9 Sudar
Kepala Dusun V 10
Timbal Waluyo Kepala Dusun VI
11 Amaruddinsyah
Kepala Dusun VII 12
Wagianto Kepala Dusun VIII
13 Zainal Arifin
Kepala Dusun IX 14
Birusdin Ketua BPD
15 Abdul Khoiruddin
Guru Honorer 16
Ummi Ida Guru MDA
17 Dewi
Guru MDA 18
Indri Ibu Rumah Tangga
19 Yusniar
Petani
4.3. Hasil Wawancara
Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah metode wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat
menggali informasi lebih dalam dari para informan.
4.3.1. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa Selotong
Partisipasi masyarakat merupakan suatu keterlibatan nyata masyarakat yang secara sadar ikut dalam melaksanakan suatu program yang sedang
dijalankan. Secara spesifik dijelaskan bahwa partisipasi masyarakat tidak hanya berjalan pada pelaksanaan program semata namun ikut serta dalam perencanaan
program hingga evaluasi dan pemeliharaan hasil program. Artinya, masyarakat mampu menumpahkan langsung segala tindakan, pemikiran, dan perkataan dalam
kegiatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Seturut dengan penjelasan Isbandi 2007:27 bahwa keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, Pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, Pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi adalah suatu hal yang mutlak dilakukan untuk menjelaskan penilaian perihal keikutsertaan
masyarakat tersebut. Maka sehubungan dengan hal tersebut untuk mengetahui realita yang
terjadi di Desa selotong, peneliti mengajukan pertanyaan “Secara umum bagaimana partisipasi masyarakat Desa Selotong terhadap pelaksanaan program
pembangunan di desa ini?” Bapak Misdi S.Ag selaku Kepala Desa Selotong menjelaskan :
“...Secara umum partisipasi masyarakat yang ada di Desa Selotong ini tergolong baik, hampir semua kegiatan dan program yang
diadakan oleh desa ditanggapi secara antusias oleh semua masyarakat desa dan hampir semua kalangan yang di Desa Selotong
ini menyambut baik program-program pembangunan yang akan dilaksanakan”.
Sejalan dengan jawaban Kepala Desa Selotong tersebut, Bapak Khairuddin salah satu warga Desa Selotong juga mengemukakan jawabannya :
”...Partisipasi masyarakat di Desa ini termasuk cukup baik, apalagi beberapa tahun belakangan sejak diberlakukannya kebijakan
pemerintah yang baru mengenai dana desa. Masyarakat sangat menyambut baik kebijakan tersebut dan sangat antusias untuk
berpartisipasi membangun desanya menjadi lebih baik lagi.”
Universitas Sumatera Utara
Dari dua jawaban informan di atas, terdapat kesamaan jawaban yang mengatakan bahwa pada umumnya partisipasi masyarakat Desa Selotong
tergolong baik dalam pelaksanaan program pembangunan desanya. Partisipasi masyarakat yang konon menjadi prasyarat dalam menjalankan
pembangunan, khusus nya desa, kini menjadi salah satu syarat yang juga menjadi prinsip dalam menjalankan suatu program pembangunan. Sejalan dengan
kepedulian terhadap ketata pemerintahan yang baik, maka perlunya diberlakukan good governance dalam setiap kegiatan pemerintahan desa.
Benar adanya bahwa sekarang ini desa tidak bisa berharap pada bantuan dari pusat sebagai “amunisi” maupun rencana program pembangunan. Desa tidak
bisa hanya menunggu bola yang akan diberikan namun desa juga harus mampu melakukan gerakan progresif untuk menggapai tujuan desa tersebut. Hal ini sesuai
dengan penuturan Adisasmita bahwa desa harus mampu secara mandiri dengan memanfaatkan segala kemampuan internal dengan melibatkan segala komponen
desa demi menciptakan tujuan desa. Kemampuan desa secara mandiri yang tanpa harus mengharapkan secara
penuh pengaruh dari luar desa, ternyata sangat memberikan efek positif lebih baik bagi pembangunan desa. Bermodalkan peran serta masyarakat dalam proses
pembangunan ternyata mampu menjawab segala kesulitan desa dalam perkembangannya. Mulai dari kekurangan hal paling krusial, yakni dana dapat
ditanggulangi melalui peran serta masyarakat melakukan sumbangsih dana tersebut. Berdasarkan pendapat yang diberikan Oakley dan Davis, bahwa peran
serta dalam pembangunan desa tidak hanya berpatokan pada dana, melainkan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaataan, hingga evaluasi yang
Universitas Sumatera Utara
disalurkan dalam kontribusi nyata, berupa pemikiran, tenaga dan materi menghasilkan pembangunan yang jelas bagi perkembangan desa.
Untuk mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintah desa. Hal ini
menjadi hal mutlak dimana 2 elemen tersebut harus memiliki visi dan misi yang sejalan dalam suatu ikatan kemitraan. Tanpa adanya hal tersebut, maka
masyarakat akan enggan untuk terlibat serta dalam proses pembangunan desa. Untuk itu diperlukan sebuah jiwa kepemimpinan pemimpin desa yang partisipatif.
Gary Yulk menjelaskan bahwa kepemimpinan partisipatif merupakan bentuk kepemimpinan yang dimana pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan
diambil dan dilkukan secara bersama dengan komunikasi dua arah dan mengikutsertakan orang lain dalam aplikasi program. Hal ini menjadi motivasi
masyarakat untuk ikut mengambil bagian dalam pembangunan desa. Implikasi yang dirasakan adalah masyarakat dipercayakan juga dalam pengelolaan desa dan
menciptakan suasana memiliki desa. Masyarakat dan pemerintah mampu bersinergi mewujudkan pembangunan desa yang partisipastif.
Hal ini berkaitan dengan cara Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi dari warganya, dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan
“Bagaimana cara Bapak selaku Kepala Desa Selotong dalam meningkatkan partisipasi dari seluruh masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan
yang ada di desa ini?” Bapak Misdi S.Ag pun mengutarakan jawabannya : “...Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, namun menurut saya cara yang paling efektif adalah dengan
memberikan pengertian berupa sosialisasi kepada semua elemen
Universitas Sumatera Utara
masyarakat akan arti pentingnya partisipasi dari semua masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan guna memajukan desa
Selotong menjadi lebih baik lagi seperti yang di dambakan oleh semua pihak”.
Jawaban lainnya atas pertanyaan tersebut disampaikan oleh Bapak Zainal Arifin yang juga salah satu aparatur pemerintahan desa yaitu sebagai Kepala
Dusun IX Desa Selotong : “...Salah satu cara yang dapat dilakukan Kepala Desa Selotong dan
aparatur pemerintahan desanya adalah dengan lebih menguatkan sektor ekonomi dalam penyusunan anggaran pembangunan, karena
selama ini memang fokus pembangunan masih dalam hal pembangunan fisik saja. Hal ini dianggap penting karena masih
lumayan banyak warga Desa Selotong yang lemah ekonominya”. Dari kedua jawaban diatas terdapat sedikit perbedaan pendapat dimana
Kepala Desa Selotong lebih memilih menggunakan cara sosialisasi dan memberikan penertian akan arti pentingnya partisipasi masyarakat desa sementara
Bapak Zainal berpendapat sebaiknya lebih dilakukan penguatan pada sektor ekonimi dalam anggaran pembangunan desa.
Gambaran dari Pembangunan desa yang baik adalah pembangunan yang dibangun oleh masyarakat yang dapat menumbuhkan manfaat, rasa memiliki dan
tanggung jawab masyarakat dalam mengelola, memelihara, dan menjaga baik setelah program pembangunan tersebut selesai, dan didalam pembangunan desa,
partisipasi masyarakat yang harus ditingkatkan dalam pembangunan desa tersebut ada tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi
pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap Perencanaan Pembangunan
Tahapan dalam pembangunan desa dimulai dari tahap perencanaan atau biasa disebut dengan Musrenbang Musyawarah Rencana
Pembangunan. Pada tahapan ini partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk mampu berfikir dan memberi pendapat dalam mencari masalah yang
ada di desa. Masyarakat dituntut ikut dilibatkan dan turut andil di musrenbang dalam penetapan kebijakan pembangunan desa. Keterlibatan
dalam hal ini merujuk pada apakah masyarakat ikut dilibatkan dalam proses penyusuna program-program pembangunan desa.
Sehubungan dengan tahapan pertama ini, penulis mengajukan pertanyaan kepada Bapak Misdi selaku Kepala Desa Selotong “ Apa kiat
atau usaha yang Bapak lakukan untuk menghimpun partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini?”. Dan jawaban dari Bapak
Misdi adalah : “…Dalam perencanaan pembangunan, partisipasi masyarakat
memang merupakan hal yang mutlak ada, karena tanpa partisipasi masyarakat, pembangunan itu tidak akan berjalan. Dan cara yang
saya pilih untuk menghimpun partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini adalah dengan menampung keluh
kesah mereka mengenai kekurangan-kekurangan dalam hal pembangunan yang ada di Desa Selotong ini. Dari semua aspirasi
tersebut kemudian saya akan meminta pendapat dari setiap Kepala Dusun untuk memastikan keadaan di lapangan. Namun ada pula
warga yang menyampaikan aspirasinya kepada Kepala dusun dimana dia tinggal dan kemudian Kepala dusun terkait menyampaikannya
kepada saya. Masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan semua saran yang mereka punya mulai dari hal kemiskinan, kesehatan,
infrastruktur atau apapun yang menurut mereka perlu untuk
Universitas Sumatera Utara
diperbaiki. Seluruh masukan yang diberikan oleh masyarkat akan disampaikan semua di Musrenbang desa ini, gak hanya itu masukan
atau ide dari bagian lain juga diterima dan dikumpulkan seperti masukan dari para Tokoh Masyarakat. Lalu ditentukan masukan dan
aspirasi mana yang akan dijadikan sebagai prioritas pembangunan. Setelah mendapat prioritas mana dari masukan masyarakat itulah
yang akan dimasukkan dalam RKP Rencana Kerja Pembangunan Desa yang akan diagendakan di Musrenbang Kecamatan yang akan
sangat menentukan alokasi dana desa untuk merealisasikan pembangunan desa”.
Dari penjelasan Kepala Desa Selotong tersebut dapat diketahui bahwa dalam proses perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat
dihimpun dengan cara menerima aspirasi dan masukan dari masyarakat tersebut melalui kepala dusun yang memimpin masing-masing dusun yang
ada di Desa Selotong yang kemudian dihimpun menjadi satu untuk kemudian ditentukan skala prioritas realisasinya dan dimasukkan ke dalam
Rencana Kerja Pembangunan Desa untuk dibawa ke Musrenbang Kecamatan.
Tidak terhenti pada masukan dan aspirasi masyarakat, selanjutnya saat diadakannya Musrenbang Desa pun kehadiran dari masyarakat
dianggap sangat penting untuk mengetahui program pembangunan apa saja yang akan dilakukan di desanya. Dalam hal ini penulis mengajukan
pertanyaan kepada Kepala Dusun 1 Desa Selotong : “Pada saat berlangsungnya MusRenBang Desa siapa saja yang turut berpartisipasi?
Dan Bapak Sunario selaku Kepala Dusun I Desa Selotong menyatakan :
Universitas Sumatera Utara
“... Musrenbangdes tentunya dihadiri seluruh aparatur pemerintahan Desa Selotong juga termasuk elemen Badan Permusyawaratan Desa
BPD dan Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Desa LKMD juga dihadiri oleh hampir seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa
Selotong, setidaknya stiap dusun yang ada di Desa Selotong ini harus mengirimkan perwakilannya dalam acara tersebut. Musrenbangdes
ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat Desa Selotong untuk dimintai pula saran dan masukan untuk pembangunan Desa Selotong ini.”
Jawaban Bapak Sunario tersebut sejalan dengan pernyataan salah satu warga Desa Selotong bernama Bapak Cipto yang peneliti ajukan
pertanyaan yang hampir sama yakni : Apakah Bapak sebagai salah satu warga desa Selotong turut berpartisipasi dalam pelaksanaan Musrenbang
Desa Selotong ini? Berikut adalah jawaban Bapak Cipto : “… Setiap tahunnya saya selalu diundang pada acara Musrenbang
yang diadakan desa dan saya selalu berusaha untuk datang pada acara tersebut. Acara Musrenbang tersebut biasanya dilakukan pukul
14.00 WIB dan biasanya saya telah menyelesaikan aktifitas pekerjaan saya pada jan segitu sehingga saya dapat menghadiri acara
Musrenbang tersebut. Dalam setiap diadakannya Musrenbang desa saya selalu mengusahakan untuk memberikan ide-ide yang saya punya
dalam hal pembangunan desa guna dapat ditindaklanjutioleh segenap aparatur desa ini.”
Dari kedua jawaban informan di atas, dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat terhadap pembangunan desanya tepatnya dalam
proses perencanaannya tergolong baik karena baik aparatur pemerintah desa dan masyarakat yang ada di desa tersebut memiliki antusias yang
besar dalam pelaksanaan Musrenbang desa dengan harapan hasil dari
Universitas Sumatera Utara
Musrenbang Desa tersebut dapat diaplikasikan dengan sebaik-baiknya demi kemajuan desa Selotong.
2. Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengaplikasian program- program pembangunan yang telah dipilih sesuai ranking atau prioritas
yang paling dibutuhan pada masa ini. Pada tahap pelaksanaan dimana masyarakat juga diharapkan untuk ikut berpartisipasi pada saat
pelaksanaan pembangunan, dimana adanya kerjasama antara kepala desa dengan masyarakat dalam proses pelaksanaan program pembangunan.
Sehubungan dengan tahap pelaksanaan pembangunan, Ibu Nurasiah selaku sekretaris desa Selotong menjelaskan dalam wawancara pada tahap
pelaksanaan pembangunan “Bagaimana partisipasi dari masyarakat dalam tahapan pelaksanaan program pembangunan di Desa Selotong ini?” Ibu
Nurasiah menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban: “...Tahap pelaksanaan pembangunan ini merupakan lanjutan dari
Musrenbang yang telah dilakukan di Desa. Hasil dari Musrenbang Desa akan dituangkan di dalam Rencana Kerja Pembangunan desa.
Dan dari situ RKP akan dibawa ke musrenbang kecamatan untuk dimusyawarahkan kembali dan dapat ditentukan alokasi dana yang
dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Dari situlah kita bisa memulai pengerjaan program pembangunan setelah dana turun ke desa.
Setelah dana turun kita mulai membicarakan pelaksanaanya, mulai dari membeli material sampai pengerjaan hingga selesai. Dalam hal
ini kita sangat membutuhkan bantuan masyarakat desa untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pengerjaan program tersebut.
Masyarakat dengan keahlian pertukangan sangat membantu dalam hal pembangunan infrastruktur di desa, yaa sudah pasti kita juga
Universitas Sumatera Utara
memberikan upah sesuai dengan pekerjaannya sebagai tukang bangunan ini.
Dari wawancara yang peneliti lakukan pada sekretaris desa yaitu Ibu Nurasiah, dapat dilihat bahwa masyarakat mau ikut berpastisipasi
dalam pelaksanaan program pembangunan yang jika dilihat butuh tenaga dan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya. Pernyataan di atas
disetujui oleh salah seorang kepala dusun di dusun V yaitu Bapak Sudar. Seperti pernyataan Bapak Sudar yang hampir sama dengan Ibu Nurasiah,
beliau menyatakan : “…ohh, dalam pelaksanaan program pembangunan di Desa Selotong
ini, saya ikut berpartisipasi dalam pengerasan jalan. Karena saya merasa punya keahlian dalam bidang ini yaa saya juga merasa harus
turut membantu, bagaimana pun juga ini untuk kepentingan kita di desa, selagi saya bisa membantu pasti saya lakukan. Tidak sulit
menurut saya dalam pengerjaannya, karena material kan sudah disediakan oleh desa dan banyak juga masyarakat yang ikut bantu.
Jadi Alhamdulillah bisa ringan jika dikerjakan bersama-sama.”
Dari kedua wawancara di atas, dapat dilihat masyarakat juga memberikan dukungan penuh dengan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan yang ada di desa. Mereka menunjukkan partisipasinya lewat tenaga sehingga bisa meringankan beban bersama.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap dimana adanya pengawasan dari masyarakat terhadap program pembangunan di desa yang sedang berjalan.
Kepala desa harus tetap mengajak masyarakat untuk ikut dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
keikutsertaan menilai serta mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Demikian juga mengawasi dan memahami
pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah diambil. Dalam hal ini peneliti menanyakan “Bagaimana partisipasi masyarakat dalam tahapan
pengawasan atau evaluasi pembangunan di Desa Selotong ini?” Dalam wawancara yang dilakukan kepada Bapak Misdi selaku kepala desa,
mengungkapkan : “…Dalam tahapan evaluasi pembangunan ini, kita punya tim yaitu
Tim Pengelola Kegiatan TPK, jadi tim ini bertugas untuk mengelola semua tahapan pembangunan begitu pula pada tahap evaluasi. Selain
dibantu dengan Badan Permusyawaratan Desa BPD, tim pengelola ini ada juga perwakilan dari masyarakat. Untuk masyarakat yang
paham dan mempunyai keahlian dalam pembangunan pasti akan kita masukan ke tim pengelola kegiatan tersebut. Kalau masyarakat awam,
paling kita hanya mensosialisasikan apa saja program yang sedang berjalan dan bagaimana proses maupun progresnya, dengan bantuan
dari para gamot jadi masyarakat tetap mengetahu apa saja yang sedang terjadi di desa. Tapi untuk mengevaluasi langsung datang ke
kita itu jarang sekali. Mungkin mereka menganggap semua sudah ditangani oleh BPD dan perangkat desa.”
Pernyataan serupa diungkapkan oleh Bapak Birusdin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa BPD desa Selotong ;
“…kalau partisipasi langsung masyarakat dalam tahapan ini sepertinya kurang yaa. Kita sebagai BPD memang berfungsi sebagai
pengawas pembangunan, jadi sebaik mungkin BPD dan perangkat desa mengawasi apa saja program yang sedang berjalan. Dan kita
tetap mensosialisasikan pada masyarakat. Tetapi kita tetap mengharapkan semua masyarakat mau ikut serta dalam tahapan
Universitas Sumatera Utara
evaluasi ini, kita ingin masyarakat ikut mengawasi pembangunan yang sedang berjalan. Sehingga hasil dari program pembangunan
yang telah kita sepakati sesuai dengan kebutuhan semua masyarakat. Untuk kebijakan atau keputusan yang maujana dan perangkat desa
ambil, kita mengharapkan masyarakat juga bisa memahami dan mengetahui hal iu.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita lihat dan simpulkan, bahwa Desa Selotong juga menggunakan Tim Pengelola Kegiatan yang berfungsi
sebagai pengelola dari semua tahapan pembangunan, begitu juga pada tahap evaluasi. Dan Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai badan yang
bertugas untuk mengawasi jalannya program pembangunan melakukan tugasnya dengan baik. Namun, untuk partisipasi masyarakat desa dalam tahap
evaluasi ini, sepertinya kurang baik seperti yang diutarakan oleh Bapak kepala desa dan ketua BPD, evaluasi sangat minim dilaksanakan oleh masyarakat.
Namun demikian, pihak perangkat desa tetap berharap besar agar masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam tahap evaluasi ini. Masyarakat memang
dianggap kurang memahami dengan tahapan pengawasan ini, karena mereka memang kurang mengetahui konsep tentang pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa