c. Aliran material
Aliran gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi material di tempat kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses penambahan tekanan high
pressure processes dan pencampuran, sedikit banyak akan menimbulkan
kebisingan di tempat kerja. Pada proses-proses transportasi material-material padat seperti batu, kerikil, potongan-potongan metal yang melalui proses
pencurahan gravity based. d.
Manusia Tingkat kebisingan suara manusia memang tetap diperhitungkan sebagai
sumber suara di tempat kerja.
2.4 Mengukur Tingkat Kebisingan
Menurut Buchari 2007, untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound Level Meter dan untuk mengukur nilai ambang
pendengaran digunakan Audiometer. Sound Level Meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar, maka aka menyebabkan
terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter penunjuk. Audiometer adalah alat untuk mengukur
nilai ambang pendengaran. Audiogram adalah chart hasil pemeriksaan audiometri. Nilai ambang pendengaran adalah suara yang paling lemah yang masih dapat
didengar telinga. Noise Dose Meter digunakan untuk menilai tingkat pajanan pekerja karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu kerja selama 8 jam
bekerja.
2.5 Zona Kebisingan
Menurut Rahayu 2010, penentuan kebisingan terhadap efek kesehatan dibedakan beberapa zona di mana kebisingan akan memberikan efek pada
kesehatan manusia sesuai dengan lokasi kebisingan. Empat jenis zona tersebut adalah sebagai berikut:
a. Zona A, adalah zona tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatankesehatan
atau sosial dan sejenisnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Zona B, adalah zona bagi tempat perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan
sejenisnya. c.
Zona C, adalah zona bagi perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar dan sejenisnya.
d. Zona D, adalah bagian industry, pabrik, stasium kereta api, terminal bis, dan
sejenisnya.
Tabel 1. Syarat-syarat Zona Kebisingan No.
Zona Tingkat kebisingan
maksimum yang dianjurkan Tingkat kebisingan
maksimum yang dibolehkan
1 A
35 45
2 B
45 55
3 C
50 60
4 D
60 70
Sumber: Mukono 1999.
2.6 Kemampuan Dengar
Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 20-20.000 Hz. Ambang dengar suara kepekaan tidak sama dengan frekuensi. Kepekaan tertinggi adalah 1-4 Khz.
Kekerasan suara ditentukan oleh sistem pendengaran yang sekurang-kurangnya melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut:
a. Ketika suara menjadi keras, amplitudo getaran membran basilaris dan sel rambut
juga meningkat sehingga sel-sel rambut mengeksitasi ujung saraf dengan lebih cepat.
b. Ketika getaran amplitudo meningkat, peningkatan ini menyebabkan semakin
banyaknya sel rambut di atas lingkaran pinggir dan bagian membran basilaris menjadi terangsang bukan melalui beberapa serat saraf.
c. Sel rambut sebelah luar tidak terangsang secara bermakna sampai getaran basilaris
mencapai intensitas yang tinggi kemudian stimulasi sel-sel ini menggambarkan pada sistem syaraf bahwa suara itu sangat keras Syaifuddin, 2001.
2.7 Nilai Ambang Batas NAB
Universitas Sumatera Utara
Menurut ACGIH 1996 dalam Leksono 2009, nilai ambang batas untuk pemajanan kebisingan adalah seperti yang terdapat pada tabel yang
memiliki kesamaan dengan NAB surat keputusan Menteri Negara Tenaga Kerja Nomor: KEP-51MEN1999 sebagai berikut:
Tabel 2. NAB Menurut ACGIH dan Surat Keputusan Menteri Negara Tenaga Kerja Nomor: KEP-51MEN1999
Satuan Waktu Lama Pajanan per hari
dB
Jam 24
80 16
82 8
85 4
88 2
91 1
94
Menit 30
97 15
100 7.5
103 3.75
106 1.88
109 0.94
112
Detik 28.12
115 14.06
118 7.03
121 3.75
124 1.78
127 0.88
130 0.44
133 0.22
136 0.11
139 Sumber: American Conference Of Industrial Hygienist ACGIH, Treshold Limit
Valie, 1996 dan NAB berdasarkan Kepmenaker No. 51Men1999 .
2.8 Organ dan Mekanisme Pendengaran