BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Morfologi Lambung Tikus Jantan Setelah Perlakuan Kebisingan
Pengamatan morfologi lambung tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan dapat dilihat sebagai berikut:
4.1.1. Rerata Berat Badan
Didapatkan rerata berat badan tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan sebagai berikut:
Gambar 2. Rerata Selisih Berat Badan Awal dan Akhir Tikus Setelah Perlakuan Kebisingan.
P0 = Kontrol kebisingan 20 dB selama 8 hari, P1, P2 dan P3 = Perlakuan kebisingan 25-50 dB, 55-80 dB dan 85-110 dB selama 8
hari.
Gambar 2. menunjukkan data rerata selisih berat badan awal dan akhir tikus setelah perlakuan kebisingan. Rerata selisih berat badan P0 19,54 g, P1
10,4 g, P2 2,4 g dan P3 -35,45 g. Rerata selisih berat badan tertinggi pada P0 19,54 g dan rerata selisih berat badan terendah pada P3 -35,45 g. Hasil analisis
menunjukkan pemberian perlakuan kebisingan berpengaruh secara signifikan -40
-30 -20
-10 10
20 30
P0 P1
P2 P3
Sel isi
h Ber
at Badan g
Perlakuan
a b
c cd
Universitas Sumatera Utara
p0,05 terhadap berat badan tikus antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Pada hasil uji lanjut pemberian perlakuan kebisingan menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok P1 dengan P2 dan antara P2 dengan P3. Perlakuan kebisingan menyebabkan penurunan berat badan yang
signifikan pada P3. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa penurunan berat badan pada
P3 dengan perlakuan kebisingan intensitas 85-110 dB disebabkan karena berkurangnya nafsu makan tikus yang diakibatkan oleh stress sehingga merusak
pola makan dari tikus tersebut. Emosi atau stress mempengaruhi fisiologi dari saluran cerna berupa rasa cepat kenyang sehingga tikus lebih sedikit makan dari
biasanya dan hal inilah yang menyebabkan penurunan berat badan tikus. Hasil uji yang sama telah dilaporkan oleh Marpaung 2006, hasil penelitian membuktikan
bahwa kebisingan mengurangi pertambahan berat badan tikus. Pengaruh kebisingan selama tiga minggu terhadap laju pertambahan berat badan tikus
jantan. Pada kelompok kontrol, laju pertambahan berat badan 40,28 g, pada kelompok kebisingan 90 dB-95 dB, laju peningkatan berat badan tikus sebanyak
8,158 g, pada kelompok kebisingan 100 dB-105 dB, laju peningkatan berat badan tikus sebanyak 4,98 g. Pengaruh kebisingan terhadap laju pertambahan
berat badan tikus jantan berbeda nyata p0,05. Berkurangnya laju pertambahan berat badan pada kelompok pemaparan intensitas tinggi diduga karena pada
kelompok pemaparan bising kadar hormon tiroksin yang tinggi menyebabkan meningkatnya kecepatan metabolisme dan ekskresi nitrogen yang mengakibatkan
protein endogen dan cadangan lemak di dalam tubuh akan dibongkar. Keadaan tersebut akan mengakibatkan turunnya berat badan.
Dalam penelitian Budidhalim 1990, bahwa emosi akan mempengaruhi keadaan fisiologi saluran pencernaan, antara lain sekresi musinoid, pepsin dan
asam klorida lambung. Pengaruh faktor psikologis cemas terhadap fungsi gastrointestinal telah lama dikenal. Dalam penelitian Syamsulhadi 1999 emosi
seperti cemas dan sedih menimbulkan penurunan dan penghambatan sekresi dan kontraksi lambung dan pada saat ini orang tersebut merasa mual dan tidak ada
nafsu makan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Rerata Berat Lambung