4.1.2. Rerata Berat Lambung
Didapatkan rerata berat lambung tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan sebagai berikut:
Gambar 3. Rerata Berat Lambung Tikus Setelah Perlakuan Kebisingan. P0
= Kontrol kebisingan 20 dB selama 8 hari, P1, P2 dan P3 = Perlakuan kebisingan 25-50 dB, 55-80 dB dan 85-110 dB selama 8 hari.
Gambar 3. menunjukkan data rerata berat lambung tikus setelah perlakuan kebisingan. Rerata berat lambung P0 3,31 g, P1 2,25 g, P2 2,93 g dan P3
2,28 g. Rerata berat lambung tertinggi pada P0 3,31 g dan rerata berat lambung terendah pada P1 2,25 g. Hasil analisis menunjukkan pemberian
perlakuan kebisingan tidak berpengaruh secara signifikan p0,05 antara kelompok kontrol dan perlakuan. Dari data dapat dilihat berat lambung tertinggi
pada kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan berat lambung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tikus mengalami gangguan emosi,
sehingga nafsu makan tidak normal begitu juga dengan sekresi asam lambungnya. Motilitas dan sekresi lambung diatur oleh mekanisme persarafan humoral.
Menurut Ganong 2003, keadaan kejiwaan memiliki pengaruh terhadap sekresi dan motilitas lambung. Rasa cemas dan depresi menurunkan sekresi lambung dan
aliran darah serta menghambat motilitas lambung. 0,5
1 1,5
2 2,5
3 3,5
P0 P1
P2 P3
Ber at
Lam bu
ng g
Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Warna Lambung
Pengamatan secara makroskopik dimulai dari pengamatan warna, konsistensi dan berat lambung. Secara makroskopik warna lambung tikus pada
kelompok kontrol P0 memiliki warna merah muda dan sedikit lebih terang dibandingkan dengan warna lambung pada kelompok perlakuan. Pada P1 warna
lambung sedikit kecoklatan, sedangkan pada kelompok P2 dan P3 warna lambung tikus berwarna merah muda pucat. Untuk konsistensi lambung, semuanya
memiliki konsistensi lunak. Gambaran warna lambung tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah
pemberian kebisingan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Warna Lambung Tikus Setelah Perlakuan Kebisingan. P0 =
Kontrol kebisingan 20 dB selama 8 hari, P1, P2 dan P3 = Perlakuan kebisingan 25-50 dB, 55-80 dB dan 85-110 dB selama 8 hari.
Gambar 4. menunjukkan warna lambung tikus Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan. Perubahan warna lambung dipengaruhi oleh
perubahan fisiologis lambung yang disebabkan oleh adanya gangguan akibat perlakuan kebisingan. Dari gambar dapat dilihat pada perlakuan dengan intensitas
kebisingan tertinggi warna lambung lebih pucat daripada perlakuan dengan intensitas yang lebih rendah. Pada Leeson 1996, dalam keadaan hidup mukosa
lambung berwarna merah pucat dan dibatasi oleh epitel selapis kolumnar.
P0 P1
P2 P3
Universitas Sumatera Utara
4.2. Gambaran Histologi Lambung