Saran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kronik progesif dan irreversibel serta tidak menunjukan perubahan yang berarti dalam pengamatan beberapa bulan menurut ATSERS American Thoracic Society Europen Respiratry
Society , 2012. Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah sebuah istilah keliru yang sering dikenakan pada
pasien yang menderita emfisema, bronkitis kronis, atau campuran dari keduanya. Ada banyak pasien yang mengeluh bertambah sesak napas dalam beberapa tahun dan ditemukan mengalami
batuk kronis, toleransi olahraga yang buruk, adanya obstruksi jalan napas, paru yang terlalu mengembang, dan gangguan pertukaran gas John B. West, 2010.
2.1.2. Epidemiologi Data prevalensi PPOK pada populasi dewasa saat ini bervariasi pada setiap Negara di
seluruh dunia tahun 2000, prevalensi PPOK di Amerika dan Eropa berkisar 5-9 pada individu usia 45 tahun. Pada 2010 data penelitian lain menunjukkan prevalens PPOK bervariasi dari
7,8-32,1 di beberapa kota Amerika Latin. Prevalens PPOK di Asia Pasifik rata-rata 6,3, yang terendah 3,5 di Hongkong dan Singapura dan tertinggi 6,7 di Vietnam . Untuk
Indonesia, penelitian COPD Working Group pada tahun 2002 di 12 negara Asia Pasifik menunjukkan estimasi prevalensi PPOK Indonesia sebesar 5,6. Pada tahun 2000 PPOK
menduduki peringkat ke 5 dari jumlah penderita yang berobat jalan dan menduduki peringkat 4 dari penderita yang dirawat.
Kunjungan rawat jalan pasien PPOK di RS meningkat dari 616 pada tahun 2000 menjadi 1735 pada tahun 2007. Prevalensi PPOK diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan
peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia , pergeseran pola penyakit infeksi yang menurun sedangkan penyakit degeneratif meningkat serta meningkatnya kebiasaan merokok dan
polusi udara. merupakan salah satu faktor risiko terbesar PPOK. Berdasarkan hasil penelitian prevalensi PPOK meningkat dari tahun ke tahun, dari sekitar
6 di periode tahun 1960-1979 mendekati 10 di periode tahun 2000-2007.Penyakit paru obstruksi kronis PPOK merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di
seluruh dunia.
Tabel 2.1 : Prevalensi PPOK di negara miskin WHO 2011
Meskipun demikian, PPOK masih sering diremehkan baik oleh petugas kesehatan maupun oleh penderita.
2.1.3.Faktor Risiko Faktor risiko penyakit paru obstruksi kronik adalah hal-hal yang berhubungan dan atau
yang mempengaruhimenyebabkan terjadinya PPOK pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko tersebut meliputi: a. Faktor pejamu host, b. Faktor perilaku kebiasaan merokok,
c. Faktor lingkungan polusi udara Zullies Ikawatis ,2010 , d.Faktor stress oksidatif , e.Faktor Jenis Kelamin dan f. Indeks Brinkman dan Riwayat Merokok Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia hal 4,2003 .