Pengamatan Histopatologi Lambung Parameter Pengamatan .1 Pengamatan Berat dan Morfologi Lambung

Mounting dilakukan dengan menutup preparat dengan canada balsam.Diusahakansupaya tidak terdapat gelembung udara. Diberi label dan diamati dibawah mikroskop. 3.5 Parameter Pengamatan 3.5.1 Pengamatan Berat dan Morfologi Lambung Pengamatan berat dan morfologi lambung dilakukan dengan cara mendislokasi tikus dan diambil organ lambungnya. Organ lambung ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.Pengamatan morfologi lambung meliputi warna yang putih agak coklat, permukaan berlekuk halus dan konsistensi lembek.

3.5.2 Pengamatan Histopatologi Lambung

Setelah organ lambung pada tikus diambil dan dibuat preparat histopatologi dengan pewarnan Hematoxilin Eosin dilakukan pengamatan pada preparat.Menurut Fitra dan Sri 2009 dalam Harris 2009, pemeriksaan preparat histopatologi lambung dilakukan 5 lapang pandang mikroskop pada pembesaran 100x dan 400x. Perubahan histopatologi sel lambung yang diamati berupa adanya ulkus dan gastritis penyebaran sel radang. a. Ulkus sel lambung adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus muskularis mukosa, dengan diameter kedalaman 5 mm. b. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Derajat keparahan ulkus terbagi kedalam 6 tingkatan, yaitu: kedalaman ulkussampai ¼mukosa, kedalaman ulkus sampai ½ mukosa, kedalaman ulkus sampai ¾ mukosa, kedalaman ulkus mencakup seluruh mukosa, kedalaman ulkus mencapai muskularis dan kedalaman ulkus mencapai serosa. Sedangkan derajat gastritis penyebaran sel radang terbagi kedalam 3 tingkatan, yaitu: normal Universitas Sumatera Utara jumlah sel radang 0-20; ringan jumlah sel radang 21-100; dan berat jumlah sel radang lebih dari 101. Tabel 4. Tingkat Keparahan Erosi Ulkus Lambung dengan Modifikasi. Tingkat keparahan erosi ulkus Nilai Normal 1 Erosi hanya pada epitel permukaan 2 Erosi mencapai 13 kelenjar lambung bagian atas 3 Erosi mencapai 13 kelenjar lambung bagian tengah 4 Erosi mencapai 13 kelenjar lambung bagian bawah 5 Erosi mencapai kedalaman lamina muskularis mukosa 6 Skor erosi berdasarkan Kriteria Wattimena 1982 dalam Nie dkk. 2012 Tabel 5. Gastritis penyebaran sel radang dengan Modifikasi. Jumlah sel radang Nilai 0-20 Ringan 21-100 Sedang 100 Berat Hadi, 2002 3.6. Analisis Data Data yang diperoleh dari setiap parameter pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel.Data dianalisis dengan bantuan program statistic computer yaitu program IBM SPSS Statistic Ver.20 dan diuji dengan One Way ANOVA pada taraf 5 untuk membandingkan data masing-masing perlakuan. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Morfologi Lambung Tikus Jantan Setelah Perlakuan Kebisingan

Pengamatan morfologi lambung tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan dapat dilihat sebagai berikut:

4.1.1. Rerata Berat Badan

Didapatkan rerata berat badan tikus putih Rattus norvegicus L. jantan setelah perlakuan kebisingan sebagai berikut: Gambar 2. Rerata Selisih Berat Badan Awal dan Akhir Tikus Setelah Perlakuan Kebisingan. P0 = Kontrol kebisingan 20 dB selama 8 hari, P1, P2 dan P3 = Perlakuan kebisingan 25-50 dB, 55-80 dB dan 85-110 dB selama 8 hari. Gambar 2. menunjukkan data rerata selisih berat badan awal dan akhir tikus setelah perlakuan kebisingan. Rerata selisih berat badan P0 19,54 g, P1 10,4 g, P2 2,4 g dan P3 -35,45 g. Rerata selisih berat badan tertinggi pada P0 19,54 g dan rerata selisih berat badan terendah pada P3 -35,45 g. Hasil analisis menunjukkan pemberian perlakuan kebisingan berpengaruh secara signifikan -40 -30 -20 -10 10 20 30 P0 P1 P2 P3 Sel isi h Ber at Badan g Perlakuan a b c cd Universitas Sumatera Utara