Faktor pejamu host Perilaku Kebiasaan Merokok
2.1.4.Etiologi Berbeda dengan asma, penyakit PPOK menyebabkan obstruksi saluran pernapasan yang
bersifat ireversibel. Gejala yang ditimbulkan pada PPOK biasanya terjadi bersama-sama dengan gejala primer dari penyebab penyakit ini. Etiologi PPOK yang utama adalah emfisema, bronkitis
kronik, dan perokok berat dan infeksi saluran nafas. Yang karakteristik dari bronkitis kronik adalah adanya penyempitan dari dinding bronkus diagnosis fungsional, sedangkan dari
emfisema adalah diagnosis histopatologinya, sementara itu pada perokok berat adalah diagnosis kebiasaan merokoknya habit .
Terdapat hubungan antara infeksi saluran napas terhadap eksaserbasi akut PPOK bahwa dijumpai respon imun spesifik terhadap strain bakteri dan kenyataan bahwa eksaserbasi bakterial
berhubungan dengan inflamasi neutrofil, seperti yang tampak pada PPOK umumnya Reilly, J.J., Jr., Silverman, E.K., Shapiro, S.D., 2008.
2.1.5.Klasifikasi PPOK
Tabel 2.2. Klasifikasi Derajat Keparahan PPOK dari Beberapa Panduan
Derajat I 50≤
VEP1 Ringan
70≤ VEP1
Ringan 60≤VEP180
Derajat 0 beresiko
Derajat I Ringan
80≥VEP1 Derajat
I Ringan
80≥VEP1 Derajat II
35≤ VEP150
Sedang 50≤
VEP170 Sedang
40≤ VEP160
Derajat IIa
Sedang 50≤VEP180
Derajat IIb 30≤VEP150
Derajat II Sedang
50≤VEP180 Derajat III
Berat 30≤VEP150
Derajat III
VEP1 35
Berat VEP150
Berat VEP140
Derajat III
Berat VEP1 50
gagal nagas atau
gagal jantung
kanan atau
VEP130 Derajat IV
Sangat berat
VEP1 50 gagal nagas
atau gagal
jantung kanan
atau VEP130
ATS 1995 ERS 1995 BTS 1997 GOLD 2001 GOLD 2008
Panduan mengenai derajatklasifikasi PPOK telah dikeluarkan oleh beberapa institusi seperti American Thoracic Society ATS, European Respiratory Society ERS, British Thoracic
Society BTS dan terakhir adalah Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
GOLD. Keempat panduan tersebut hanya mempunyai perbedaan sedikit, kesemuanya berdasarkan rasio VEP1KVP dan nilai VEP.
2.1.6.Patogenesis PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah penyakit inflamasi kronis paru yang memiliki
progresifitas yang lambat. Respon terhadap stress oksidatif yang terlibat pada patogenesis PPOK khususnya emfisema yang menyebabkan gagalnya organ untuk memperbaiki DNA yang rusak
karena stress oksidatif non program dari penuaan sel dan pemendekan telomere sebagai bagian dari pembelahan sel. Pemanjangan dari telomore digunakan sebagai marker dari proses secara
biologis. Kerentanan genetik yang berhubungan dengan peningkatan dari pemendekan telomere secara konsisten ditemukan pada penderita PPOK. Pajanan terhadap asap rokok menyebabkan
gangguan perbaikan dari jaringan khususnya pada matriks ekstraselular. Pada seorang perokok, disregulasi dari diferensiasi sel epitel pada morfogenesis paru serta disregulasi dari apoptosis
clearance sel dengan cara aktivasi oksidan lewat jalur Rho-Rhokinase .
Inflamasi pada saluran nafas pasien PPOK merupakan suatu respon inflamasi yang diperkuat terhadap iritasi kronik seperti asap rokok. Mekanisme yang rutin dibicarakan pada