin tinggi intensitas
kebisingan maka tingkat keparahan erosi ulkus juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh emosi stress yang disebabkan oleh kebisingan mempengaruhi
produksi asam lambung yang berlebih sehingga merusak ulkus lambung. Ulkus peptikum merupakan daerah ekskoriasi mukosa yang disebabkan
kerja pencernaan getah lambung. Penyebab ulkus peptikum yang biasa adalah terlalu banyak sekret getah lambung dalam hubungannya dengan derajat
perlindungan yang diberikan oleh lapisan mukus lambung dan duodenum serta netralisasi asam lambung oleh getah duodenum Guyton, 1990. Menurut
Febrianti 2013, umumnya ulkus peptik disebabkan oleh asam dan pepsin dari penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid dan kerusakan mukosa yang
berhubungan dengan stress ulcer stress. Peningkatan erosi ulkus lambung disebabkan oleh stressor yang terdapat
pada suara bising menimbulkan stress pada hewan percobaan yang dapat mempengaruhi perubahan pola makan dan perubahan hormonal. Pemantauan
lingkungan mempunyai keterbatasan karena tidak memberikan besaran dosis internal serta tidak menggambarkan pengaruh toksik yang ditimbulkannya. Oleh
karena itu perlu dilengkapi dengan pemantauan biologik. Pemantauan biologik bertujuan untuk menentukan petanda biologik biological marker yang akan
menggambarkan perubahan seluler, biokimia, atau molekuler sebagai indikator adanya kelainan pada sistem biologik Manahan, 1992. Petanda biologik dapat
dibagi menjadi: 1 petanda biologik untuk keterpaparan terhadap bahan eksogen xenobiotik, metabolitnya, atau hasil interaksinya dengan molekul atau sel
sasaran, 2 petanda biologik dari efek yaitu perubahan biokimiawi, fisiologi, atau perubahan lain yang dapat diukur dan menunjukkan potensi untuk terjadi suatu
penyakit, dan 3 petanda biologik untuk kerentanan, yaitu suatu indikator yang inhoren atau variasi kemampuan organisme yang didapat dalam memberikan
respon keterpaparan terhadap bahan eksogen Masjhur, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Marpaung 2006, kebisingan pada suatu lingkungan, baik secara terus menerus maupun tidak yang dikenakan pada tikus akan mempengaruhi kerja
otak yang berhubungan dengan kelenjar endokrin. Keadaan ini disebabkan oleh adanya stimulus yang berasal dari kebisingan yang mempengaruhi kerja saraf
otonom. Timbulnya penyakit tukak lambung dipicu oleh stress yang berkepanjangan Subekti, 2011.
Stress yang berkepanjangan muncul karena gaya hidup saat ini yang serba cepat. Gaya hidup tersebut membuat individu selalu berada dalam ketegangan
sehingga berakibat pada munculnya stress. Selain itu pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan instan sebagai akibat pola hidup serba cepat
juga merupakan salah satu pencetus penyakit tukak lambung Zimbardo dan Gerrig, 1996. Menurut Harris 2009, ada dua penyebab terbentuknya ulkus,
yaitu: 1 produksi mukus yang terlalu sedikit atau 2 terlalu banyak asam yang diproduksi atau dikirimkan ke saluran cerna.
Gambaran histologi tingkat erosi ulkus lambung dapat dilihat pada Gambar 6.
d c
b a
Gambar 6. Gambaran Histologi Tingkat Erosi Ulkus Lambung
. Keterangan: A P0 = Kontrol kebisingan 20 dB, B= P125-50 dB, C= P255-80 dB dan
D= P3 85-110 dB. A= normal, B= erosi mencapai 13 mukosa bagian atas, C= erosi mencapai 13 mukosa bagian tengah, D= erosi mencapai 13 mukosa bagian
bawah. a= mukosa, b= muskularis mukosa, c= submukosa, d= muskularis mukosa. Pewarnaan Hematoxilin Eosin. Perbesaran 100x.
Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa tidak menghasilkan mukus sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab penurunan produksi
A B
C D
Universitas Sumatera Utara
mukus dapat menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematian sel-sel penghasil mukus Misnadiarly, 2009.
Mukus lambung penting dalam mencegah ulserasi peptik. Mukus lambung disekresi oleh sel mukosa pada epitel mukosa gaster dan kelenjar gaster.
Normalnya gel mukus disekresi secara terus menerus oleh sel epitel mukosa lambung dan secara kontinyu dilarutkan oleh pepsin yang disekresi ke dalam
lumen lambung Daldiyono, 1999. Menurut Keith 2002, ulkus peptik kronik sering ditemukan pada perbatasan mukosa. Terdapat kecenderungan bahwa
ulserasi sering timbul pada tempat dimana asam dan pepsin mula-mula mengadakan kontak dengan mukosa yang rentan. Lokalisasi tukak umumnya
bersifat multiple, dapat ditemukan pada permukaan mukosa lambung dan kadang pada mukosa duodenum. Tukak lambung umumnya satu atau lebih, kecil, dan
terdapat pada mukosa lambung. Tukak lambung dapat menembus ke dalam mukosa tetapi tidak menembus lapisan muskularis mukosa, disertai sel radang
ringan d an tidak ditemukan perubahan vaskularisasi dan fibrosis O’Leany, 1990.
Pada penelitian Kusumaadhi 2010, menyatakan kerusakan mukosa lambung tikus meliputi terjadinya deskuamasi epitel, erosi permukaan epitel serta
terjadinya ulserasi epitel. Kerusakan mukosa lambung tersebut dapat disebabkan karena glukokortikoid menurunkan prostaglandin. Glukokortikoid mempengaruhi
reaksi inflamasi dengan cara menurunkan sintesis prostaglandin. Prostaglandin yang banyak ditemukan pada mukosa lambung memiliki peran utama dalam
pertahanan sel epitel lambung dan dalam menghasilkan mukus bikarbonat yang berfungsi dalam pertahanan mukosa lambung. Gastrin menyebabkan hipersekresi
asam yang berkepanjangan, dan timbul tukak yang parah. Biasanya pada ulkus duodenum dan lambung bagian prepilorus ditemukan asam dan sekresi asam
tersebut sering meningkat. Menurut Nguelefack dalam Gunawan 2008, sistem pertahanan mukosa lambung terhadap bahan-bahan iritan dapat melalui
peningkatan mukus dan penurunan sekresi asam lambung. Perubahan pada mukus lambung dapat disebabkan pembentukan prostaglandin endogen. Substansi
endogen seperti prostaglandin berperan sitoprotektif lambung terhadap bahan iritan kuat karena meningkatkan produksi mukus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Gastritis