Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosoeprapto, Kisdarto. 2002. Menuju sumber dayamanusia berdaya dengan

kepemimpinan efektif dan manajemen efisiensi. Jakarta: Elex media

komputindo

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gibson, Ivancevic dan Donnely. 1997. Perilaku Organisasi. Jakarta:Erlangga. Handayaningrat, S. 2002. Pengantar suatu Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara

Kurniawan. Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: PEMBARUAN

Martani dan Lubis.1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia.

Misdyanti. 1993. Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Pembuatan Peraturan

Daerah. Jakarta. Bumi Aksara

Moeleong, Lexi J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurcholis, H. 2011.Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta Erlangga.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta. Pito, Toni Adrianus, dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik. Jakarta: Nuansa Rianto, Adi. 2004. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Sanit, Arbi, Drs. 1985. Perwakilan Politik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press. Saparin, Sumber, Dra. 1977. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan

Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia

Saragih, Bintan R. 1987. Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum di

Indonesia. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Sharma, RA. 1982, Organizational Theory and Behaviour, Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

Siagian . Sondang P. 1985. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Aksara baru

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survay. Jakarta: LP3ES.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Soejono, Soekamto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.


(2)

Sofian efendi dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Solekhan, Moch. 2012. Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Malang. Setara Pers. Stoner, A.F. James. 1982, Manajemen, Second Edition. Jakarta : Erlangga.

Suganda, Dann. 1991. Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi. Jakarta: PT. Intermedia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI.

Syaukani, HR. 2005. Mengolah Data Pada Mysql server. Elex Media Komputerindo

Wasistiono Sadu dan Tahir Irwan. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: Fokus Media.

Widjaja, AW.2001. Pemerintahan Desa/Marga,Berdasarkan UU No.22 Tahun

1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Widjaja. 2005. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber Perundang-undangan : UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa

PEMENDAGRI No. 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Sumber Internet :

Oktober pukul 20.15 WIB.

November 2015, pukul 19.30.


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah, Keadaan Geografis, dan Batas-batas Desa Selotong

Desa Selotong merupakan salah satu dari 16 desa di Kecamatan Secanggang yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Desa ini sudah berdiri cukup lama. Nama Desa Selotong Berasal dari seseorang yang pertama tinggal di desa tersebut yaitu Sinotong. Banyaknya masyarakat yang menetap dan membuka lahan pertanian untuk dijadikan daerah perkampungan maka masyarakat bersepakat untuk memberikan nama Desa tersebut dengan sebutan Selotong yang di pimpin oleh Kepala desa pertama yang bernama Muhammad.

Luas wilayah Desa Selotong ± (kurang lebih) 6838 Ha, dengan luas pemukiman 486/480.000 ha/m2, luas persawahan 450/450.000 ha/m2, luas perkebunan 650/650.000 ha/m2, luas kuburan 1,5/15.000 ha/m2 luas perkarangan 12,5/48.600 ha/m2, luas perkantoran 2/20.000 ha/m2, dan luas prasarana umum lainnya 5/50.000 ha/m2. Desa Selotong memiliki jumlah penduduk sebanyak 4704 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 2436 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 2268 jiwa yang terbagi dalam 1274 KK dan mata pencaharian utama masyarakatnya yaitu Nelayan (50%), Petani (40%), lain-lain (10%).

Desa Selotong beriklim tropis dengan suhu rata-rata harian 27 ºC yang terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, kedua musim ini sangat dipengaruhi dua arah angin, terdiri dari angin laut yang membawa hujan dan angin darat dari pegunungan yang membawa udara panas dan lembab. Curah hujan yang menonjol di Desa Selotong pada umumnya sama seperti daerah di


(4)

daerah lain yaitu pada bulan September sampai dengan Desember. Desa Selotong adalah salah satu dari 16 desa yang ada di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian ± (lebih kurang) 5 mdl di atas permukaan laut.

Secara Geografis batas-batas wilayah di Desa Selotong adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Batas-batas Wilayah Desa Selotong

No Batas Desa/ Kelurahan Kecamatan

1 Sebelah utara Jaring Halus Secanggang 2 Sebelah selatan Karang Gading Secanggang 3 Sebelah timur Secanggang Secanggang 4 Sebelah barat Desa Pantai gading Secanggang

Sumber :Hasil Penelitian 2016

3.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Selotong saat ini bersumber dari profil desa Selotong tahun 2015 yaitu sebanyak 4.704 jiwa yang terdiri dari 2.436 jiwa laki-laki dan 2.268 jiwa perempuan. Dimana dari seluruh jumlah penduduk tersebut terdapat 1.274 Kepala Keluarga (KK).

3.2.1 Penduduk berdasarkan Etnis

Adapun Penduduk yang mendiami Desa Selotong terdiri dari beberapa etnis antara lain:


(5)

Tabel 3.2 : Penduduk berdasarkan Etnis

No Etnis

Laki-laki (Orang)

Perempuan (Orang)

1 Aceh 25 15

2 Batak 23 10

3 Melayu 963 920

4 Nias 25 10

5 Minang 30 15

6 Jawa 973 948

7 Banjar 387 350

8 China 10 10

Jumlah 2436 2268

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk desa selotong terdiri dari 8 etnis yaitu Aceh, Batak, Melayu, Nias, Minang, Jawa, Banjar dan China, dan yang menjadi mayoritas etnis penduduk desa selotong yaitu etnis Jawa dan etnis Melayu.

3.2.2 Penduduk berdasarkan Agama

Di Desa Selotong selain mempunyai keanekaragaman suku dan budaya juga terdapat penganut agama dan kepercayaan yang berbeda, tetapi dalam perbedaan tersebut dijalin rasa persatuan dan kesatuan untuk saling menghormati dan menghargai pemelik agama lain. Berikut adalah tabel jumlah penduduk yang menganut berbagai kepercayaan di Desa Selotong :


(6)

Tabel 3.3 : Penduduk berdasarkan Agama

No Agama

Laki-laki (Orang)

Perempuan (Orang)

1 Islam 2424 2255

2 Kristen 2 3

3 Budha 10 10

Jumlah 2436 2268

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 3 agama/ kepercayaan yang di anut oleh penduduk desa selotong, dimana agama yang dominan adalah penduduk yang beragama islam hampir 99% sedangkan 0,1% beragama kriten dan Budha.

3.2.3 Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Adapaun tingkat pendidikan penduduk Desa Selotong sebagai berikut : Tabel 3.4 : Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Laki-laki (Orang)

Perempuan (Orang) 1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 60 50 2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK / play

group

35 30

3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah

- -


(7)

5 Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah

20 10

6 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SD 10 10 7 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP 200 100 8 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 120 125

9 Tamat SD/ sederajat 130 135

10 Tamat SMP/ sederajat 170 180

11 Tamat SMA/ sederajat 180 185

12 Tamat D-1/ sederajat 25 28

13 Tamat D-2/ sederajat 2 3

14 Tamat D-3/ sederajat 30 30

15 Tamat S-1/ sederajat 40 50

16 Tamat S-2/ sederajat - -

17 Tamat S-3/ sederajat - -

18 Tamat SLB A - -

19 Tamat SLB B - -

20 Tamat SLB C - -

Jumlah 1322 1343

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat Desa Selotong tidak melanjutkan pendidikannya. Jumlah penduduk yang tidak tamat sekolah tertinggi yaitu dibangku SLTP sebanyak 300 orang, dan jumlah penduduk yang tamat sekolah tertinggi yaitu dibangku SMA/Sederajat sebanyak


(8)

365 orang. Tetapi meskipun begitu tidak ada masyarakat Desa Selotong yang usia 7-18 tahun tidak pernah sekolah.

3.2.4 Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

Adapun mata pencaharian pokok penduduk di Desa Selotong Terdiri dari : Tabel 3.5 : Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan

Laki-laki (Orang)

Perempuan (Orang)

1 Petani 752 350

2 Buruh Tani 450 450

3 Buruh Migran 100 50

4 Nelayan 460 5

5 Pegawai Negeri sipil

40 45

6 Pengerajin Industri Rumah Tangga

5 5

7 Pedagang Keliling

85 50

8 Peternak 150 95

9 Bidan Swasta - 2

10 Pensiunan

PNS/TNI/POLRI

5 -


(9)

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Desa Selotong yaitu Petani dan Nelayan, hal ini mengingat bahwa Desa Selotong memiliki potensi perairan dan perkebunan yang tinggi.

3.3 Perekonomian Masyarakat 3.3.1 Pengangguran

Tabel 3.6 : Pengangguran

No Usia Jumlah

1 Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 65 Orang 2 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah dan

tidak bekerja

270 Orang

3 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga

251 Orang

4 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh 263 Orang 5 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak tentu 150 Orang 6 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidak

bekerja

10 Orang

7 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan bekerja 5 Orang


(10)

3.3.2 Kesejahteraan Keluarga

Adapun tahapan kesejahteraan keluarga pada masyarakat Desa Selotong sebagai berikut :

Tabel 3.7 : Kesejahteraan Keluarga

1. Jumlah Keluarga prasejahtera 309 Keluarga 2. Jumlah Keluarga sejahtera 1 405 Keluarga 3. Jumlah Keluarga sejahtera 2 220 Keluarga 4. Jumlah Keluarga sejahtera 3 240 Keluarga 5. Jumlah Keluarga sejahtera 3 plus 100 Keluarga Jumlah Keluarga 1274 Keluarga

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tebel di atas dapat dilihat bahwa kesejahteraan keluarga masyarakat Desa Selotong rata-rata berada pada tahap Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera 1. Keluarga Prasejahtera artinya keluarga yang belum dapat memenuhi 5 kebutuhan dasar seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan agama. Sedangkan keluarga Sejahtera 1 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal.

3.4 Sarana dan Prasarana Sosial Kemasyarakatan

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Fungsinya selain untuk mendukung kebutuhan hidup masyarakat juga sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(11)

3.4.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana pendidikan yang ada di Desa Selotong dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.8 : Sarana dan Prasarana Pendidikan

Nama Jumlah

Jumlah Tenaga Pengajar

Jumlah Siswa/Mahasiswa

TK 3 10 40

SD/Sederajat 2 36 800

SMP/Sederajat 1 15 200

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana pendidikan di Desa Selotong belum lengkap, karena Desa Selotong belum mempunyai gedung sekolah SMA/Sederajat.

3.4.2 Prasarana Peribadatan

Prasarana peribadatan yang ada di Desa Selotong dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.9 : Prasarana Peribadatan

No Rumah Ibadah Jumlah

1 Masjid 2 Buah

2 Langgar/ Surau / Mushola 6 Buah

Jumlah 8 Buah


(12)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prasarana peribadatan yang ada di Desa Selotong hanya untuk masyarakat yang beragama muslim saja, sedangkan prasarana peribadatan untuk masyarakat yang beragama kristen dan budha belum tersedia.

3.4.3 Prasarana Olahraga

Prasarana olahraga yang ada di Desa Selotong dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.10 : Prasarana Olahraga

No Jenis Lapangan Jumlah

1 Lapangan Sepak Bola 1 Buah

2 Lapangan Voli 2 Buah

Jumlah 3 Buah

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Desa Selotong hanya memiliki prasarana olahraga lapangan sepakbola sebanyak 1 buah dan lapangang voli sebanyak 2 buah.

3.4.4 Prasarana Kesehatan

Prasarana kesehatan yang ada di Desa Selotong dapat dikatakan sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Selotong, walaupun prasarana kesehatan yang ada masih perlu ditingkatkan keberadaannya. Prasarana kesehatan yang dimaksud dapat dilihat sebagai berikut:


(13)

Tabel 3.11 : Prasarana Kesehatan

No Jenis Jumlah

1 Puskesmas Pembantu 1 Buah

2 Poliklinik/ Balai Pengobatan 1 Buah

3 Posyandu 4 Buah

4 Toko Obat 1 Buah

Jumlah 7 Buah

Sumber :Hasil Penelitian 2016

Tetapi berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di Desa Selotong belum terdapat prasarana rumah sakit, hal ini mengakibatkan jika ada masyarakat yang menderita sakit parah harus dibawa keluar dari Desa Selotong atau dibawa ke rumah sakit terdekat dari Desa Selotong.

3.5 Pemerintah Desa Selotong

Dalam menjalankan kegiatannya, Desa memiliki organisasi yang menjalankan pemerintahan desa. Adapun Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan dibantu oleh Perangkat Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, pelaksana teknis, serta Pelaksana Kewilayahan. Desa Selotong Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat terdiri dari 9 dusun, dan disetiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Berikut adalah struktur Pemerintah Desa Selotong :

Tabel 3.12 : Struktur Pemerintah Desa Selotong

No Nama Jabatan

1 MISDI, S.Ag KADES SELOTONG


(14)

3 MUSRAJAMIN KAUR PEMERINTAHAN

4 LEGIMAN KAUR PEMBANGUNAN

5 RUKIMIN KAUR KESRA

6 INDRA, Amk KAUR KEUANGAN

7 SUNARIO KADUS I

8 RAHMAT KADUS II

9 ABD. AZIZ KADUS III

10 HASANUDDIN KADUS IV

11 SUDAR KADUS V

12 TIMBAL WALUYO KADUS VI 13 AMARUDDINSYAH KADUS VII

14 WAGIANTO KADUS VIII

15 ZAINAL ARIFIN KADUS IX

Sumber :Hasil Penelitian 2016

3.6. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Selotong

BPD Selotong merupakan wadah masyarakat yang mempunyai peranan sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Mereka berfungsi untuk membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa, menghimpun dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta mengawasi kinerja Kepala Desa. Susunan kepengurusan BPD Selotong terdiri dari Ketua BPD, Wakil Ketua BPD, Sekretaris BPD, serta Anggota BPD. Berikut adalah tabel dari struktur kepengurusan BPD Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Berikut adalah sruktur kepengurusan Badan Permusyawaratan Desa Selotong :


(15)

Tabel 3.13 : Sruktur Kepengurusan Badan Permusyawaratan Desa Selotong

No Nama Jabatan

1 BIRUSDIN, AN KETUA

2 MAT SIAM WAKIL KETUA

3 Ir. KAMARUDIN SEKRETARIS

4 SULAIMAN ANGGOTA

5 SUBARDI, S.Pd ANGGOTA

6 SARIPUDDIN ANGGOTA

7 IRWAN ANGGOTA


(16)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada Bab ini penulis akan menyajikan data – data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas mengenai Efektitivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Adapun data – data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu karakteristik informan penelitian yang mencakup mengenai usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Sedangkan hasil wawancara disajikan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban informan. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada informan merupakan pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang telah penulis susun sebelumnya, namun dalam pelaksanaan wawancara yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

Adapun informan yang berhasil diwawancarai peneliti, adalah sebagai berikut :

1. Kepala Desa Selotong 2. Ketua BPD Selotong 3. Sekretaris Desa Selotong

4. Sekretaris dan anggota BPD Selotong


(17)

4.1 Karasteristik Informan Penelitian 4.1.1 Data tentang Usia Informan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang karakteristik informan penelitian menurut usia, maka didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Karakteristik Informan Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 Tahun 1 11,11%

2 31-40 Tahun 3 44,44%

3 41-50 Tahun 5 55,56%

Jumlah 9 100%

Sumber : Hasil Wawancaran Penelitian 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa usia informan dengan persentase terbesar yaitu pada usia 41-50 tahun yaitu sebesar 55,56% (5 orang), disusul dengan usia 31-40 tahun sebesar 44,44% serta usia 20-30 tahun sebesar 11,11%.

4.1.2 Data tentang Jenis Kelamin Informan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang karakteristik informan penelitian menurut jenis kelamin, maka didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 6 66,67%

2 Perempuan 3 33,33%


(18)

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa informan dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan informan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 66,67% dan informan perempuan sebanyak 33,33%.

4.1.3 Data tentang Tingkat Pendidikan Informan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang karakteristik informan penelitian menurut tingkat pendidikan, maka didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.3 : Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMP/Sederajat 1 11,11%

2 SMA/Sederajat 3 33,33%

3 S1 5 55,56%

Jumlah 9 100%

Sember : Hasil Wawancara Penelitian 2016

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa informan dengan tingkat pendidikan yang memiliki persentase terbesar yaitu tingkat pendidikan S1 dengan persentase 55,56%, sedangkan informan dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 33,33% dan informan dengan tingkat pendidikan terkecil yaitu SMP/Sederajat sebanyak 11,11%.

4.1.4 Data tentang Pekerjaan Informan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang karakteristik informan penelitian menurut pekerjaan, maka didapatkan data sebagai berikut :


(19)

Tabel 4.4 : Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 PNS 1 11,11%

2 Guru 3 33,33%

3 Petani 3 33,33%

4 Wiraswasta 1 11,11%

5 IRT 1 11,11%

Jumlah 9 100%

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian 2016

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa informan dengan jenis pekerjaan Guru dan Petani menjadi persentase terbesar yaitu 33,33%, sedangkan informan dengan jenis pekerjaan PNS, Wiraswasta dan IRT masing-masing mendapaktan persentase 11,11%.

4.2 Hasil Wawancara Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

4.2.1 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Selotong (Bapak Misdi S.Ag) A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa

1. Apakah BPD turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa?

“Ya ikut serta. BPD itu kan mitranya Pemerintah Desa. Peraturan Desa yang dibuat itu berdasarkan usulan-usulan masyarakat kepada BPD kemudian ditetapkan bersama-sama oleh Kades dan BPD.”


(20)

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui bahwa BPD sebagai mitra Pemerintah Desa turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa bersama-sama dengan kepala desa.

2. Bagaimana proses penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa?

“Pertama-tama adanya usulan dari Kepala Desa atau BPD untuk membuat suatu perdes, lalu kita buat rancangannya. Setelah rancangannya ada maka kita adakan rapat untuk membahasnya lebih lanjut, kalau semuanya setuju maka kita tetapkan. Dan berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 tentang desa rancangan perdes tadi harus diajukan dulu ke pihak Bupati, nanti perdes tersebut disetujui atau ditolak ditunggu dalam 20 hari. Kalau selama 20 hari tidak ada jawaban maka perdes tersebut sudah dapat diterapkan/dilaksanakan.”

Berdasarkan Jawaban informan diatas, dapat diketahui proses pembuatan peraturan desa dimulai dengan adanya usulan, kemudian dibuat rancangan peraturan desa berdasarkan usulan tersebut, lalu diadakan musyawarah untuk bersama-sama membahas, menyetujui dan menetapkannya. Dapat diketahui pula berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, peraturan desa tersebut harus diajukan terlebih dahulu kepada pihak Bupati untuk di mintai persetujuannya.

3. Apakah sudah ada peraturan desa yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa? Kalau sudah perdes tentang apa?

“Sudah ada, terutama berkenaan dengan anggaran, karena setiap kita menganggarkan sesuatu dari APBDes itukan ada perdesnya. Lalu sudah juga dibuat perdes mengani larangan penyetruman ikan, jalan, pembangunan dan lain-lain.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui perdes yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Desa dan BPD selotong yaitu mengenai anggaran, pembangunan, jalan, penyetruman ikan, dan lain-lain.


(21)

4. Apakah peraturan desa yang telah disusun dan ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa mempunyai manfaat terhadap pemerintahan desa?

“Manfaatnya jelas ada, karena kan kita menetapkan suatu perdes itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Desa Selotong ini agar terciptanya masyarakat yang sejahtera. Contohnya perdes mengenai larangan penyetruman ikan, dengan adanya larangan tersebutkan masyarakat Selotong bisa lebih membudidayakan ikannya, jadi mereka bisa terus berusaha.”

Dari jawaban informan diatas, dapat diketahui bahwa manfaat yang dirasakan oleh pemerintahan desa selotong dalam penetapan suatu perdes yaitu terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera.

5. Bagaimana partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa? Apakah aktif menyampaikan usulan-usulan/saran, atau hanya sebatas menyepakati saja?

“Ya menurut saya BPD itu di antara aktif dan pasif, biasa-biasa saja. Kadang pada saat kita melakukan musyawarah untuk membahas suatu perdes ada juga yang ngasi saran, tapi tidak terlalu banyak, itupun orangnya yang itu-itu saja seperti ketua, sekretaris.”

Berdasarkan jawaban diatas, menurut kepala desa Selotong partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu perdes biasa-biasa saja, tidak semua anggota BPD memberikan masukan ataupun saran dalam musyawarah, hanya orang-orang tertentu saja.

6. Bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan? Apakah ada yang lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut?

“Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa baik-baik saja khusunya dalam pembuatan peraturan desa baik-baik saja. Tapi kalau ditanya siapa yang lebih mendominasi mungkin tidak ada, tapi kalau di tanya siapa yang lebih menonjol ya menurut saya dari pihak Pemdes karena kami yang lebih berfokus kesini, karena mungkin BPD juga sibuk dengan kegiatannnya di luar.”


(22)

Dari jawaban informan diatas, dapat diketahui koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam pembahasan dan penetapan suatu peraturan desa baik-baik saja, dan yang lebih menonjol dalam kegiatan tersebut adalah pihak Pemerintah Desa, karena BPD sibuk dengan kegiatannya diluar.

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes 1. Apa yang Bapak ketahui mengenai APBDes?

“Anggaran itu merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai untuk penyelenggaraan pemerintahan, nilai-nilai tersebut berupa angka-angka rupiah atau uang. Kegiatan pemerintahan desa yang berbentuk anggaran itulah yang terangkum dalam APBDes. Jadi APBDes ini anggaran belanja dan pendapatan desa yang ditetapkan setiap tahun untuk penyelenggaraan pemerintahan desa. “

Berdasarkan jawaban diatas, menurut kepala desa Selotong APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai berupa angka-angka rupiah atau uang yang ditetapkan setiap tahun untuk penyelenggaraan pemerintahan desa.

2. Apakah BPD ikut serta dalam penetapan APBDes?

“Ya ikut serta. BPD bersama-sama dengan Pemerintah Desa membahas, menyetuji dan menetapkan rancangan APBDes.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui BPD dan Pemerintah Desa bersama-sama dalam membahas, menyetuji dan menetapkan rancangan APBDes.

3. Selama masa jabatan Kepala Desa sekarang ini, sudah berapa banyak APBDes yang telah ditetapkan?


(23)

“Saya mulai menjabat tahun 2013, berarti sudah ada 3 APBDes yang sudah ditetapkan yaitu tahun 2013,2014,2015. Rancangan APBDes untuk tahun 2016 masih mau dibuat.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui sudah ada 3 APBDes yang telah ditetapkan selama masa jabatan kepala desa sekarang ini, dan untuk APBDes tahun 2016 masih dalam masa pembuatan.

4. Bagaimana koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes?

“Koordinasi kami baik-baik saja dan sebagai mana mestinya. Setiap tahun kita mengadakan rapat untuk membahas Racangan APBDes ini. Pada rapat itu kami memaparkan dana-dana yang diterima dan dilokasikan untuk apa saja. BPD tidak ikut serta dalam menetapkan nominal anggaran yang digunakan tapi hanya cukup mengetahui saja. Kami juga meminta masukan dari BPD apakah nominal yang kami tetapkan sudah sesuai apa belum, kalau kata BPD belum ya akan kami pertimbangkan lagi. Tapi sampai saat ini tidak pernah ada yang tidak setuju mengenai nominal itu, karena kami memang menetapkan nominal sesuai dengan harga yang ada dipasaran. Jadi BPD bisa menelaah sendiri. Setelah BPD bersama-sama Pemerintah Desa menyetujui rancangan APBDes tersebut barulah diserahkn kepada Bupati untuk dimintai persetujuannya kalau mereka setuju baru kita tetapkan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyusunan dan penetapan APBDes baik-baik saja, dan dalam berkoordinasi Pemerintah Desa juga meminta pendapat dan persetujuan BPD mengenai nominal yang dialokasikan pada masing-masing bidang.

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa 1. Bagaimana peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan?

“Sudah baik, tapi kalau dibilang maksimal tidak juga, mereka melakukan pengawasan tapi belum maksimal menurut saya. Hal ini disebabkan karena kesejahteraan BPD itu sendiri dan juga kesibukan rutinitas mereka sehari-hari. Kalau mungkin mereka cukup honornya mereka bisa lebih stand by dikantor.”


(24)

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD dalam menjalankan perannya sebagai pengawas pemerintahan belum maksinal, hal ini menurut kepala desa Selotong dikarenakan honor BPD yang kecil sehingga membuat BPD lebih mengutamakan rutinitas mereka diluar sehari-hari.

2. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam pemerintahan desa?

“Pertama dengan mereka datang ke kantor desa secara bergantian, terus juga ke lapangan mengawasi pembangunan-pembangunan yang telah direncanakan dan meminta hasil kerja dan laporan kerja kita, itulah bentuk pengawasan mereka.”

BPD Selotong melakukan pengawasan dengan beberapa cara yaitu dengan datang secara bergantian ke kantor desa, turun langsung ke lapangan untuk megawasi pembangunan yang sedang dilaksanakan, dan meminta hasil laporan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Desa.

3. Apakah BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa dari kepala desa setiap akhir tahun anggaran atau akhir masa jabatan? Bagaimana respon ataupun tanggapan BPD atas laporan pertanggungjawaban tersebut?

“Ya meminta, laporan pertanggungjawaban tersebut baik bentuk lisan dan tulisan. Tapi untuk laporan tertulis biasanya kita serahkan diakhir masa jabatan meskipun seharusnya setiap tahun. Jadi yang setiap tahun itu hanya laporan lisan, biasanya kita adakan rapat, kita sampaikan hasil pertanggungjawaban kita dan BPD pun mengomentari baik positif maupun negatifnya dan mereka juga memberikan masukan mana yang harus kita perbaiki.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui BPD dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas sudah meminta laporan pertanggungjawaban baik lisan maupun tulisan terhadap kinerja Pemerintah Desa melalui rapat yang


(25)

diselenggarakan setiap akhir tahunnya. Dalam rapat tersebut BPD memberikan tanggapan dan juga memberikan masukan mengenai apa yang harus diperbaiki untuk kedepannya.

4. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah pemerintah desa dapat bekerjasama dengan baik? Bagaimana sikap dari Pemerintah Desa?

“Ya kami gak ada masalah, kita open kok. Ya kalau mereka butuh laporan mengenai apapun kita serahkan, semuanya kita sampaikan secara terbuka.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui Pemerintah Desa sangat terbuka terhadap pengawasan yang dilakukan oleh BPD.

5. Menurut Bapak seberapa penting pelaksanaan fungsi pengawasan?

“Ya sangat penting sekali. Pengawasan itukan untuk membatasi dan supaya lebih berhati-hati lagi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa terutama berkaitan dengan masalah penggunaan anggaran itu. Kalau tidak ada pengawasan bisa nanti kita jadi suka ati dan gak ada batas.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, kepala desa Selotong berpendapat bahwa pengawasan yang dilakukan BPD sangat penting untuk membatasi sikap Pemerintah Desa dan agar lebih berhati-hati lagi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

6. Apakah pengawasan yang dilakukan oleh BPD mempunyai manfaat terhadap desa selotong?

“Pasti punya, dengan ada pengawasankan apalagi pengawasannya baik jadi tidak ada masalah di desa ini, apa yang kita cita-citakan bersama bisa terwujud dan masyarakatpun bisa lebih sejahtera pastinya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, manfaat yang dirasakan oleh desa Selotong terhadap pengawasan yang dilakukan oleh BPD yaitu tidak adanya masalah yang timbul di desa tersebut, ini mengakibatkan apa yang telah


(26)

dicita-citakan bersama dapat terwujud sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera.

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa

1. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dan Pemerintah Desa pada saat melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Kalau kendala itu ada saja, tapi sampai saat ini kendalanya tidak sampai yang begitu besar. Kendala yang kami hadapi pada saat musyawarah mengenai penyusunan suatu perdes paling susahnya mendapatkan kata sepakat. Contoh: dalam mengambil kesepakatan mengenai jalan pada dusun mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu sangat susah karena semua warga ingin jalan didusun mereka yang diperbaiki duluan sementara keuangan desa tidak mencukupi jadi harus dilakukan secara bertahap. Jadi kalau begini maka di ambil skala prioritas, semua jalan perlu diperbaiki tapi mana yang lebih perlu dulu yang diperbaiki untuk kepentingan bersama-sama. Selain itu kendala yang lain kurang aktifnya pihak dari BPD tapi bukan berarti pasif, disini kami juga memahami mungkin karena honor mereka yang kecil yang cuma Rp. 300.000/bulan untuk ketua dan anggotanya Rp.100.000/bulan membuat mereka tidak mungkin fokus 100% mengurusi masalah pemerintahan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui yang menjadi kendala Pemerintah Desa dalam melakukan koordinasi dengan BPD yaitu susahnya mendapatkan kata sepakat pada saat melakukan musyawarah untuk memutuskan sesuatu, selain itu juga Pemerintah Desa merasa bahwa BPD kurang aktif dalam melaksanakan tugasnya, disini kepala desa memahami hal tersebut dikarenakan honor dari BPD yang kecil.

2. Apa harapan Bapak agar semakin baik, efektif dan harmonis koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?


(27)

“Saya berharap BPD dan Pemerintah Desa Selotong ini dapat berkomunikasi lebih intens lagi, memaksimalkan apa yang menjadi tugasnya masing-masing dan lebih menyamakan visi dan misinya, kalau visi dan misinya sudah sama Insya Allah semuanya jadi gampang. Saya juga tidak bisa berharap banyak-banyak, cuma ketika nanti mungkin kesejahteraan mereka lebih maksimal baru kita bisa menekan mereka untuk lebih aktif.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, yang menjadi harapan kepala desa Selotong agar semakin baik koordinasi yang terjalin antara mereka dan BPD yaitu dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik lagi, memaksimalkan tugas yang telah dibebankan kepada mereka masing-masing dan lebih menyamakan visi dan misinya.

4.2.2 Hasil Wawancara dengan Ketua BPD Selotong (Bapak Birusdin) A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa

1. Apakah BPD turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa?

“Ya, BPD turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa. Karena itukan salah satu tugas kami sebagai mitra Pemerintah Desa.”

Berdasarkan jawaban informan diatas diketahui BPD sebagai mitra Pemerintah Desa ikut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa. 2. Bagaimana proses penyusunan dan penetapan suatu perdes?

“Prosesnya dimulai dari adanya masukan dari masyarakat atau siapa saja tentang suatu hal untuk dibuat perdesnya. Lalu, sama-sama BPD dan Pemerintah Desa membuat rancangan perdes tersebut, setelah itu kita adakan musyawarah untuk membahasnya. Dalam musyawarah itu kita bahas juga baik dan buruknya perdes tersebut, dan kalau semua sudah setuju baru sama-sama BPD dan Pemerintah Desa menetapkannya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui proses penyusunan dan penetapan peraturan desa dimulai dengan adanya usulan dari masyarakat atau siapa saja, kemudian BPD dan Pemerintah Desa bersama-sama membuat rancangan peraturan desa lalu di adakan musyawarah untuk membahasnya.


(28)

Setelah semua pihak menyetujui dan menyepakati peraturan desa tersebut barulah bisa ditetapkan.

3. Apakah sudah ada peraturan desa yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa? Kalau sudah perdes tentang apa?

“Sudah ada, contohnya perdes mengenai penyetruman ikan. Karena penyetruman ikan tentu mempunyai dampak yang sangat besar jadi kepala desa ketika itu mempunyai inisiatif untuk membuat peraturan mengenai penyetruman ikan. Selain itu juga kami membuat perdes mengenai jalan, pada saat itu banyak mobil yang berat melintas di jalan jadi banyak menyebabkan rumah warga retak-retak, warga khawatir lalu mereka meminta untuk dibuatkan peraturan mengenai hal tersebut.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa sudah ada perdes yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa yaitu tentang penyetruman ikan dan jalan.

4. Apakah peraturan desa yang telah disusun dan ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa mempunyai manfaat terhadap pemerintahan desa?

“Ya tentu mempunyai manfaat, khususnya bagi masyarakat karena kami membuat suatu peraturan itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat ataupun masukan-masukan dari masyarakat”

Manfaat penetapan peraturan desa menurut ketua BPD Selotong adalah untuk masyarakat yang tinggal di desa Selotong itu sendiri, karena perdes yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan merupakan masukan dari masyarakat.

5. Bagaimana partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa?

“Pada saat ada musyawarah mengenai perdes BPD juga sukak ngasi-ngasi masukan atau saran, tapi kalau menurut kita itu udah pas kita diam aja. Tapi memang pada saat musyawarah untuk membahas perdes biasanya tidak semua anggota BPD dapat hadir mungkin karena yang lain lagi ada halangan.”


(29)

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD telah berpartisipasi dengan memberikan masukan dan saran dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan desa, tetapi pada saat diadakan musyawarah untuk membahas perdes tersebut tidak semua anggota BPD dapat hadir.

6. Bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan desa? Apakah ada yang lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut?

“Tidak ada yang mendominasi, dua duanya menonjol. Kerjasama BPD dan Pemerintah Desa dalam pembuatan peraturan desa baik-baik saja, kalau kades punya ide untuk membuat suatu perdes selalu bicarakan sama kami, dan kamipun tidak pernah menghalangi kades untuk membuat suatu peraturan selagi peraturan tersebut sesuai kebutuhan masyarakat.”

Berdasarkan jawaban ketua BPD diatas, diketahui bahwa kerjasama/koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa baik-baik saja dan tidak ada yang mendominasi, dalam pembuatas suatu perdes selalu dimusyawarahkan dan tidak menghalangi satu sama lain.

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes 1. Apa yang Bapak ketahui mengenai APBDes?

“APBDes itu segala sesuatu yang berkenaan dengan uang baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, dan APBDes ini digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, yang dimaksud dengan APBDes adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penerimaan maupun pengeluaran dalam bentuk uang yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa.


(30)

2. Apakah BPD ikut serta dalam penetapan APBDes?

“Ya ikut serta, kita ikut dalam musyawarah untuk membahas APBDes itu, dari pihak Pemerintah Desa secara transparan memaparkan uang yang masuk dan digunakan untuk apa saja, dan kalau semuanya sudah setuju baru ditetapkan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD ikut serta dalam menetapkan APBDes, yaitu melalui musyawarah.

3. Selama masa jabatan Kepala Desa sekarang ini, sudah berapa banyak APBDes yang telah ditetapkan?

“Sudah ada 3, karenakan APBDes ini setahun sekali penetapannya dari awal januari sampai akhir desember. Untuk tahun 2016 ini masih dalam masa pembuatan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa sudah ada tiga kali penetapan APBDes selama masa jabatan kepala desa saat ini.

4. Bagaimana koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes?

“Koordinasi kami baik-baik saja. Sebelum APBDes itu ditetapkan di adakan dulu musyawarah untuk membahas rancangannya, pada musyawarah itu turut hadir Pemerintah Desa, BPD serta wakil masyarakat, lalu dipaparkan secara transparan mengenai keuangan yang diterima dan dibelanjakan untuk apa saja. Kalau semua dan BPD sudah menyetujui barulah APBDes tersebut dapat ditetapkan.”

Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa dalam menetapkan APBDes dimulai dengan diadakannya musyawarah untuk membahas rancangan APBDes, pada saat musyawarah Pemerintah Desa memaparkan secara transparan keuangan desa dan pengalokasiannya, setelah BPD dan semua pihak setuju baru kemudian ditetapkan.


(31)

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa 1. Bagaimana peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan?

“Menurut saya selama ini pengawasan yang telah kami lakukan baik-baik saja, tidak ada permasalahan-permasalahan yang serius kami temukan pada saat mengawasi.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, pengawasan yang dilakukan oleh BPD baik-baik saja dan tidak ditemukan permasalahan yang serius pada saat mereka melakukan pengawasan.

2. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam pemerintahan desa?

“Biasanya kami melakukan pengawasan khususnya dalam pembangunan dengan turun langsung ke lapangan, melihat bagaimana pekerja-pekerja tersebut membangun. Kalau saya lagi ada halangan tidak dapat turun langsung saya selalu berpesan sama BPD yang lain untuk memperhatikan kinerja mereka, kalau ada yang tidak baik ya ditegur. Terus kita juga mengawasi melalui laporan pertanggungjawaban dari kepala desa.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD yaitu dengan turun langsung ke lapangan untuk mengawasi pembangunan yang sedang berlangsung dan meminta laporan pertanggungjawaban kinerja dari kepala desa.

3. Apakah BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa dari kepala desa setiap akhir tahun anggaran atau akhir masa jabatan? Bagaimana respon ataupun tanggapan BPD atas laporan pertanggungjawaban tersebut?

“Selalu. Biasanya laporan dalam bentuk lisan, laporan tulisan juga ada kalau saya mintak dari Pemerintah Desa pasti dikasi. Tapi gini, ya kalau menurut saya itu sudah baik ngapain lagi saya mintak, takutnya seolah-olah nanti tidak percaya, saya paling takut menyinggung perasaan orang lain. Kalau laporan lisan setiap tahun kita adakan rapat untuk mendengarkannya dari pihak pemerintah.”


(32)

Sebagai salah satu cara untuk melakukan pengawasan terhadap Pemerintah Desa yaitu dengan meminta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintahan kepada Pemerintah Desa dan melakukan evaluasi terhadap laporan tersebut. Berdasarkan jawaban informan diatas, BPD telah meminta laporan pertanggungjawaban dalam bentuk lisan setiap akhir tahunnya.

4. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah ada permasalahan-permasalahan yang ditemukan? Kalau ada bagaimana tanggapan dari pihak BPD?

“Tidak ada permasalahan yang serius kami temukan. Paling yang kecil-kecil saja, contohnya dulu ada yang melanggar perdes mengenai penyetruman ikan itu, tetapi itupun kami maafkan karena yang melanggar mengaku belum mengetahui adanya perdes tersebut. Jadi semuanya bisa dimusyawarahkan dengan baik-baik.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, BPD tidak menemukan permasalahan yang serius pada saat melakukan pengawasan, hanya sebatas masalah yang kecil-kecil saja.

5. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah pemerintah desa dapat bekerjasama dengan baik? Bagaimana sikap dari Pemerintah Desa tersebut?

“Sangat suka diawasi mereka. Itu tadi, kalaupun ada masalah kami tidak pernah memanggil dengan marah-marah selalu dibicarakan dengan baik-baik.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa Pemerintah Desa sangat suka di awasi oleh BPD.

6. Menurut Bapak seberapa penting pelaksanaan fungsi pengawasan?

“Kalo menurut saya ya sangat penting sekali. Apalagi menyangkut masalah duitkan ini bahaya kalau tidak di awasi, karena kalau tidak ada pengawasan boleh-boleh saja mereka memanipulasi data/angka yang ada. Inikan pastinya sangat merugikan pemerintahan terutama masyarakat Desa Selotong ini.”


(33)

Menurut ketua BPD Selotong sangat penting untuk melakukan pengawasan terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan, sebab kalau tidak di awasi bisa saja oknum-oknum tertentu memanipulasi angka yang ada, sehingga dapat merugikan masyarakat Desa Selotong.

7. Apakah pengawasan yang dilakukan oleh BPD mempunyai manfaat terhadap desa selotong?

“Pasti, dengan ada pengawasan semua berjalan sebagaimana yang diharapkan, jadi tidak ada penyelewengan-penyelewengan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui manfaat yang dirasakan desa Selotong dengan adanya pengawasan yaitu semua yang telah direncanakan berjalan seperti apa yang diharapkan, tidak ditemukan penyelewengan-penyelewengan.

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa

1. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dan Pemerintah Desa pada saat melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Tidak ada kendala yang serius, kalau dalam membuat perdes paling ada beda pendapat, tapi hal tersebut adalah wajar, biasa. Dan beda pendapat itu juga demi membaguskan perdes tersebut, tapi tidak pernah sampai gontok-gontokan. Kalau kendala lain mungkin mengenai honor, bagaimana BPD bisa bekerja secara optimal sementara tunjangannya berada jauh dibawah kadus. Kalau bicara ikhlas dalam bekerja ya kami ikhas, tapi kalau bisa honornya lebih besar.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui yang menjadi kendala BPD dalam melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa yaitu adanya beda pendapat pada saat melakukan musyawarah, tetapi menurut ketua BPD hal tersebut wajar terjadi. Dan kendala lain menurut ketua BPD


(34)

yaitu honor dari BPD yang jauh dibawah kadus sehingga menyebabkan mereka tidak dapat bekerja secara optimal.

2. Apa harapan Bapak agar semakin baik, efektif dan harmonis koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Harapan saya agar komunikasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa lebih baik lagi meskipun sudah baik sekarang ini, supaya koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan juga lebih bagus. Selain itu saya juga berharap agar honor untuk BPD lebih ditingkatkan, agar anggota-anggota BPD lebih aktif dalam mengikuti berbagai agenda desa yang ada. Itu saja sih, harapan yang lain semoga terus tidak ada masalah yang serius.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui yang menjadi harapan BPD agar terciptanya koordinasi yang lebih baik dengan Pemerintah Desa yaitu dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik dan harmonis dengan Pemerintah Desa, dan BPD juga berharap agar honor mereka dapat ditingkatkan sehingga mereka lebih aktif dalam mengikuti berbagai agenda desa.

4.2.3 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Desa Selotong (Ibu Nurasiah SH) A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa

1. Apakah BPD turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa?

“Ya turut serta pasti. Semua Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat semua dilibatkan dalam membahas suatu perdes. Apabila semuanya sudah setuju baru perdes tersebut ditetapkan oleh BPD dan Kepala Desa.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD ikut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa.


(35)

2. Apakah sudah ada peraturan desa yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa? Kalau sudah perdes tentang apa?

“Sudah ada, sudah lumayan banyak juga. Pastinya tentang anggaran, itukan diperdeskan, lalu ada juga mengenai jalan, masalah penyetruman ikan, pembangunan, palang jalan, dan lain-lain.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui perdes yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa sudah lumayan banyak, yaitu berkaitan dengan anggaran, jalan, penyetruman ikan, pembangunan, palang jalan dan lain-lain.

3. Bagaimana partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa? Apakah aktif menyampaikan usulan-usulan/saran, atau hanya sebatas menyepakati saja?

“Kadang ada juga yang ngasi masukan-masukan, tapi tidak sering. Keaktifan BPD menurut saya masih kurang, tapi bukan berarti pasif sama sekali ya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan peraturan desa masih kurang aktif, jarang dalam memberikan masukan-masukan.

4. Bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan? Apakah ada yang lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut?

“Koordinasi kami baik-baik saja. Kalau ada masukan-masukan untuk dibuat perdesnya kami bicarakan dengan BPD begitu juga BPD kalau ada usulan dari masyarakat untuk dibuat perdesnya mereka juga membicarakan ke kami. Barulah kami adakan musyawarah untuk membahas hal tersebut bersama-sama. Kalau ditanya siapa yang lebih menonjol ya menurut saya masih dari pihak Pemerintah Desa, karena itu tadi mereka belum begitu aktif.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui koordinasi BPD dan Pemerintah Desa baik-baik saja, mereka saling memberitahukan jika ada


(36)

masukan untuk membuat suatu perdes. Tetapi yang lebih menonjol dalam kegiatan tersebut masih dari pihak Pemerintah Desa, dikarena tidak begitu aktifnya BPD Selotong.

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes 1. Apa yang Ibu ketahui mengenai APBDes?

“APBDes itu anggaran yang diterima desa. Didalam APBDes itu ada namanya ADD (Alokasi Dana Desa), kemudian ada juga namanya Dana Desa yang berasal dari pusat, dan lain-lain. Dana-dana tersebut dicukurkan ke desa untuk penyelenggaraan pemerintahan desa, itulah APBDes.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, pengetahuan informan mengenai APBDes adalah anggaran yang diterima desa dari pemerintah pusat yang terdiri dari ADD, DD yang digunakan untk penyelenggaraan pemerintahan desa.

2. Apakah BPD ikut serta dalam penetapan APBDes?

“Ikut, APBDes itukan berdasarkan RPJMDes yang telah disusun bersama-sama dengan BPD. Apa-apa saja yang ingin dibangun dituangkan dalam RPJMDes kemudian menjadi ketetapan bangunan, apa yang menjadi prioritas itulah yang dibangun oleh negara.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD ikut serta dalam pembahasan dan penetapan APBDes.

3. Selama masa jabatan Kepala Desa sekarang ini, sudah berapa banyak APBDes yang telah ditetapkan?

“Kepala Desa yang sekarang menjabat dari tahun 2013, jadi sudah ada 3 APBDes yang sudah ditetapkan. Untuk tahun 2016 masih dalam pembuatan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui telah ada 3 APBDes yang ditetapkan, dan APBDes untuk tahun 2016 masih dalam masa pembuatan.


(37)

4. Bagaimana koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes?

“Kerjasama kami baik-baik saja. APBDes itu kan ditetapkan oleh Kepala Desa atas persetujuan dari BPD juga. Biasanya ada tim pengelola APBDes, ketuanya kaur pembangunan yang menjalankan di lapangan LPMD . Jadi BPD lah yang memonitoring penggunaan APBDes tersebut. Sesuai gak dana yang diberikan dengan yang dibelanjakan. Misalnya, kalau ada ditemukan pembangunan yang janggal maka BPD bisa mengajukan keberatan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes diketahui baik. Setelah APBDes tersebut ditetapkan pihak dari Pemerintah Desa sebagai pelaksananya dan BPD sebagai pengawas kegiatan tersebut.

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa 1. Bagaimana peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan?

“Menurut saya kurang aktif, tapi bukan berarti pasif sama sekali. Mereka jarang mendatang-datangi kami ke kantor ini, kadang ada kadang gak.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, BPD kurang aktif dalam melakukan pengawasan, ini dilihat dari jarangnya BPD yang datang ke kantor desa. 2. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam pemerintahan

desa?

“Itu lah tadi dengan datang ke kantor ini. Kalau mengawasi pembangunan juga ada, itupun sepintas lalu saja mungkin karena mereka sambil lewat. Pengawasan yang dilakukan oleh BPD tidak begiu ketat kali. Terus ada juga meminta laporan pertanggung jawaban.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui cara pengawasan yang dilakukan BPD yaitu dengan datang ke kantor desa, turun langsung ke lapangan untuk mengawasi pembangunan dan meminta laporan


(38)

pertanggungjawaban. BPD dalam melakukan pengawasan dianggap tidak begitu ketat.

3. Apakah BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa dari kepala desa setiap akhir tahun anggaran atau akhir masa jabatan? Bagaimana respon ataupun tanggapan BPD atas laporan pertanggungjawaban tersebut?

“Ya mintak. Biasanya setiap akhir tahun kita adakan rapat pertanggungjawaban, kita paparkan apa saja yang telah kita kerjakan dan BPD pun ngasi tanggapan serta mengevaluasi apa apa saja yang harus kita benahi untuk ke depannya.”

Dari jawaban informan diatas, dapat diketahui BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Desa dan mereka memberikan tanggapan dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban tsb. 4. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah pemerintah desa dapat

bekerjasama dengan baik? Bagaimana sikap dari Pemerintah Desa tersebut?

“Kami ok ok saja kalo di awasi. Apa yang mereka perlukan kita serahkan, kalau mereka perlu data atau laporan mengenai kinerja kami saya sebagai sekretaris desa akan menyiapkan dan menyerahkan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa Pemerintah Desa dapat bekerja sama dengan baik pada saat BPD melakukan pengawasan, hal ini dapat dilihat dari keterbukaan sekretaris desa dalam penyerahan laporan pertanggungjawaban kinerja yang dibutuhkan oleh BPD.

5. Menurut Ibu seberapa penting pelaksanaan fungsi pengawasan?

“Sangat penting. Apabila tidak ada pengawasan terutama mengenai pembangunan maka itu bisa sukak-sukak ati, bisa saja miss. Misalnya mengenai pembangunan jembatan yang seharusnya 5M tapi karena gak ada pengawasan jadi 4,5M. Inikan jadi gak sesuai dengan harapan masyarakat.”


(39)

Menurut informan diatas, pengawasan oleh BPD sangat penting untuk dilakukan, karena jika tidak ada pengawasan maka dapat terjadi pelanggaran, misalnya dalam bidang pembangunan seperti yang disebutkan diatas.

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa

1. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dan Pemerintah Desa pada saat melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Ada, menurut saya yang menjadi kendala itu pihak dari BPD yang tidak begitu aktif, mungkin karena honor mereka yang kecil dan juga SDM yang kurang memadai. Trus pada saat rapat untuk membahas perdes, ada perbedaan pendapat kita, walaupun itu wajar tapi bisa memakan waktu juga beda pendapat itu.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi hambatan dalam berkoordinasi dengan BPD yaitu pihak BPD yang tidak begitu aktif, penilaian informan hal tersebut dikarenakan honor dari BPD yang kecil dan kemampuan SDM yang rendah.

2. Apa harapan Ibu agar semakin baik, efektif dan harmonis koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Harapan saya agar BPD itu dapat lebih aktif lagi, harus sering-sering sharing atau berkomunikasi dengan Pemerintah Desa supaya kita dapat sama-sama mewujudkan apa yang menjadi tujuan desa. BPD juga harus mempunyai idu-ide, karena diakan penyampai aspirasi masyarakat.

Harapan informan mengenai koordinasi dengan BPD yaitu agar BPD lebih aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Desa, sehingga dapat bersama-sama mewujudkan tujuan desa.


(40)

4.2.4 Hasil Wawancara dengan Sekretaris BPD Selotong (Bapak Ir. Kamarudin)

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa 1. Apakah BPD turut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa?

“Pasti turut serta, karena peran kami sebagai mitra Pemerintah Desa, selain sebagai mitra juga sebagai kontrol dari pada Pemerintah Desa, itulah tugas kami sebagai BPD.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD ikut serta dalam membahas dan menetapkan peraturan desa, karena hal tersebut merupakan salah satu tugas dari BPD.

2. Apakah sudah ada peraturan desa yang telah ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa? Kalau sudah perdes tentang apa?

“Sudah ada, yang saya ingat perdes tentang pembagian raskin. Lalu dibidang kesenian hiburan, masalah kibot itu supaya biduannya tidak berpakaian seksi. Dan ada juga perdes tentang sawit desa, dulu tidak dipegang oleh desa sekarang sudah pulang ke desa.”

Dari jawaban informan diatas, diketahui peraturan desa yang telah ditetapkan yaitu berkaitan dengan masalah raskin, hiburan dan aset desa. 3. Bagaimana partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu peraturan

desa?

“Partisipasi kami kalau diadakan rapat untuk membahas perdes ya hadir, nanti juga ngasi masukan-masukan atau saran. Teruskan yang menetapkan perdes itu BPD dan Kepala Desa, kalau kami tidak setuju atau keberatan bisa saja perdes tersebut tidak jadi ditetapkan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui partisipasi BPD yaitu dengan datang pada musyawarah yang diadakan untuk membahas perdes dan memberikan masukan ataupun juga saran.


(41)

4. Bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan? Apakah ada yang lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut?

“Koordinasi BPD dan Pemerintah Desa khusunya mengenai penetapan perdes menurut saya baik-baik saja. Kalau ada usulan mengenai perdes yang akan dibuat selalu kami musyawarahkan dengan baik bersama-sama dengan masyarakat juga. Dan kalau ada yang memberi masukan kami selalu menghargai satu sama lain, tidak ada yang berusaha ingin menjatuhkan atau bagaimana.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam pembuatan perdes baik, hal ini dinilai dari selalu dilakukannya musyawarah untuk membahas suatu perdes, dan adanya sikap saling menghargai satu sama lain pada saat memberikan masukan ataupun saran.

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes 1. Apa yang Bapak ketahui mengenai APBDes?

“APBDes itu adalah anggaran. APBDes itu mengenai uang yang diterima dan yang digunakan desa untuk apa saja, misalnya untuk pembangunan, gaji BPD juga dari APBDes, untuk pembangunan kantor desa, dan lain-lain lah yang berkaitan dengan uang.”

Pemahaman informan mengenai APBDes adalah anggaran yang diterima dan yang digunakan oleh desa untuk menjalankan pemerintahan desa, misalnya untuk pembangunan, gaji BPD dan lain-lain.

2. Apakah BPD ikut serta dalam penetapan APBDes?

“Ikut. Kalau menentukan nominal yang dialokasikan untuk apa tidak, tapi kami ikut serta langsung dalam rapat untuk membahasnya dan itu juga berdasarkan persetujuan kami BPD ini.”


(42)

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui BPD ikut serta dalam membahas dan menyetujui APBDes, tetapi BPD tidak ikut serta dalam menentukan nominal yang dialokasikan.

3. Bagaimana koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes?

“Kerjasama kami dalam bentuk sama-sama membahas mengenai Rancangan APBDes itu, kalau semua sudah ada kata sepakat baru bisa ditetapkan. Pada saat musyawarah membahas perdes itu kita sampaikan juga harapan masyarakat agar pembangunan ke tempat mereka itu sampai.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bentuk kerjasama antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses pembahasan dan penetapan APBDes yaitu dengan mengadakan musyawarah untuk sama-sama membahas rancangan APBDes, dan BPD juga menyampaikan apa yang menjadi harapan masyarakat. Setelah semua pihak menyetujui dan menyepakati rancangan APBDes tersebut barulah ditetapkan.

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa 1. Bagaimana peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan?

“Kami melakukan pengawasan kepada hal-hal yang sudah ditentukan. Peran kami dalam melakukan pengawasan itu yang paling penting mengenai dana, misalnya mengenai pembuatan suatu proyek.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui BPD dalam melakukan pengawasan sesuai dengan apa yang telah di tetapkan, dan pelaksanaan pengawasan yang paling penting menurut informan diatas yaitu mengeai dana (APBDes).

2. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam pemerintahan desa?


(43)

“Cara pengawasannya dengan berbagai macam teknis lah. Kami melakukan pengawasan tidak disetel-setel, artinya tidak dibilang-bilang ya kalau mau melakukan pengawasan langsung saja datang ke tempat tujuan, semacam sidak aja langsung, secara tiba-tiba.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui pengawasan yang dilakukan oleh BPD yaitu dengan berbagai macam teknis, salah satu contohnya adalah dengan datang secara tiba-tiba ke lokasi yang ingin diawasi. 3. Apakah BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa dari kepala desa setiap akhir tahun anggaran atau akhir masa jabatan? Bagaimana respon ataupun tanggapan BPD atas laporan pertanggungjawaban tersebut?

“Mintak. Jadi ada rapat pertanggungjawaban yang diselenggarakan setiap akhir tahun anggaran, laporan pertanggungjawabannya dalam bentuk tertulis dan lisan. Kalau lisan pada saat rapat itulah disampaikan. Dan kami mengomentari pertanggungjawaban mereka, kalau semuanya udah pas ya kami ok kan saja, kalau ada yang perlu ditanyakan kami tanyakan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahunnya, laporan tersebut baik berbentuk lisan dan juga tulisan. BPD memberikan tanggapan dengan cara mengomentari laporan tersebut.

4. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah ada permasalahan-permasalahan yang ditemukan? Kalau ada bagaimana tanggapan dari pihak BPD?

“Sejauh ini tidak ada, semua yang mereka kerjakan sesuai dengan yang ditetapkan, belum ada yang keluar dari koridornya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD tidak pernah menemukan permasalahan pada saat melakukan pengawasan.


(44)

5. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah pemerintah desa dapat bekerjasama dengan baik? Bagaimana sikap dari Pemerintah Desa tersebut?

“Menerima. Mereka ok ok saja kalau di awasi, belum ada keliatan seperti tidak suka.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui bahwa Pemerintah Desa menerima dan tidak masalah dengan pengawasan yang dilakukan oleh BPD.

6. Menurut Bapak seberapa penting pelaksanaan fungsi pengawasan dan bagaimana manfaatnya untuk desa Selotong?

“Sangat penting. Terutama mengenai dana, yang namanya dana yang dikucurkan ke desa bisa saja disalah gunakan kalau tidak di awasi. Ini kan bisa merugikan masyarakat. Manfaatnya ya terutama untuk masyarakat itu sendiri, mereka bisa merasakan pembangunan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, pengawasan sangat penting untuk dilakukan, terutama yang berkaitan dengan masalah dana sehingga tidak ditemukan penyalahgunaan dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa

1. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dan Pemerintah Desa pada saat melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Apa ya, BPD kadang-kadang malas terlalu ikut rapat atau musyawarah karena gak ada uang jalannya. Cuma karena itu memang sudah menjadi tugas kita ya lakuin aja.”


(45)

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa sekretaris BPD merasa malas mengikuti rapat/musyawarah yang diadakan karena tidak mempunyai uang jalan.

2. Apa harapan Bapak agar semakin baik, efektif dan harmonis koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Harapan saya supaya komunikasi antara BPD dan Pemerintah Desa lebih baik, karena ada informasi-informasi yang kurang detail kami terima dari Pemerintah Desa terutama mengenai masalah proyek, inikan membuat koordinasi antara kami kurang maksimal. Kalau mengenai honor kita yang kecil memang sudah ada persentasenya. Harapan yang lain semoga dana yang untuk desa dari pusat itu cepat terealisasi 100%, janji yang 1,4M itu disegerakan saja, jadi masyarakat bisa cepat meninkmatinya.”

Harapan informan sebagai sekretaris BPD yaitu agar dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik lagi dengan Pemerintah Desa sehingga mereka dapat berkoordinasi lebih maksimal. Informan juga berharap agar dana yang dijanjikan oleh pemerintah pusat sebesar 1,4M secepatnya terealisasi 100%.

4.2.5 Hasil Wawancara dengan Anggota BPD Selotong (Bapak Sulaiman) A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa

1. Bagaimana partisipasi BPD dalam penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa? Apakah aktif menyampaikan usulan-usulan/saran, atau hanya sebatas menyepakati saja?

“Lumayan aktif menurut saya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, dapat diketahui bahwa BPD lumayan aktif berpartisipasi dalam proses penyusunan dan penetapan suatu peraturan desa.


(46)

2. Bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan peraturan? Apakah ada yang lebih mendominasi dalam kegiatan tersebut?

“Menurut saya koordinasi BPD dan Pemerintah Desa disini lebih baik, terbuka, transparan dibandingkan dengan daerah lain mungkin, ini dapat dilihat dari hampir tidak pernahnya terjadi masalah antara BPD dan Pemerintah Desa Selotong ini.”

Menurut informan diatas, koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa Selotong lebih baik dibandingkan dengan desa-desa lainnya, hal ini dapat dilihat dari hampir tidak pernah terjadinya konflik/masalah antara BPD dan pemerintah Desa Selotong.

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes 1. Apa yang Bapak ketahui mengenai APBDes?

“APBDes itu berkaitan dengan masalah duit, tapi yang lebih tau secara jelas itu ketua saya.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, informan tersebut hanya memahami APBDes sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah uang.

2. Bagaimana koordinasi BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes?

“Kerjasama nya ya kami sama-sama membahas Rancangan APBDes tersebut, kami adakan rapat yang dihadiri BPD, Pemerintah Desa, serta masyarakat, disitulah Kades menjelaskn mengenai anggaran itu, lalu kita musyawarahkan kalau semua setuju barulah bisa ditetapkan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa kerjasama BPD dan Pemerintah Desa dalam proses penyusunan dan penetapan APBDes terjadi pada saat dilaksanakannya musyawarah untuk membahas Rancangan


(47)

APBDes tersebut. Pemerintah Desa bersama-sama BPD serta masyarakat membahas, menyetujui kemudian menetapkan rancangan APBDes tersebut.

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa 1. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam pemerintahan

desa?

“Langsung turun ke lapangan,misalnya dalam mengawasi pembangunan. Nanti kami sesama BPD bergantian turun ke lapangan, nanyak-nanyak mereka.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa cara pengawasan yang dilakukan oleh BPD yaitu dengan turun langsung ke tempat tujuan yang ingin dilakukan pengawasan.

2. Apakah BPD selalu meminta laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa dari kepala desa setiap akhir tahun anggaran atau akhir masa jabatan? Bagaimana respon ataupun tanggapan BPD atas laporan pertanggungjawaban tersebut?

“Ada, mintak. Setelah selesai satu tahun anggaran ada rapat pertanggungjawaban dalam bentuk tulisan dan lisan. Tanggapan kita ya kita dengarkan, kalau sudah baik kita ok kan, rata-rata disini tidak ada masalah kok, jadi paling kita cuma ngasi masukan saja.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa BPD meminta laporan pertanggungjawaban dari Pemerintah Desa melalui rapat yang diadakan setiap selesai akhir tahun anggaran. Dalam rapat tersebut BPD mendengarkan pertanggungjawaban dari Pemerintah Desa dan biasanya hanya memberikan masukan saja, sebab tidak ada masalah dalam penyelenggaraan pemerintahan desa Selotong.


(48)

3. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah ada permasalahan-permasalahan yang ditemukan? Kalau ada bagaimana tanggapan dari pihak BPD?

“Setau saya tidak pernah terjadi permasalahan, baik-baik saja.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa tidak pernah terjadi masalah di desa Selotong.

4. Pada saat BPD melakukan pengawasan, apakah pemerintah desa dapat bekerjasama dengan baik? Bagaimana sikap dari Pemerintah Desa tersebut?

“Dapat bekerja sama dengan baik kok mereka, okok aja sikap mereka.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa sikap dari Pemerintah Desa pada saat BPD melaksanakan tugasnya sebagai pegawas pemerintahan yaitu dapat bekerja sama dengan baik.

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa

1. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPD dan Pemerintah Desa pada saat melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Selama ini belum ada.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa belum ada kendala yang dialami pada saat berkoordinasi dengan Pemerintah Desa.

2. Apa harapan Bapak agar semakin baik, efektif dan harmonis koordinasi yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa?

“Harapan saya supaya BPD dan Pemerintah Desa bisa berkomunikasi dan bekerjasama lebih baik lagi. Kami kan tempusan dari masyarakat desa jadi


(49)

kalau bisa bekerja sama dengan lebih baik sama Pemerintah Desa hasil nya juga pasti baik untuk masyarakat.”

Harapan informan diatas yaitu agar dapat berkomunikasi dan berkoordinasi lebih baik lagi dengan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga dapat menghasilkan manfaat yang besar khususnya untuk masyarakat desa Selotong

4.2.6 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Desa Selotong A. Bapak Sumaryono

1. Apakah Bapak tahu siapa saja yang menjadi Anggota BPD dan Pemerintah Desa di desa Selotong ini?

“Kalau BPD ketuanya pak Birusdin, cuma ketuanya saja saya yang tau. Kalau Pemerintah Desa Insya Allah saya tahu, kades, sekdes, kaur-kaurnya Insya Allah saya kenal semua.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa Bapak Sumaryono tahu dan mengenal siapa saja yang menjadi Pemerintah Desa Selotong, sedangkan untuk BPD Bapak Sumaryono hanya mengatahui ketuanya saja. 2. Sepengetahuan Bapak apa yang menjadi tugas dari BPD dan Pemerintah

Desa?

“Kalau BPD setau saya tugasnya sebagai mitra kades untuk merancang peraturan tentang desa, merancang kegiatan yang ada di desa ini. Duduk barenglah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, selain itu juga mengawasi pemerintahan. Kalau Pemerintah Desa tugasnya melindungi serta menampung segala aspirasi masyarakat di desa ini, membuat KTP, KK, Akta kelahiran, kalau sekdes tugasnya surat menyurat.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa Bapak Sumaryono telah memahami secara keseluruhan tugas dari BPD sebagai mitra kades maupun tugas dari Pemerintah Desa.


(50)

3. Menurut Bapak bagaimana koordinasi/ kerjasama yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di desa Selotong ini?

“Saya anggap bagus, karena memang terlaksana kegiatan-kegiatan itu. Dalam setiap bulannya mereka juga melakukan kegiatan jumat bersih bersama-sama.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, kerjasama antara BPD dan Pemerintah Desa dinilai bagus, hal ini dilihat dari terlaksananya berbagai kegiatan yang ada.

4. Peran siapa yang lebih dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan?

“Ya Pemerintah Desa, karena kan mungkin mereka yang lebih dihormati dan dihargai, karena kades inikan tumpuan.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui bahwa peran yang lebih dominan antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah Pemerintah Desa, hal ini dianggap karena Pemerintah Desa lebih dihormati dan dihargai sebagai tumpuan.

5. Sepengetahuan Bapak apakah pernah terjadi konflik antara BPD dan Pemerintah Desa Selotong?

“Sampai saat ini belum pernah saya lihat.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, diketahui tidak pernah terjadi konflik antara BPD dan Pemerintah Desa Selotong.

6. Apa harapan Bapak terhadap hubungan kerjasama/ koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa Selotong ini?

“Harapannya agar kerjasama yang terjalin semakin baik, selalu melakukan koordinasi dalam setiap bidang, misalnya dalam rencana pembangunan dan


(51)

menangani suatu permasalahan. Yang jelas saya berharap jangan sampai terjadi tuding-menuding di antara mereka.”

Yang menjadi harapan Bapak Sumaryono terhadap BPD dan Pemerintah Desa Selotong yaitu agar kerjasama yang terjalin semakin baik, selalu berkoordinasi dalam setiap bidang dan tidak terjadi tuding-menuding diantara mereka.

B. Bapak Khairuddin

1. Apakah Bapak tahu siapa saja yang menjadi Anggota BPD dan Pemerintah Desa di desa Selotong ini?

“Anggota BPD salah satunya pak Birusdin sebagai ketua, kalau sekretaris nya pak Kaman, ada juga anggotanya di daerah dusun V itu pak Iwan. Kalau Kades pak Misdi S.Ag, kalau sekretarisnya buk Nur, rata-rata saya kenal lah.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, Bapak Khairuddin telah mengentahui secara keseluruhan siapa saja yang manjadi Pemerintah Desa Selotong, sedangkan untuk BPD Bapak Khairuddin hanya megetahui ketua, sekretaris dan 1 orang anggota BPD saja.

2. Sepengetahuan Bapak apa yang menjadi tugas dari BPD dan Pemerintah Desa?

“Setau saya kalau BPD menampung aspirasi warga, jika ada keluhan maka warga itu menyampaikan dulu kepada BPD. Kalau Pemerintah Desa mengatur segala sesuatu yang ada di desa ini, mengurus surat-surat, melaksanakan proyek-proyek yang turun dari pemerintah.”

Berdasarkan jawaban informan diatas, informan hanya mengetahui tugas BPD sebagai penampung aspirasi masyarakat saja, sementara untuk tugas yang lain belum mengetahui. Sedangkan untuk tugas dari Pemerintah Desa sudah mengetahui secara garis besar.


(1)

16.Teman-teman yang sering mendampingi penulis selama masa perkuliahan, Tri, Emik, Srik, Vivi. Jangan sombong-sombong ya weee kalo udah sukses, sapa sapakan jugak Awak hahahaa.

17.Seluruh teman-teman stambuk 2012, abang-abang stambuk, dan junior-junior di keluarga besar Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. SUKSES UNTUK KITA SEMUA !

18.Untuk Muhammad Echsendy Suari. Terimakasih sudah penjadi pendengar yang baik dan tak lupa juga slalu memberikan dukungan, doa dan motivasinya.

19.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih telah membantu dan mendoakan saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah memberikan Rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 1 April 2016

Penulis Febrina Ramadhani


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.6 Kerangka Teori ... 9

1.6.1 Efektivitas ... 10

1.6.2 Koordinasi ... 13

1.6.2.1 Pengertian Koordinasi ... 13

1.6.2.2 Tujuan koordinasi ... 14

1.6.2.3 Tipe-tipe Koordinasi ... 14

1.6.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi.. ... 16

1.6.3 Lembaga Perwakilan ... 19

1.6.3.1 Pengertian Perwakilan ... 19

1.6.3.2 Teori Perwakilan ... 20

1.6.3.4 Fungsi Lembaga Perwakilan ... 22

1.6.4 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ... 24

1.6.4.1 Pengertian BPD ... 24

1.6.4.2 Tugas BPD ... 27

1.6.4.3 Hak BPD ... 28

1.6.4.4 Hak dan Kewajiban Anggota BPD ... 29

1.6.5 Pemerintahan Desa ... 30

1.6.5.1 Pengertian Desa ... 30

1.6.5.2 Pemerintahan Desa ... 32

1.6.5.3 Pemerintah Desa ... 34

1.7 Definisi Konsep ... 38

1.8 Sistematika Penulisan ... 40

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 42

2.2 Lokasi Penelitian ... 43

2.3 Informan Penelitian ... 43

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

2.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Sejarah, Keadaan Geografis, dan Batas-batas Desa Selotong ... 47

3.2 Kependudukan ... 48


(3)

3.2.2 Penduduk berdasarkan Agama ... 49

3.2.3 Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

3.2.4 Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian ... 52

3.3 Perekonomian Masyarakat ... 53

3.3.1 Pengangguran ... 53

3.3.2 Kesejahteraan Keluarga ... 54

3.4 Sarana dan Prasarana Sosial Kemasyarakatan ... 54

3.4.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 55

3.4.2 Prasarana Peribadatan ... 55

3.4.3 Prasarana Olahraga ... 56

3.4.4 Prasarana Kesehatan ... 56

3.5 Pemerintah Desa Selotong ... 57

3.6 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Selotong ... 58

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Karakteristik Informan Penelitian ... 61

4.1.1 Data tentang Usia Informan ... 61

4.1.2 Data tentang Jenis Kelamin Informan ... 61

4.1.3 Data tentang Tingkat Pendidikan Informan ... 62

4.1.4 Data tentang Pekerjaan Informan ... 62

4.2 Hasil Wawancara Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerinahan Desa ... 63

4.2.1 Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Selotong ... 63

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa ... 63

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes ... 66

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa ... 67

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa ... 70

4.2.2 Hasil Wawancara dengan Ketua BPD Selotong ... 71

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa ... 71

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes ... 73

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa ... 75

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa ... 77

4.2.3 Hasil Wawancara dengan Sekretaris Desa Selotong ... 78

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa ... 78

B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDes ... 80

C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pemerintahan Desa ... 81


(4)

D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara

BPD dan Pemerintah Desa ... 83 4.2.4 Hasil Wawancara dengan Sekretaris BPD Selotong ... 84

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan

Penetapan Peraturan Desa ... 84 B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan

Penetapan APBDes ... 85 C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap

Pemerintahan Desa ... 86 D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara

BPD dan Pemerintah Desa ... 88 4.2.5 Hasil Wawancara dengan Anggota BPD Selotong ... 89

A. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan

Penetapan Peraturan Desa ... 89 B. Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan

Penetapan APBDes ... 90 C. Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap

Pemerintahan Desa ... 91 D. Kendala dan Harapan terhadap Koordinasi antara

BPD dan Pemerintah Desa ... 92 4.2.6 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Desa Selotong ... ... 93 BAB V ANALISIS DATA

5.1 Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan

Pemerintah Desa dalam Penyelenggaran Pemerintahan Desa ... 101 5.1.1 Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan

Peraturan Desa ... 102 5.1.2 Koordinasi dalam Proses Penyusunan dan Penetapan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ... 106 5.1.3 Koordinasi dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap

Pemerintahan Desa ... 109 5.2 Faktor Penghambat Efektivitas Koordinasi Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam

Penyelenggaran Pemerintahan Desa ... 111 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 115 6.2 Saran ... 118 DAFTAR PUSTAKA ... 120


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Batas-batas Wilayah Desa Selotong ... 48

Tabel 3.2 : Penduduk berdasarkan Etnis ... 49

Tabel 3.3 : Penduduk berdasarkan Agama ... 50

Tabel 3.4 : Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

Tabel 3.5 : Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian ... 52

Tabel 3.6 : Pengangguran ... 53

Tabel 3.7 : Kesejahteraan Keluarga ... 54

Tabel 3.8 : Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 55

Tabel 3.9 : Prasarana Peribadatan ... 55

Tabel 3.10 : Prasarana Olahraga ... 56

Tabel 3.11 : Prasarana Kesehatan ... 57

Tabel 3.12 : Struktur Pemerintah Desa Selotong ... 57

Tabel 3.13 : Sruktur Kepengurusan Badan Permusyawaratan Desa Selotong. ... 59

Tabel 4.1 : Karakteristik Informan Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.2 : Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.3 : Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62


(6)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DAN PEMERINTAH DESA DALAM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DESA

(Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat) Nama : Febrina Ramadhani

NIM : 120903009

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos, M.SP

Dalam konteks Undang-undang No 6 Tahun 2014, BPD mempunyai kedudukan yang setara dengan Kepala Desa. Ini berarti hubungan yang terjalin antara BPD dan Pemerintah Desa dapat dikatakan adalah sebagai mitra, artinya antara BPD dan Pemerintah Desa harus bisa bekerja sama atau berkoordinasi dengan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dan Pemerintah Desa harus saling bekerja sama serta bahu membahu dan tentunya tidak boleh saling menjatuhkan untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari pemerintahan desa. Oleh karena itu, koordinasi antara ke dua aktor tersebut harus berjalan dengan efektif, harmonis dan tidak diskriminatif, sebab koordinasi yang tidak efektif, harmonis dan diskriminatif akan membawa dampak negatif pada penyelenggaraan pemerintahan desa tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa serta kendala-kendala yang dihadapi pada saaat melakukan koordinasi.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana informan dalam penelitian ini sebanyak 9 orang yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua BPD, sekretaris dan anggota BPD serta 4 orang warga desa Selotong.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa dapat dikatakan sudah baik dan efektif. Ini dapat dilihat dari sudah tercapainya apa yang menjadi tujuan dari koordinasi yang dilakukan dan dalam berkoordinasi antara Pemerintah Desa dan BPD telah dapat menjalankan tugas ataupun tanggungjawabnya masing-masing, selain itu juga tidak ditemui konflik ataupun ketengangan diantara keduanya. Meskipun begitu koordinasi antara BPD dan Pemerintah Desa tidak terlepas dari kendala-kendala yang menyebabkan koordinasi diantara keduanya belum sepenuhnya seperti apa yang diharapkan, adapun kendala tersebut yaitu berupa perbedaan pendapat dan masalah pendapatan/insentif.

Kata Kunci : Efektivitas, Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 11

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 1

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 41

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 5

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 2