4. Perangkat, dan
5. Sarana dan prasarana pemerintahan
Sebagai wujud demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintah desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain sesuai dengan budaya
yang berkembang di desa yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelengaraan pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan
dan pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan Kepala Desa. Di desa di bentuk lembaga kemasyarakatan yang
berkedudukan sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat desa.
1.5.9. Pembangunan Desa
Menurut Ndraha 1982: 71, pembangunan desa adalah setiap pembangunan yang ada yang di dalam prosesnya masyarakat desa berpartisipasi
aktif. Sedangkan menurut T R Batten dalam Ndraha 1982:72 pembangunan desa adalah suatu proses dimana organisasi atau masyarakat mulai mendiskusikan dan
menentukan keinginan mereka kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa pada Pasal 6 ayat 3 dinyatakan bahwa bidang
pelaksanaan pembangunan Desa antara lain: 1.
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa antara lain:
1 Tambatan perahu
2 Jalan pemukiman
Universitas Sumatera Utara
3 Jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian
4 Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
5 Lingkungan permukiman masyarakat Desa dan
6 Infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.
2. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan antara lain: 1
Air bersih berskala Desa 2
Sanitasi lingkungan 3
Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu dan 4
Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa. 3.
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
1 Taman bacaan masyarakat
2 Pendidikan anak usia dini
3 Balai pelatihankegiatan belajar masyarakat
4 Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan
5 Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi
Desa. 4.
Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:
1 Pasar Desa
2 Pembentukan dan pengembangan BUM Desa
3 Penguatan permodalan BUM Desa
4 Pembibitan tanaman pangan
Universitas Sumatera Utara
5 Penggilingan padi
6 Lumbung Desa
7 Pembukaan lahan pertanian
8 Pengelolaan usaha hutan Desa
9 Kolam ikan dan pembenihan ikan
10 Kapal penangkap ikan
11 Cold storage gudang pendingin
12 Tempat pelelangan ikan
13 Tambak garam
14 Kandang ternak
15 Instalasi biogas
16 Mesin pakan ternak
17 Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
5. Pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1 Penghijauan
2 Pembuatan terasering
3 Pemeliharaan hutan bakau
4 Perlindungan mata air
5 Pembersihan daerah aliran sungai
6 Perlindungan terumbu karang dan
7 Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melakukan pembangunan desa ini, banyak sekali hambatan yang dapat ditemui. Hambatan-hambatan itu, menurut Butterfield dalam Ndraha 1982:
91 adalah: 1.
Problema of perception. Perencanaan pembangunan sering tidak tepat dalam menanggapi antara apa yang pemerintah programkan dengan apa
yang benar-benar di butuhkan masyarakat pedesaan. Sehingga terjadi permasalahan dalam pembangunan desa, karena masyarakat desa memiliki
persepsi yang buruk terhadap pembangunan yang dilakukan didesanya. 2.
Kesukaran memilih model pembangunan yang tepat. Mungkin sekali kesulitan ini muncul karena masyarakat pedesaan itu pada umumnya
tertutup dan masih bingung dalam menerima hal-hal baru, sehingga pemerintah pun menjadi bingung pula dalam menentukan model
pembangunan apa yang sebaiknya diterapkan bagi masyarakat pedesaan. 3.
Time of frame, dimana program pembangunan pedesaan lambat sekali kelihatan hasilnya, sehingga pemerintah sering merasa kurang sabar dalam
menangani usaha pembanguna desa. 4.
Persoalan praktis. Hambatan ini muncul bila hal-hal dalam tahap pelaksanaannya membuat pembangunan desa terhambat, misalnya saja
kurangnya teknologi, kurangnya pengelola yang terlatih, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Definisi Konsep
Menurut Singarimbun 1997:33 konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok
atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan
satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk menghindari batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep
yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengumukakan definisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu :
1. Partisipasi Masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu
pembangunan menyangkut tentang pertumbuhan tempat di mana masyarakat tersebut terintegrasi satu sama lain, dalam tujuannya untuk
mencapai peningkatan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proses pembangunan tersebut, maka
partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan perihal adanya upaya pengembangan yang orientasinya terhadap perubahan
2. Pembangunan Desa merupakan suatu proses dimana organisasi atau
masyarakat mulai mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi
kebutuhan hidup dimana di dalam prosesnya masyarakat desa berpartisipasi secara aktif.
Universitas Sumatera Utara