23
Kutipan di atas menggambarkan id Pambudi yang berkemauan kuat untuk menolong Mbok Ralem dalam membiayai pengobatannya. Dengan mendengar
biaya yang telah disebutkan oleh pihak rumah sakit, Pambudi tetap berkemauan keras untuk menolong Mbok Ralem karena Pambudi pun juga telah memprediksi
bahwa biaya yang diperlukan untuk pengobatan kanker memang besar. Sikap Pambudi dalam memperhitungkan segala sesuatu dapat dilihat
ketika Pambudi melihat Sanis, walaupun Sanis masih kelas 2 SMP, Pambudi memprediksi kalau semua gadis pada umumnya pasti akan menjadi dewasa begitu
mendapatkan haid pertama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Hanya Pambudi yang masih tinggal. Ia sedang terpesona. Apalagi
pandangan Pambudi dibalas dengan senyuman oleh Sanis. Yang tersenyum malu-malu itu seorang gadis kecil, tidak lebih. Boleh jadi
Sanis tidak memberi arti apa-apa pada senyumannya itu, tapi oleh Pambudi telah diterima selain dengan matanya, juga dengan hatinya,
bahkan dengan denyut jantungnya. Pemuda itu hampir saja mengumpat dirinya, tapi tidak. Bukankah semua gadis di Tanggir ini
menjadi dewasa begitu haidnya yang pertama hadir? Pikir Pambudi membela pikirannya yang mulai munafik.” Tohari, 2014:48.
Kutipan di atas menggambarkan bahwa Pambudi memprediksi dengan melihat tingkah laku yang ditunjukkan Sanis, maka setiap gadis akan menjadi
dewasa ketika mereka telah mendapat haid pertama. Ego Pambudi menggambarkan seorang yang munafik karena ia tidak dapat mempercayai apa
yang telah dilihatnya dalam diri Sanis, seorang gadis yang masih lugu dengan penampilan dan bentuk fisik yang sudah sangat matang diusianya yang masih
belia.
4.1.3 Pemikiran Tentang Perencanaan
Universitas Sumatera Utara
24
Setiap individu pasti memiliki tujuan dalam menjalani kehidupannya. Ketika individu tersebut telah menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka
dibutuhkan suatu rencana dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sondang P. Siagian 1994:108 mendefinisikan perencanaan adalah
sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Maka rencana perlu dirancang agar segala proses tindakan sesuai dengan yang diharapkan.
Seperti halnya Pambudi, selama bekerja di badan koperasi desa, sebenarnya Pambudi telah berencana untuk mengembangkan koperasi desa
menjadi badan usaha yang dapat dipercaya sehingga masyarakat Desa Tanggir dapat hidup sejahtera. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
”Aneh, pikir Pambudi, aku hanya ingin bekerja menurut ukuran yang wajar. Mengembangkan lumbung koperasi untuk kebaikan bersama.
Memang aku akan memperoleh keuntungan pribadi bila tujuanku berhasil. Mungkin pendapatan pribadiku akan naik. Dan siapa yang
akan mengutukku bila aku dibayar karena tenaga yang telah kuberikan kepada koperasi? Bukan hanya aku yang akan beruntung bila lumbung
koperasi Desa Tanggir menjadi badan usaha yang bonafide. Tidak, aku tidak berlebih-lebihan dalam bercita-cita ini.” Tohari, 2014:19.
Keinginan kuat Pambudi yang masih didominasi oleh id dikarenakan tujuan dari mengembangkan koperasi desa akan memperoleh keuntungan pribadi.
Tetapi Pambudi berpikir bukan hanya dia saja yang akan beruntung, tetapi masyarakat Desa Tanggir juga akan beruntung apabila proses mengembangkan
koperasi yang direncanakan Pambudi berjalan dengan semestinya.
Universitas Sumatera Utara
25
Sikap Pambudi dalam membuat rencana dapat dilihat ketika Pambudi telah siap mencari dana untuk menambah biaya pengobatan Mbok Ralem dengan
bermodalkan pasfoto dan fotokopi surat keterangan miskin dari desa, mengingat biaya yang dibutuhkan dalam pengobatan penyakit kanker yang diderita Mbok
Ralem sangat besar. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Namun sesungguhnya Pambudi telah siap mencari dana dengan cara
lain. Uangnya sendiri akan diserahkan dengan ikhlas apabila usahanya yang lain benar-benar gagal. Pasfoto dan fotokopi surat keterangan
miskin dari desa yang akan dibuatnya menjadi modal dalam mengumpulkan dana.” Tohari, 2014: 36.
Kutipan di atas menggambarkan perencanaan Pambudi dalam mencari dana tambahan untuk biaya pengobatan Mbok Ralem dengan menggunakan
pasfoto dan fotokopi surat miskin dari desa. Karena Pambudi berpikir hanya itulah satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk menghimpun dana tambahan
untuk biaya operasi Mbok Ralem. Sikap Pambudi dalam membuat rencana juga terlihat ketika Pambudi
merencanakan untuk menutup ”Dompet Mbok Ralem”. Pambudi merasa bahwa mengumpulkan sumbangan melebihi keperluan. Usul itu sangat dihargai oleh Pak
Barkah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Pambudi yang sudah datang kembali dari Tanggir, kemudian
berembuk dengan Pak Barkah. Keduanya merasa gembira dan yakin usahanya bakal berhasil. Bahkan Pambudi sudah mengusulkan untuk
menentukan kapan ”Dompet Mbok Ralem” ditutup. Usul itu sangat dihargai oleh pemilik harian Kalawarta itu. Menurut Pak Barkah,
tidaklah terpuji mengumpulkan sumbangan masyarakat melebihi keperluan.” Tohari, 2014:44.
Universitas Sumatera Utara
26
Kutipan di atas menggambarkan Superego Pambudi yang sangat optimis, yang mana Pambudi dan Pak Barkah merasa yakin akan usaha mereka dalam
mengumpulkan dana untuk biaya pengobatan Mbok Ralem. Pambudi juga merasa harus menutup ”Dompet Mbok Ralem”. Alasan Pambudi untuk menutupnya
adalah sama dengan apa yang dipikirkan dan diucapkan oleh Pak Barkah. Hal ini semakin dipertegas oleh pernyataan Pambudi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
berikut: ”Ya, kita hanya memerlukan suatu jumlah tertentu. Kurang sedikit
akan lebih baik daripada terlalu banyak lebihnya,” sambung Pambudi pula.” Tohari, 2014:45.
Sikap Pambudi dalam membuat rencana juga terlihat ketika Pambudi ingin sembahyang Jumat di surau ayah Sanis. Tetapi, Pambudi telah merencanakan hal
yang lain selain sembahyang Jumat, yaitu untuk melihat Sanis yang kebetulan rumahnya dekat dengan surau tempat Pambudi akan bersembahyang. Hal ini
dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Hari Jumat, Pambudi masih berada di Tanggir. Siang itu ia
mengenakan kain sarung baru. Kopiahnya disikat licin hingga tak sebutir debu pun melekat padanya. Ia hendak bersembahyang Jumat di
surau ayah Sanis. Andaikata pahalanya nanti dikurangi, Pambudi rela. Sebab ia bukan hanya hendak beribadat semata, tetapi ia juga sengaja
hendak melihat Sanis.” Tohari, 2014:47.
Kutipan di atas menggambarkan Superego Pambudi yang sangat antusias untuk melihat Sanis setelah selesai bersembahyang Jumat. Keinginan kuat dari
Superego membuat Pambudi sampai tidak peduli dengan pahalanya yang berkurang sekalipun hanya demi melihat Sanis seperti yang telah dia rencanakan.
Universitas Sumatera Utara
27
Sikap Pambudi dalam membuat rencana dapat dilihat ketika Pambudi dan ayahnya menginterogasi seorang pencuri bernama Bagol. Ketika ayah Pambudi
menginterogasi Bagol, Bagol tidak mau menjawabnya atau bungkam. Tetapi, Pambudi penasaran karena Bagol terlihat menyembunyikan sesuatu, maka
Pambudi merencanakan untuk menanyai Bagol secara halus demi mendapatkan informasi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
”Siapa yang menyuruhmu?” tanya ayah Pambudi kepada Bagol. Maling ayam itu diam saja, bahkan ketika pertanyaan itu diulang
sampai tiga kali, ayah Pambudi marah. Bagol ditamparnya keras sekali. Pambudi ternyata lebih sabar daripada ayahnya, menemukan
cara untuk mendapatkan pengakuan Bagol. ”Begini, kita kerja sama. Katakan terus terang siapa yang menyuruhmu dan aku berjanji akan
merahasiakan segalanya. Kau aman, sebab majikanmu tidak tahu bahwa kau telah gagal. Bila kau menolak, akan kusebarkan berita
bahwa kau telah mencoba mengguna-gunai kami. Pasti orang yang menyuruhmu akan segera mendengar kegagalanmu dan tak pelak
lagi kau pasti akan dihukumnya”. Bagol termenung sejenak, lalu mengangkat muka ke arah Pambudi. Dari sinar matanya, Pambudi
tahu bahwa maling itu akhirnya setuju atas usulnya.” Tohari, 2014:75-76.
Kutipan di atas menggambarkan sikap Pambudi yang berencana menanyai Bagol secara halus untuk mendapatkan informasi mengenai siapa yang menyuruh
Bagol melakukan hal itu, yaitu mengguna-gunai rumah keluarga Pambudi. Dari proses interogasi secara baik-baik, dapat dilihat bahwa Bagol akhirnya mau
mengakui siapa yang menyuruhnya atas dasar pertimbangan hukuman yang akan terjadi pada dirinya jika dia masih terus bungkam.
Universitas Sumatera Utara
28
4.1.4 Pemikiran Tentang Harga Diri