30
”Ya, anda benar, Pak Barkah. Kemanusiaan masih ada. Sekarang kami mohon diri. Sungguh, rasanya sulit bagi saya melupakan Bapak dan
Kalawarta. Saya percaya, Kalawarta akan menjadi bacaan semua orang. Selamat tinggal.” Tohari, 2014:55.
Sikap Pambudi mendapat apresiasi dari Pak Barkah. Bahkan Pak Barkah sampai terharu dengan apa yang telah dilakukan oleh Pambudi. Hal itu dapat
dilihat dalam kutipan berikut:
”Tidak hanya Pak Barkah yang terkesan oleh perpisahan itu. Para pegawai Kalawarta pun ikut merasa kehilangan. Anak muda dari
Tanggir itu telah meninggalkan kesan yang amat berarti. Dengan jujur Pak Barkah mengakui, bahwa sudah lama ia tidak menemukan seorang
pemuda dengan kepribadian seperti Pambudi. Seorang yang bersedia menolong sesamanya tanpa mengharapkan balas jasa apapun.”
Tohari, 2014:55.
Kutipan di atas menggambarkan kepribadian Pambudi telah dihargai dan diapresiasi oleh Pak Barkah sekaligus para pegawai harian Kalawarta, karena
mereka jarang melihat orang seperti Pambudi dan sangat takjub akan perjuangannya yang rela menolong sesamanya tanpa mengharapkan balas jasa. Ini
menunjukkan bahwa mereka saling menghargai satu sama lain.
4.1.5 Pemikiran Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seiring berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengikuti perkembangan. Teknologi diartikan sebagai cara memproduksi dan
memakai sesuatu yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam melangsungkan hidupnya Tantawi, 2015:93. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, masyarakat akan semakin mengetahui dan akan lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi dikarenakan sesuatu yang
Universitas Sumatera Utara
31
dihasilkan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil yang nyata dan dapat diterima oleh akal pikiran manusia dan juga sudah teruji kebenarannya.
Pambudi juga percaya kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu ketika pemimpin redaksi harian Kalawarta, yaitu Pak Barkah menunjukkan
naskah iklan yang dimohonkan oleh Pambudi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
”Naskah iklan itu selesai dibuat oleh Pak Barkah, kemudian diperlihatkan kepada Pambudi. ”Bagaimana, Dik Pambudi?” ”Wah,
Bapak jangan meminta persetujuan saya. Tentang iklan saya tidak tahu apa-apa, meskipun setiap saat saya mendengarnya dari radio dan
televisi.” Tohari, 2014:39
Kutipan di atas menggambarkan Pambudi percaya bahwa media iklan dapat memberikan informasi kepada masyarakat walaupun Pambudi tidak begitu
paham mengenai iklan dan juga pernah mendengannya melalui radio dan televisi, tetapi dia percaya media iklan itu dapat menyampaikan maksud dan tujuan dari
pemohon. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi juga dirasakan Pambudi
ketika ia mendengar keluhan Mbok Ralem perihal sakitnya yang mengatakan bahwa Mbok Ralem sudah berobat tiga kali kepada dukun dan sekali kepada
mantri kesehatan. Tetapi Pambudi lantas mengajak Mbok Ralem untuk pergi ke rumah sakit di Yogya untuk mengetahui sakit apa yang dideritanya. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut: ”Perempuan itu bercerita bahwa ia sudah tiga kali berobatkepada
dukun dan sekali kepada seorang mantri kesehatan. ”Aku ingin segera sembuh, Nak. Leherku makin lama makin tercekik rasanya.” ”Ya, aku
mengerti. Kukira kau memerlukan biaya yang agak banyak, sebab
Universitas Sumatera Utara
32
ongkos perjalanan ke Yogya saja tidak cukup dengan uang dua-tiga ribu rupiah.” Tohari, 2014:20.
”Keesokan harinya pagi-pagi sekali, Mbok Ralem tampak berdua dengan Pambudi menaiki bus bermesin disel ke Yogya. Tengah hari
mereka sampai di kota tujuan dan menuju rumah sakit dengan naik andong. Tohari, 2014:32.
Kutipan di atas menggambarkan sikap Pambudi yang mengusulkan Mbok Ralem harus dibawa ke rumah sakit karena setelah mendengar keluhan dari Mbok
Ralem perihal sakitnya yang tidak kunjung sembuh setelah dibawa ke dukun dan mantri kesehatan, Pambudi merasa bahwa Mbok Ralem harus dibawa ke rumah
sakit karena di situlah semua akan tahu sakit apa yang diderita Mbok Ralem kalau diperiksa di rumah sakit.
4.2 Hasil Pemikiran Modern Tokoh Utama