Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Selotong

tentunya. Jadi tidak bisa terlalu berharap dengan usulan tersebut. Ada 240 desa tambah kelurahan yg ada. Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Langkat saja 70 nya sudah digunakan untuk keperluan gaji pegawai . Hanya sekian persenlah yang dapat dialokasikan buat pembangunan jadi akan sangat sulit memenuhi semua usulan desa yang ada. Jadi pembangunan baru bisa dimaksimalkan sejak adanya dana desa sesuai dengan amanat undangundang mengenai desa yang terbaru. Namun demikian jika dikaitkan dengan partisipasi masyarakatnya mengenai dana ini, jika ada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dan kekurangan dana, maka warga dan segenap masyarakat Desa Selotong akan mengumpulkan dana secara sukarela melalui organisasi Remaja Mesjid arahan dari Bapak Abdul Khoiruddin.” Dari jawaban Bapak Misdi di atas dapatlah disimpulkan bahwasannya umunya partisipasi masyarakat dalam aspek dana ini pun sudah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan kontribusi untuk mengumpulkan dana secara sukarela apabila dalam suatu rencana pelaksanaa kegiatan tertentu di desa mendapatkan kendala kekurangan dana. Jadi di tengah terbatasnya dana yang dapat dialokasikam untuk pembangunan masih dapat diatasi dengan partisipasi dari masyarakat desa dengan sumbangan sukarelanya.

4.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Selotong

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa selotong yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat yang meliputi: 1. Faktor Pendorong Melakukan stimulasi pada masyarakat untuk melakukan partisipasi bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh Pak Misdi selaku Kepala Desa Universitas Sumatera Utara Selotong. Mengajak masyarakat untuk peduli terhadap pembangunan desa adalah pekerjaan yang sulit. Desa bukan seperti kota yang bisa dengan mudah memberikan sanksi hukum. Namun, dalam melaksanakan pembangunan harus didasari akan rasa gotong royong dan kerja sama. Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Misdi, “Apa yang Bapak fikirkan mengenai partisipasi masyarakat di desa ini? Dan Bapak Misdi pun menjelaskan jawabannya : “Meskipun saya baru tiga tahun memimpin desa ini, saya merasa bertanggungjawab atas maju dan mundurnya desa ini dan diberikan kepercayaan sebagai pemimpin desa itu adalah suatu kehormatan bagi saya. Hal pertama menjalankan pemerintahan Desa Selotong ini yang terbesit dalam pikiran saya sewaktu saya dilantik adalah melakukan kerjasama dengan masyarakat. Karena dengan kerjasama yang baik dengan masyarakat, maka partisipasi masyarakat pun akan dengan mudah ditimbulkan. Saya tidak berpikir mampu bekerja sendiri, karena tidak punya sumber daya yang cukup. Untuk hal tersebut lah, saya selalu mencari akal untuk mampu meningkatkan rasa kerjasama saya sebagai kepala desa dengan masyarakat desa. Tanpa mereka Desa Selotong tidak bisa berkembang”. Dari jawaban Bapak Misdi selaku kepala Desa Selotong diatas dapat disimpulkan bahwa bapak Misdi selalu ingin bersama-sama dengan warga yang dipimpinnya untuk memajukan Desa Selotong. Beliau menganggap apalah arti adanya dirinya sebagai seorang Kepala Desa Selotong apabila tidak ada kerja sama yang baik dengan warganya. Beliau menaruh harapan yang besar bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa akan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Universitas Sumatera Utara Tentang kepribadian bapak Misdi yang dihubungkan dengan caranya menghimpun partisipasi dari masyarakat, maka peneliti mengajukan pertanyaan kepada salah satu warga Desa Selotong yaitu Ibu Ida. Dan pertanyaannya adalah “Bagaimana menurut ibu tentang Kepala Desa Selotong yang saat ini memimpin? Dan bagaimana cara yang dilakukan oleh Bapak Misdi untik menghimpun partisipasi dari masyarakat desa ini?” dan jawaban dari Ibu Ida salah seorang masyarakat Desa Selotong adalah : “... Penilaian saya mengenai Bapak Misdi selaku Kepala Desa Selotong, Pak Misdi itu orangnya ramah, sewaktu kerja atau datang ke rumah beliau,beliau sangat baik dalam melayani kami. Jika ketemu dijalan, beliau kerap menyapa hingga singgah untuk mengobrol. Jika ada kegiatan desa yang akan dilakukan, beliau kerap turut dalam mengajak semua orang. Nanti ada yang ditelponnya, kemudian ada yang jumpa dijalan diajaknya. Tidak peduli siapapun itu, anak-anak juga beliau ajak dalam kegiatan tersebut. Pak Misdi terkadang juga mau itu ikut kerja perbaikin jalan”. Dari jawaban Ibu Ida di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian dari warga Desa Selotong menganggap bahwa kepribadian dari Kepala Desa yang memimpin mereka juga merupakan salah satu hal yang bisa membangkitkan niat untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan desa. Mereka memiliki anggapan bahwa warga akan mengikuti apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Dengan kepemimpinan beliau, partisipasi masyarakat timbul dengan kesukaan mereka diajak untuk sama-sama menyelenggarakan pembangunan desa. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor Penghambat Untuk menciptakan pembangunan Desa Selotong seperti yang diharapkan dengan segala sarana dan prasarana yang ada di Desa tersebut, diperlukan partisipasi masyarakat dari seluruh elemennya. Keberadaan partisipasi masyarakat adalah sebuah keharusan dalam tindakan nyata dalam pembangunan. Namun, dibalik segala usaha dan pencapaian keberhasilan, ditemukan juga bahwa ada hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dalam menciptakan suasana partisipatif dalam membangun desa, antara lain: 1 Persepsi Masyarakat Yang Negatif Dalam setiap pekerjaan, akan selalu ditemukan persepsi masyarakat yang negatif akan pembangunan yang sedang dilakukan atau sedang berjalan. Walaupun kadang keputusan diambil secara bersama, namun itu bisa saja hasil dari putusan kesepakatan suara terbanyak. Akibatnya, suara oposisi dari suara terbanyak tersebut kadang menimbulkan stigma negatif dalam proses pembangunan. Kata-kata negatif kadang diperdengarkan ke masyarakat lainnya, sehingga mampu mempengaruhi masyarakat lain untuk tidak ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Misdi selaku Kepala Desa Selotong “ Apakah semua kalangan yang ada di desa ini ikut dalam berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan desanya? Dan inilah jawaban dari Bapak Misdi selaku Kepala Desa Selotong : Universitas Sumatera Utara “.... Meskipun pada umumnya kadar partisipasi masyarakat yang ada di desa ini baik, namun belum semua kalangan di Desa ini turut berpartisipasi dalam proses pembangunan desanya. Salah satu alasan mereka adalah prioritas dalam pembanguinan desa tidak menyentuh semua kalangan, yang intinya usulan mereka akan pembangunan desa itu belum diterima karena belum bisa dijadikan prioritas dalam pembangunan desa. Selalu aja ada orang yang susah menerima pendapat orang dan orang susah diatur. Saya selaku kepala desa tetap menghormati apa pun pendapat dari warga sekalipun dia belum mau berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa disebabkan oleh berbagai macam alasan-alasan tersebut.” Dari jawaban Bapak Misdi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada sebagian dari anggota masyarakat yang belum aktif dalam berpartisipasi terhadap pembangunan yang ada di Desa Selotong. Hal tersebut diakibatkan oleh pendapat atau usulan mereka dalam pembangunan desa khususnya yang ada di tempat mereka berdomisili belum dapat dijadikan prioritas pembangunan desa. Jadi mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan sebuah ketidakadilan yang dilakukan aparatus pemerintahan desa. 2 Kekecewaan Terhadap Program yang Tidak Berjalan Banyak dari warga yang memberikan ide dan diputuskan menjadi suatu program yang layak untuk dikerjakan, karena menjadi kebutuhan desa Selotong. Namun, ada kalanya program yang sudah diputuskan dan selalu masuk sebagai program pembangunan Desa Selotong selama beberapa tahun ini, tidak juga dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Hal ini menimbulkan rasa kecewa atas tidak dilaksanakan program tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada Bapak Misdi selaku kepala desa “Apa yang membuat masyarakat kurang berpartisipasi dalam pembangunan Desa Selotong ini?” dan inilah jawaban dari bapak Misdi : “... Salah satu hal yang membuat kurangnya partisipasi masarakat dalam pembangunan Desa Selotong adalah adanya rasa kecewa terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan. Karena adanya sebagian dari perencanaan pembangunan desa yang telah disepakati bersama tapi tidak kunjung dilakukan. Kekecewaan ini nampak sekali sebelum adanya dana desa seperti sekarang karena memang dana sangar terbatas. Karena dana desa inilah perlahan kekecewaan dari masyarakat tersebut dapat dipulihkan dengan diadakannya pembangunan ke arah yang lebih baik dari segala aspek sedikit demi sedikit.” Dari jawaban Bapak Misdi di atas, dapat diketahui bahwa hal itu menjadi salah satu alasan masyarakat untuk enggan berpartisipasi akan pembangunan desa. Masyarakat memiliki stigma negatif, bahwa program yang ditawarkan tidak ditindaklanjutin dengan serius, dan mengakibatkan kekewaan sehingga jarang mau berkontribusi kembali. 3 Hasil yang Tidak Memuaskan Pada hambatan ini, masyarakat dihadapkan terhadap kepuasan menerima hasil program pembangunan mereka. Hal yang kadang mereka bisa rasakan adalah kualitas pembangunan yang tidak sesuai harapan. Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada Kepala Dusun IX desa Selotong yakni bapak Zainal “ Apa yang membuat Universitas Sumatera Utara warga Desa Selotong ini kurang berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan desa?” dan Bapak Zainal pun mengatakan : “.... Kurangnya partisipasi warga di Desa ini dapat saja disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah ada proporsi jalan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jalanan rapuh dan gampang berlobang. Hal ini menandakan infrastruktur pembangunan tidak berkualitas. Masa pakai jalan yang baik hanya berkurun waktu sebentar, jauh dari perkiraan. Padahal anggapan masyarakat itu jika jalan sudah dibangun mereka mengharapkan ya dapat dipakai selama mungkin jadi begitu ada kejadian kerusakan ya warga tentu saja kecewa tanpa memikitkan penyebab pasti hal tersebut.” Dari penuturan Bapak Zainal di atas dapat diketahui bahwa sekalipun pernah dilakukan pembangunan di Desa Selotong, akan tetapi pembangunan tersebut belum membuat puas dan senang warga desa Selotong. Salah satunya karena kualitas pembangunan yang belum maksimal dan tidak sesuai dengan harapan warga desa. Dari pengalaman pembangunan yang tidak sesuai harapan itulah kemudian membuat masyarakat semakin enggan berpartisipasi dalam pembangunan karena semakin kuatnya stigma negatif mereka akan hasil yang akan dicapai nanti. Meskipun demikian hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menanggapi respon negatif masyarakat dalam enggannya ikut terlibat dalam melaksanakan pembangunan desa Selotong. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu setiap data-data dan fakta yang diperoleh selama penelitian di lapangan dideskriptifkan atau digambarkan sebagaimana adanya yang diiringi dengan penafsiran dan analisis yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan yang ada di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di Desa Selotong, baik dengan melakukan wawancara dengan Kepala Desa, peneliti juga melakukan wawancara dengan Sekretaris Desa dan aparatur desa lainnya seperti para Kepala Dusun dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa BPD ,dan tak lupa juga peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat, serta melakukan studi kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data- data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

5.1. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa Selotong

Menurut Adisasmita, 2006:38 Partisipasi masyarakat dapat didefenisikan sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan implementasi program pembangunan. Adisasmita juga mengatakan peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat social empowerment secara aktif yang berorentasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

3 20 133

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 1 9

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 1

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 5

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 3

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 11

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 1

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 41

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 5

Efektivitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat)

0 0 2