Landasan Hukum Penegakan Hukum di Laut

29 BAB II TINDAK PIDANA PERIKANAN DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA A. Landasan Hukum Terhadap Penegakan Hukum di Perairan Indonesia Status negara kepulauan yang diperoleh Indonesia sejak adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957 yang diberi landasan bentuk hukum dengan Undang-Undang Nomor. 4 Prp Tahun 1960 Tentang Perairan Indonesia, yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1996. Demikian juga dengan diratifikasinya UNCLOS 1982, semakin membuktikan bahwa status NKRI telah diterima dan diakui dunia Internasional dengan segala konsekuensinya. 49 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia mengatur tentang kedaulatan, yurisdiksi, hak dan kewajiban serta kegiatan di perairan Indonesia dalam rangka pembangunan nasional berdasarkan wawasan nusantara, maka penegakan kedaulatan dan penegakan hukum terhadap kapal asing yang sedang melintasi laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia dilaksanakan menurut ketentuan Konvensi dan ketentuan hukum internasional lainnya serta peraturan hukum nasional atau undang-undang yang berlaku. 50

1. Landasan Hukum Penegakan Hukum di Laut

49 http:www.acedemia.edu13120162Penegakan_Hukum_Laut_Terhadap_Illegal_Fishin gei=ZwurXDuIlc=id-IDs=1m=154host=www.google.co.idts=1465564149sig=APY 536xQK1M82vfv3riZv-tED0joEvinKQ. Diakses tanggal 25 Mei 2016 pukul 22.10 WIB. 50 Pasal 24 ayat 2 UU No. 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia menyebutkan Yurisdiksi dalam penegakan kedaulatan dan hukum terhadap kapal asing yang sedang melintasi laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia dilaksanakan sesuai dengan ketentuan konvensi hukum internasional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia landasan hukum dalam penegakan hukum dilaut, yaitu hukum nasional dan hukum internasional. Hukum nasional terdiri atas produk hukum peninggalan jaman Pemerintahan Hindia Belanda dan hukum laut produk hukum nasional. Berdasarkan Pasal I aturan peralihan UUD Tahun 1945, bahwa peraturan–peraturan produk Hindia Belanda masih berlaku sepanjang belum dibuat penggantinya yang baru. 51 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1962 Tentang Lalu Lintas Kapal Asing dalam Perairan Indonesia; Satu-satunya produk hukum Pemerintahan Hindia Belanda yang masih berlaku hingga saat ini adalah Ordonansi 1939.Pasal 13 ordonansi tersebut menyatakan penyelenggaraan penegakan hukum di laut pada dasarnya dilakukan dibawah satu instansi yaitu Angkatan Laut dimana KSAL adalah sebagai penanggung jawabnya. Dalam hal ini KSAL membawahi Perwira AL, Pandu-pandu laut, Syahbandar, dan pegawai-pegawai semacam itu serta orang- orang yang ditunjuk untuk kepentingan tersebut. Sedangkan landasan hukum yang merupakan produk hukum nasional yang berkaitan dengan bidang pelayaran yaitu: 2. Pengumuman Pemerintah RI 17 Februari 1969 Tentang Landasan Kontinen Indonesia. 3. Surat Keputusan Men Pangal 23 September 1961 Tentang Penunjukan Pejabat-Pejabat yang Diberi Wewenang untuk Mengadakan Penyidikan terhadap Kejahatan di Laut; 51 Pasal I Aturan Peralihan UUD Negara RI Tahun 1945 menyebutkan: segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. Universitas Sumatera Utara 4. Surat Keputusan Jaksa Agung No. Kep. 056 D.A71969 Tentang Penyelesaian Perkara-Perkara Tindak Pidana yang Menyangkut Perairan Indonesia; 5. Surat Keputusan Pangal No. 5810.3 Tahun 1969 Tentang Penunjukan Pejabat-Pejabatdi Lingkungan ALRI untuk melaksanakan wewenang Pangal dalam menyelesaikan perkara-perkara Tindak Pidana yang menyangkut perairan Indonesia; 6. Kep. Menhankam Pangab. No. Inst.B921969Tentang Pengamanan Pelabuhan di Wilayah RI; 7. Keppres RI Nomor 6 Tahun 1971 Tentang Wewenang Pemberian Izin Berlayar bagi segala kegiatan kerderaan asing dalam wilayah Perairan Indonesia; 8. Kep. Menhankam Pangab. No.Kep17IV75 Tentang Penetapan Alur Pelayaran Kusus bagi Kapal-kapal Penanggkap ikan asing; 9. Surat Keputusan Jaksa Agung RI No. Kep009DA1271 Tentang Pendelegasian wewenang penyelesaian perkara–perkara tindak pidana yang menyangkut perairan Indonesia; 10. Instruksi Jakasa Agung RI No. Inst.006DA1272 Tentang Jumlah dan Cara-cara Penetapan Serta Penyetoran Densa Damai; 11. Surat Keputusan Bersama Antara Menhankam Pangab, Menhub, Menkeh, Jaksa Agung No. KepB45XII75, SK901B1972, Kep779121972, JS.B721 dan Kep085JA121972 Tentang Pembentukan Bakormala. Universitas Sumatera Utara Mengingat sumber daya ikan yang dimiliki Indonesia cukup banyak diwilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI, pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan-peraturan pokok yang mengatur perikanan Indonesia: 1. Undang-Undang No.5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Lembaran Negara 1983 No. 44 2. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1984 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Lembaran Negara 1984 No.23 3. Undang-Unadng No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan Yang Diganti Dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Dan Disempurnakan Lagi Dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009. 4. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1990 Tentang Usaha Perikanan Lembaran Negara 1990 No. 19 5. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing Sepanjang Yang Berkaitan Dengan Join Ventura Bidang Perikanan. 6. Beberapa surat Keputusan Menteri, diantaranya adalah: 52 a. SK Menteri Pertanian No. 475KptsIK.12071985 Tentang Perizinan Bagi Orang Asing Untuk Menangkap Ikan di ZEEI Tanggal 1 Juli 1985.SK Menteri Pertanian No. 476KptsIK.12071985 Tentang Penetapan Tempat Melapor Bagi Kapal Perikanan Asing Yang Mendapat Izin Penangkapan Ikan di ZEEI Tanggal 1 Juli 1985 52 Chairul Anwar, ZEE Di Dalam Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 1995, hlm 167-168 Universitas Sumatera Utara b. SK Menteri Pertanian No. 477KptsIK.12071985 Tentang Pungutan Perikanan Yang Dikenakan Kepada Orang atau Badan Hukum Asing Yang Melakukan Penangkapan Ikan di ZEEI Tanggal 1 Juli 1985 c. SK Menteri Pertanian No. 277KptsIK.12051987 Tentang Perizinan Usaha Di Bidang Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia dan ZEEI Tanggal 6 Mei 1987. d. SK Menteri Pertanian No. 417KptsIK.25061988 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di ZEEI Tanggal 23 Juni 1989 e. SK Menteri Pertanian No. 477KptsIK.12071988 Tentang Perubahan Besarnya Pungutan Penangkapan Ikan Bagi Orang Atau Bdan Hukum Asing Yang Melakukan Penangkapan Ikan di ZEEI Tanggal 16 Juli 1988 f. SK Menteri Pertanian No. 900KptsIK.250121985 Tentang Kewajiban Mengekspor atau Menjual di dalam Negeri Ikan Hasil Tangkapan Kapal Perikanan Asing Tanggal 16 Desember 1988 g. SK Menteri Pertanian No. 816KptsIK.120111990 Tentang Tentang Penggunaan Kapal Perikanan Bebendera Asing Dengan Cara Sewa Untuk Menangkap Ikan di ZEEI Tanggal 1 November 1990 h. SK Menteri Pertanian No. 47AKptsIK.25061985 Tentang Jumlah Tanggkapan Ikan Yang Dipebolehkan di ZEEI Universitas Sumatera Utara i. SK Menteri Pertanian No. 815KptsIK.120111990 Tentang Tentang Perizinan Usaha Perikanan. 53 j. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. PER.03MEN2009 Tentang Penangkapan Ikan danatau Pengangkutan Ikan di Laut Lepas.

B. Tindak Pidana Perikanan Sebagai Salah Satu Bentuk Tindak Pidana Kelautan.