ruang rawat ataupun ICU. Pemberian oksigen untuk penderita PPOK yang dirawat di rumah dibedakan :
- Pemberian oksigen jangka panjang Long Term Oxygen Therapy = LTOT - Pemberian oksigen pada waktu aktiviti
- Pemberian oksigen pada waktu timbul sesak mendadak Terapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil terutama bila
tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian 15 jam setiap hari, pemberian oksigen dengan nasal kanul 1 - 2 Lmnt. Terapi oksigen pada waktu tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang sering
terjadi bila penderita tidur. Terapi oksigen pada waktu aktivitas bertujuan menghilangkan sesak napas dan meningkatkan kemampuan aktivitas. Sebagai parameter digunakan analisis gas darah
atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di atas 90. Alat bantu pemberian oksigen yaitu : nasal kanul , sungkup rebreathing sungkup
nonrebreathing . Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan kondisi
analisis gas darah pada waktu tersebut.
4. Nutrisi
Malnutrisi sering terjadi pada PPOK , kemungkinan karena bertambahnya kebutuhan energy akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni
menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Kondisi malnutrisi akan menambah mortalitas PPOK karena berkolerasi dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah
Malnutrisi dapat dievaluasi dengan : - Penurunan berat badan
- Kadar albumin darah - Antropometri
- Pengukuran kekuatan otot MVV, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi - Hasil metabolisme hiperkapni dan hipoksia
Mengatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan mengatasi masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat mengeluarkan CO2 yang terjadi
akibat metabolisme karbohidrat. Diperlukan keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu nutrisi dapat diberikan secara terus menerus nocturnal
feedings dengan pipa nasogaster. Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak
rendah karbohidrat. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat meningkatkan
ventilasi semenit oxygen comsumption dan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni. Tetapi pada PPOK dengan gagal napas kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan
kelelahan. Gangguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karena berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari gangguan ventilasi. Gangguan elektrolit
yang terjadi adalah : Hipofosfatemi , hiperkalemi , hipokalsemi , hipomagnesemi . Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. Dianjurkan pemberian nutrisi dengan komposisi seimbang,
yakni porsi kecil dengan waktu pemberian yang lebih sering.
5. Rehabilitasi PPOK
Tujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki kualiti hidup penderita PPOK . Penderita yang dimasukkan ke dalam program rehabilitasi adalah
mereka yang telahn mendapatkan pengobatan optimal yang disertai : - Simptom pernapasan berat
- Beberapa kali masuk ruang gawat darurat - Kualiti hidup yang menurun
Program dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli gizi, respiratori terapis dan psikolog. Program rehabilitiasi terdiri
dari 3 komponen yaitu : latihan fisis, psikososial dan latihan pernapasan . Ditujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasiti sistem transportasi oksigen. Latihan fisik yang baik akan
menghasilkan : - Peningkatan VO2 max
- Perbaikan kapasiti kerja aerobik maupun anaerobik - Peningkatan cardiac output dan stroke volume.
Gambar : 2.5.Alogaritma PPOK ADAM 2.2 ROKOK
2.2.1 Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi
tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. 2.2.2 Jenis Rokok
Menurut Sitepoe, M. 2007 rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis: 1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
2. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh 3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan
kemenyan Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :
1. Rokok Filter RF : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. 2. Rokok Non Filter RNF : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus
2.2.3 Kandungan Rokok Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya,
misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen