dapat dilakukan dengan melakukan follow up pada setiap pasien PPOK di klinik atau di rumah sakit tertentu. Sehingga akan didapatkan data yang lebih valid mengenai berapa lama
waktu yang diperlukan penderita PPOK stabil menyebabkan derajat obstruksi dengan jenis rokok dengan kurun waktu berapa lama dapat menyebabkan derajat obstruksi yang parah .
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis 2.1.1. Definisi
Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh adanya hambatan aliran udara secara kronis dan perubahan-perubahan patologi pada paru,
dimana hambatan aliran udara saluran nafas bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversibel dan berhubungan dengan respon inflamasi yang abnormal dari paru-paru terhadap gas atau
partikel yang berbahaya menurut GOLD Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease,2011
. Penyakit Paru Obsrusi Kronis adalah penyakit paru kronis yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema atau gabungan keduanya Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia 2011 . Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya obstruksi saluran napas yang umumnya bersifat progresif, berhubungan dengan bronkitis kronis atau emfisema, dan dapat disertai dengan hiperaktivitas dari saluran napas yang
reversibel. PPOK adalah kelainan spesifik dengan perlambatan arus udara ekspirasi maksimal yang terjadi akibat kombinasi penyakit jalan napas dan emfisema, umumnya perjalanan penyakit
kronik progesif dan irreversibel serta tidak menunjukan perubahan yang berarti dalam pengamatan beberapa bulan menurut ATSERS American Thoracic Society Europen Respiratry
Society , 2012. Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah sebuah istilah keliru yang sering dikenakan pada
pasien yang menderita emfisema, bronkitis kronis, atau campuran dari keduanya. Ada banyak pasien yang mengeluh bertambah sesak napas dalam beberapa tahun dan ditemukan mengalami
batuk kronis, toleransi olahraga yang buruk, adanya obstruksi jalan napas, paru yang terlalu mengembang, dan gangguan pertukaran gas John B. West, 2010.
2.1.2. Epidemiologi Data prevalensi PPOK pada populasi dewasa saat ini bervariasi pada setiap Negara di
seluruh dunia tahun 2000, prevalensi PPOK di Amerika dan Eropa berkisar 5-9 pada individu usia 45 tahun. Pada 2010 data penelitian lain menunjukkan prevalens PPOK bervariasi dari
7,8-32,1 di beberapa kota Amerika Latin. Prevalens PPOK di Asia Pasifik rata-rata 6,3, yang terendah 3,5 di Hongkong dan Singapura dan tertinggi 6,7 di Vietnam . Untuk
Indonesia, penelitian COPD Working Group pada tahun 2002 di 12 negara Asia Pasifik menunjukkan estimasi prevalensi PPOK Indonesia sebesar 5,6. Pada tahun 2000 PPOK
menduduki peringkat ke 5 dari jumlah penderita yang berobat jalan dan menduduki peringkat 4 dari penderita yang dirawat.
Kunjungan rawat jalan pasien PPOK di RS meningkat dari 616 pada tahun 2000 menjadi 1735 pada tahun 2007. Prevalensi PPOK diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan
peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia , pergeseran pola penyakit infeksi yang menurun sedangkan penyakit degeneratif meningkat serta meningkatnya kebiasaan merokok dan
polusi udara. merupakan salah satu faktor risiko terbesar PPOK. Berdasarkan hasil penelitian prevalensi PPOK meningkat dari tahun ke tahun, dari sekitar
6 di periode tahun 1960-1979 mendekati 10 di periode tahun 2000-2007.Penyakit paru obstruksi kronis PPOK merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di
seluruh dunia.