Parameter pengujian Proses Pembuatan Bioetanol

i

2.4.4 Parameter pengujian

Untuk mengetahui pengaruh kondisi S.cerevisiae yang telah diadaptasi terhadap proses fermentasi yang menghasilkan bioetanol maka dilakukan uji-uji untuk mengetahui hasil bioetanolnya : 1. Jumlah Bioetanol ml Jumlah alkohol yang dihasilkan dapat diketahui dengan mengukur banyaknya bioetanol yang dihasilkan melalui proses penyulingan menggunakan alat destilasi menggunakan erlenmeyer dan gelas ukur. 2. Indeks bias Indeks bias adalah nilai yang menunjukkan kemampuan pembiasan suatu media bila dibandingkan dengan udara. Pembiasan itu sendiri terjadi akibat perubahan kecepatan cahaya ketika melewati 2 media yang berbeda. Semakin tinggi nilai indeks biasnya, akan membuat lensa kaca mata menjadi lebih tipis. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya dibahan tersebut. 3. Berat Jenis Berat jenis adalah konstanta tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut. Bentuk persamaannya adalah sebagai satuan dari berat jenis adalah kgdm 3 , gcm 3 , atau gml. gliter. Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu areometer, piknometer. Untuk pekerjaan secara rutin dalam suatu laboratorium terdapat peralatan elektronik untuk menentukan berat jenis.Berat jenis relatif spesifik adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu tertentu terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula. Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan. Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila sebagai pembanding adalah air pada suhu 40 C. Penentuan berat jenis dengan piknometer, berat jenis suatu zat dapat Universitas Sumatera Utara i dihitung yaitu mengukur secara langsung berat zat dalam piknometer dengan menimbang dan volume zat ditentukan dengan piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air. Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambah volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah : 1 Temperatur Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25 C suhu kamar. 2 Massa zat, Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar. 3 Volume zat, Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya. 4. Spesific Grafity dan API Grafity Spesific Grafity dan API Grafity adalah suatu pernyataan yang menyatakan densitas atau berat persatuan volume dari suatu bahan. Hubungan antara Spesific Grafity sg dan API Grafity G, adalah sebagai berikut: [15] Universitas Sumatera Utara i 5 , 131 5 , 141 5 , 131 5 , 141     G sg sg G 2.1 Besarnya harga API grafity berkisar dari 0 – 100, sedangkan spesific grafity merupakan harga relatif dari densitas suatu bahan terhadap air. Hubungan antara densitas, spesific grafity. 5. Uji Kualitatif Uji etanol dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan analisa K 2 Cr 2 O 7 dan H 2 SO 4 , analisa KMnO 4, analisa bakar. Universitas Sumatera Utara i BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan Bahan Bakar Minyak BBM sebagai sumber energi setiap harinya semakin meningkat, sedangkan cadangan energi minyak bumi fosil semakin menipis. Menurut majalah kompas diperkirakan konsumsi bahan bakar minyak dunia pada tahun 2025-2030 sekitar 190 juta barrel per hari, atau dua kali lipat dari konsumsi BBM saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi persoalan energi yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap energi fosil. Padahal minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui non-renewable. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar maka perlu dikembangkan bahan bakar alternatif yang sifatnya dapat diperbaharui dan ramah lingkungan renewable [1]. Sumber energi terbarukan mendapat perhatian tidak hanya untuk melindungi lingkungan tetapi juga untuk memasok kebutuhan energi dengan mengurangi ketergantungan pada minyak asing . Dalam beberapa tahun terakhir , sumber bio - energi memiliki menjadi lebih penting sebagai alternatif dan ekonomis sumber . Etanol merupakan salah satu sumber bio – energi dengan efisiensi tinggi dan dampak lingkungan yang rendah . Di seluruh dunia produksi etanol adalah sekitar 51.000 juta liter . BBM mencakup 73 dari etanol yang dihasilkan , sementara minuman dan etanol industri merupakan 17 dan 10 . sebagai penambah bahan bakar , etanol memiliki beberapa keuntungan . Woodson dan Jablonowskiy melaporkan bahwa sebagai aditif etanol , berfungsi sebagai extender Volume bahan bakar , sebuah oksigenat dan peningkat oktan” [20]. Sejak beberapa tahun 2014 terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah cadangan minyak serta pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya penggunaan dalam rumah tangga, transportasi serta aktivitas industri [2]. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan adanya bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui serta ramah lingkungan renewable [3]. Ada beberapa jenis energi alternatif yang Universitas Sumatera Utara